Penyusunan Buku Pelabelan dan Penyampulan

slip tanggal yang dibuat dengan tujuan memberikan kemudahan kepada petugas didalam mengolah bahan pustaka buku Bahan pustaka yang telah selesai di bubuhi label harus diberi sampul plastik dengan tujuan supaya bahan pustaka lebih terawat dan terhindar dari serangga atau segala jenis perusak bahan pustaka.

2.3.4.1 Penyusunan Buku

Penyusunan buku atau bahan pustaka adaalah suatu proses pengolahan bahan pustaka, dimana buku atau bahan pustaka yang sudah selesai di katalog, di klasifikasi dan di beri perlengkapan seperti label di dususun didalam rak sesuai dengan urutan nomor klas buku atau bahan pustaka. Menurut Sutarno 2005 : 107 penyusunan bahan pustaka dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: 1. Penempatan tetap maksudnya bahwa setiap koleksi yang sudah ditempatkan pada suatu tempat seterusnya berada ditempat tersebut, tidak berubah, jika ada penambahan disusun pada urutan selanjutnya 2. Penempatan tidak tetap artinya bahwa penematan koleksi bias dipindahkan atau digeser jika ada enembahan atau pengurangan koleksi dengan yang sama atau berdekatan. Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penyusunan bahan pustaka dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penempatan tetap dan penempatan tidak tetap dengan tujuan agar pengguna lebih nyaman dalam menelusur bahan pustaka. Menempatkan buku-buku yang sudah diolah dan telah dilengkapi dengan label didalam rak atau lemari. Buku diatur sesuai dengan sandi buku yang merupakan kode kelompok subjek atau isi buku. Dengan demikian dalam penyusunan buku dirak diperhatikan nomor panggil buku karena fungsinya sebagai petunjuk tempat dan nomor urut dimana buku harus ditempatkan. Pada saat menyusun buku atau bahan pustaka, rak tidak boleh diisi terlalu penuh karena buku akan rusak jika suatu saat pengguna menarik buku dari rak Universitas Sumatera Utara kemungkinan besar akan merusak bagian depan dan bagian samping buku dan juga pegawai perpustakaan akan sulit untuk menyususn buku atau biasa di sebut Shelving. Setiap tingkat pada rak sebaiknya diisi setengah atau tiga perempatnya agar buku atau bahan pustaka baru mudah untuk di susun. Tingkat paling bawah dari setiap rak sebaiknya tidak diisi dengan buku agar tambahan buku mudah ditempatkan. Karena koleksi umumnya bertambah dengan cepat, mengosongkan satu tingkat dari setiap rak akan menghindarkan pegawai dalam menggeser susunan buku terlalu sering. Setiap rak buku harus diberi label yang dapat membantu pengguna mencari buku atau bahan pustaka dengan mudah dan cepat. Apabila ada kelompok buku yang sama, maka diurutkan 3 huruf dari nama pengarang utama mulai dari huruf pertama, kedua dan selanjutnya, maka diurutkan adalah huruf yang terakhir berbeda. Jika satu huruf pertama dari judul semua sama, maka yang diurutkan adalah urutan nomor berbeda yang masih ada tercantum dalam label. Penyusunan buku ini adalah kegiatan yang terakhir dari pengolahan bahan pustaka. Universitas Sumatera Utara

BAB III PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA PADA

PERPUSTAKAAN UNIVERITAS SARI MUTIARA INDONESIA USM INDONESIA

3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan USM Indonesia

Sejarah merupakan salah satu upaya mengenal lebih dalam tentang suatu peristiwa atau kejadian baik fenomena tertentu. Dalam hal ini, untuk mengetahui keberadaan Perpustakaan USM Indonesia, maka penting untuk diketahui sejarah singkat terbentuknya perpustakaan tersebut. Pada mulanya USM Indonesia berawal dari praktek bidan berijazah S. Sitanggang yang didirikan pada tanggal 29 September 1963, kemudian pada tanggal 11 januari 1969 namanya diganti menjadi Klinik Bersalin Sitanggang. Pada tanggal 29 Februari 1874 Klinik Bersalin Sitanggang berganti nama menjadi Rumah Sakit Bersalin Sitanggang dan 4 empat tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 31 Maret 1878 menjadi Rumah Sakit Sitanggang. Pada tanggal 5 Februari 1887 Rumah Sakit Umum Sitanggang berganti nama menjadi Rumah Sakit Sari Mutiara dan pada saat itu rumah sakit tersebut telah memiliki Sekolah Perawat kesehatan SPK. Pada tahun 1985 didirikan perpustakaan yang berukuran 12 m x 18 m yang terdiri dari ruang koleksi dan ruang baca. Pelayanannya dikhususkan bagi semua mahasiswa akademik dan dosen. Kemudian pada tahun 1992 Yayasan Sari Mutiara mendirikan 3 tiga akademika yaitu : Akademika Perawatan Kesehatan, Akademika Analisis dan Akademika Gizi. Pada tahun 1994 Yayasan ini kembali mendirikan 2 dua akademika baru yaitu : Akademika Analisis Farmasi dan Akademika Kesehatan. Kemudian pada tahun 2000 Yayasan Sari Mutiara mendirikan STIKes Sari Mutiara dan Selanjutnya pada Tahun 2001 STIKes Sari Mutiara mendirikan Akademika Kebidanan. Universitas Sumatera Utara