Inventarisasi Tahapan Pengolahan Bahan Pustaka

perpustakaan. Disamping itu perpustakaan harus mampu menjamin bahwa setiap informasi atau koleksi yang berbentuk apapun mudah diakses oleh masyarakat pengguna yang membutuhkan. Agar informasi atau bahan pustaka di perpustakaan dapat dimanfaatkan atau ditemukan kembali dengan mudah, maka dibutuhkan sistem pengolahan dengan baik dan sistematis yang biasa disebut dengan kegiatan pengolahan processing of library materials atau pelayanan teknis technical service.

2.3 Tahapan Pengolahan Bahan Pustaka

Pengolahan bahan pustaka suatu kegiatan yang meliputi Inventarisasi, Katalogisasi, klasifikasi dan pelabelan serta penyampulan bahan pustaka.

2.3.1 Inventarisasi

Inventarisasi adalah pencatatan atau pendaftaran milik kantor sekolah, rumah tangga dan lain-lain yang dipakai dalam melaksanakan tugas. Pengertian lainnya, pencatatan atau pengumpulan data tentang kegiatan, hasil yang dicapai dan lain-lain. Bahan pustaka baik buku maupun majalah, koran atau yang lainnya yang telah ada diperpustakaan perlu diolah sedemikian rupa sehingga lebih berdaya guna bagi pemakai. Pemesanan dan penerimaan bahan pustaka merupakan kegiatan awal yang harus dilakukan dan serangkaian kegiatan diperpustakaan. Bahan pustaka yang diterima diperpustakaan dapat berasal dari pembelian, tukar menukar, maupun sebagai hadiah. Menurut Sutarno 2006 kegiatan Inventarisasi merupakan kegiatan yang terdiri dari pemeriksaan dan pengecekan bahan pustaka atau koleksi yang datang ke Perpustakaan dan pembubuhan stempel Perpustakaan pada bagian atau lembar tertentu pada seetiap buku milik Perpustakaan. Universitas Sumatera Utara Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa inventarisasi adalah sutu proses pemberian identitas atau nomor induk untuk setiap buku yang datang keperpustakaan dimana setiap buku memiliki identitas yang berbeda. Kegiatan inventarisasi terutama bertujuan agar pepustakaan dapat mengontrol pemiliknya. Dengan inventarisasi perpustakaan dapat membuat laporan, menyusun statistik, menerima khasanah bahan pustaka yang dimiliki atau mengetahui bahan pustaka yang belum atau sudah dimiliki. Selain itu dapat diketahui jumlah bahan pustaka yang dimiliki suatu perpustakaan pada kurun waktu tertentu dan mengetahui bahan pustaka yang hilang. Pada intinya, kegiatan inventarisasi bahan pustaka ini adalah pencatatan semua bahan pustaka milik perputakaan yang dilakukan oleh petugas perpustakaan atau pustakawan. Adapun langkah-langkah menginventarisasi buku adalah: 1. Pemberian stempel buku Semua buku yang sudah masuk diperpustakaan harus perlu dibubuhi stempel. Tempat-tempat yang perlu dibubuhi stempel yaitu: dibalik halaman judul, bagian tengah halaman, bagian yang tidak ada tulisan atau gambar, pada halaman akhir, dan pada halaman yang dianggap rahasia. Stempel itu ada bermacam-macam. Ada stempel inventaris dan stempel identitas perpustakaan. Stempel inventaris dibubuhkan dibubuhkan dibalik halaman judul yang memuat nama perpustakaan, kolom tanggal, serta nomor inventaris. Sedangkan nomor inventaris perpustakaan yang bersangkutan diletakkan dibagian yang dianggap perlu. Misalnya pada halaman judul, ditengah-tengah buku, dan dibagian akhir buku. 2. Pemberian nomor buku. Setiap buku yang akan menjadi koleksi perpustakaan, yang harus disusun dirak buku harus diberikan nomor. Pemberian nomor tidak hanya nomor induk saja, Universitas Sumatera Utara tetapi juga pemberian nomor berdasarkan klasifikasi call number. Nomor induk adalah nomor urut buku yang sudah ada dari nomor satu sampaii nomor terakhir menunjukkan nomor buku. Nomor induk menandai setiap buku dalam perpustakaan dan sangat berguna untuk membedakan buku-buku dengan judul yang sama atau buku-buku yang dibeli lebih dari satu. Dalam buku induk, data yang perlu dicatat adalah: a Nomor induk b Tanggal pembelianpencatatan c Penulis d Judul tidak perlu seluruh kalimat judul perlu dicatat e Darimana buku diperoleh toko buku, penyalur, badan penyumbang f Harga g Catatan lain jumlah halaman, keterangan

2.3.2 Katalogisasi