Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri 1
Bab I
Pendahuluan
A. Hakikat Pendidikan
Dalam kitab Liji Bab XVI ayat pertama dijelaskan bahwa penguasa pemerintah bila ingin mengubah rakyat dan menyempurnakan adat
istiadat peradabannya hanya bisa dilakukan dengan pendidikan. Penguasa Raja suci saat itu adalah pemimpin yang mendapat Firman
Tian Tian Ming dan memiliki kemampuan di atas kaumnya. Raja suci terpanggil membimbing kaumnya menciptakan kehidupan peradaban
yang lebih baik. Di antara rakyatnya ada yang berperilaku baik dan ada yang tidak baik. Meskipun Watak Sejati manusia hakikatnya baik,
namun ada juga orang yang mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan umum. Oleh karena itu kehidupan masyarakat perlu diatur
dengan perundang-undangan agar kehidupan masyarakat berjalan baik.
Perundang-undangan diperlukan untuk mengatur jalannya pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat. Perundang-undangan
dapat ditegakkan ketika orang-orang baik dan lurus duduk di pemerintahan. Mengangkat orang-orang baik dan lurus cukup untuk
mendapat pujian, tetapi tidak cukup untuk menggerakkan rakyat.
Menggerakkan rakyat dapat dilakukan dengan mengembangkan mayarakat yang bajik dan bijak dan memahami mereka yang jauh.
Pemimpin yang lurus akan meneladani rakyatnya untuk berbuat lurus. Pemimpin yang mengedepankan kepentingan umum di atas
kepentingan pribadi menimbulkan simpati rakyatnya. Pemimpin yang dapat menghargai rakyatnya meskipun berada di tempat yang jauh, akan
mendapat sambutan. Hal ini akan memudahkan untuk menggerakkan rakyatnya.
Rakyat yang tergerak karena kondisi di luar dirinya tidak akan bertahan lama. Pengharapan yang diletakkan pada kondisi di luar
dirinya tidak akan langgeng. Rakyat senantiasa tergerak ketika tumbuh kesadaran dalam dirinya. Kehidupan masyarakat yang selaras dengan
Jalan Suci akan berkembang ketika rakyat mengerti tentang indahnya Jalan Suci. Rakyat akan mengerti ketika ada pendidikan. Disinilah letak
penting pendidikan dalam agama Khonghucu
2 Buku Guru Kelas II SD
Berdasarkan filosofi pendidikan ini, muncul peribahasa “Menanam pohon cukup sepuluh tahun, menanam manusia butuh seratus
tahun.” Oleh karena itu, perlu dipahami bahwa proses pendidikan membutuhkan waktu lama, kerja keras, konsistensi, dan komitmen
yang tinggi kesungguhan dari para guru. Dalam Liji ditegaskan, “Di rumah, merawat tidak mendidik itu kesalahan orang tua. Di luar rumah,
mendidik tidak sungguh-sungguh itu kemalasan guru.”
Atas dasar kenyakinan bahwa watak sejati manusia itu baik, maka melalui pendidikan dapat menjadikan orang tetap baik, bertahan pada
fitrahkodrat alaminya. Untuk itu pendidikan harus ada untuk semua orang tanpa membedakan kelas. Inilah filosofi dan pemikiran yang
paling mendasar tentang pendidikan yang dimiliki umat Ru selama ribuan tahun.
Berdasarkan uraian di atas juga dapat ditarik kesimpulan, bahwa hakikat pendidikan adalah: “Memanusiakan manusia.” Dengan kata
lain: ”Belajar menjadi manusia” sehingga tercipta manusia berbudi luhur Junzi. Dalam Liji Bab XVI Catatan Pendidikan ayat ke empat belas 14
disebutkan bahwa di antara pelajar, ada empat kekhilafan Si Shi yang wajib dipahami seorang pengajar. 1 Khilaf karena terlalu banyak yang
dipelajari Duo Shi; 2 khilaf karena terlalu sedikit yang dipelajari Gua Shi; 3 khilaf karena menggampangkan Yi Shi; dan 4 khilaf karena
ingin segera berhenti belajar Zhi Shi. Keempat masalah ini timbul di hati yang tidak sama. Bila diketahui akan hatinya, kemudian akan dapat
menolong mereka dari kekhilafan itu. Mendidik ialah menumbuhkan sifat-sifat baiknya dan menolong dari kekhilafannnya.
B. Pendidikan yang Baik