Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri 15
Bab 3
Desain Dasar Pembelajaran
A. Kerangka Pembelajaran
Kerangka pembelajaran Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti merupakan gabungan antara sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dan tidak dapat diajarkan secara terpisah-pisah.
Kompetensi inti KI pertama, menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya, merupakan kompetensi spiritual yang
berkaitan dengan keimanan. Kompetensi dasar yang terkait keimanan dikelompokkan dalam kompetensi inti pertama.
KI kedua, memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
dan guru; merupakan kompetensi yang berkaitan dengan interaksi sosial kemasyarakatan. Kompetensi dasar yang terkait dengan
kompetensi sikap sosial kemasyarakatan dikelompokkan dalam kompetensi inti kedua.
KI ketiga, memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah; merupakan
kompetensi yang terkait dengan pengetahuan. Kompetensi dasar yang terkait dengan kompetensi pengetahuan dikelompokkan dalam
kompetensi inti ketiga.
Kompetensi inti keempat, menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam
gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia;
merupakan kompetensi yang terkait dengan keterampilan dan kemampuan berkomunikasi. Kompetensi dasar yang terkait dalam
ranah psikomotorikketerampilan dikelompokkan dalam kompetensi inti keempat.
16 Buku Guru Kelas II SD
Meskipun keempat aspek yang tercakup dalam Kompetensi Inti merupakan satu kesatuan, namun dalam pengajarannya tidaklah mudah.
Seseorang yang berperilaku menyimpang, belum tentu merasa telah melakukan tindakan yang menyimpang. Perilaku tersebut pasti didasari
oleh pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Kematangan dan kedewasaan dalam berfikir, bersikap dan berperilaku merupakan hasil
yang ingin dicapai.
Kompetensi pengetahuan KI atau KD ketiga dan keterampilan KI atau KD keempat adalah kompetensi yang mudah diukur, berbeda
dengan kompetensi spiritual KI atau KD kesatu dan sikap KI dan KD kedua, yang relatif lebih sulit diukur. Oleh karena itu, walaupun
pada dasarnya penguasaan kompetensi ketiga dan keempat dengan kompetensi pertama dan kedua saling mempengaruhi, pada umumnya
materi pokok dalam pembelajaran terkait dengan pengetahuan dan keterampilan.
Sebagai contoh, seseorang yang lurus menjaga kebenaran akan sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas dan menghindari jalan
pintasmenyontek. Karena bersungguh-sungguh, tentu penguasaan materi akan menjadi lebih baik.
Sebaliknya, pemahaman pengetahuan tentang pentingnya pengendalian diri akan lebih menguatkan sikap dan perilaku. Jadi,
meskipun kompetensi sikap tidak secara langsung tersirat dalam materi, namun dapat dilatih sebagai dampak pengiring dalam pembelajaran
kompetensi pengetahuan dan psikomotorik.
Kompetensi sikap merupakan kemampuan dalam menginternalisasi nilai-nilai dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh implementasi kompetensi sikap di antaranya adalah: 1. Kesungguhan, kejujuran dan sikap pantang menyerah dalam belajar
dan menyelesaikan tugas, dengan kata lain ‘belajar tidak merasa lelah’
2. Keterampilan memilah dan memutuskan prioritas dan menunda kesenangan
3. Kemampuan untuk saling menghormati, menghargai, toleransi, dan bekerjasama
4. Kemampuan untuk sportifjujur, mengakui kesalahan, dan terbuka terhadap masukan, mau mengalah dan memaafkan.
5. Kemampuan berempati dan mendengarkan dalam berkomunikasi 6. Dll.
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri 17
B. Kompetensi Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah