Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Anatomi Organ Reproduksi Wanita

Organization WHO, standar rata-rata seksio sesarea disebuah negara adalah sekitar 5-15. Di rumah sakit pemerintah rata-rata 11, sementara di rumah sakit swasta bisa lebih dari 30. Tingginya angka kelahiran dengan seksio sesarea bukan hanya karena indikasi medis, seperti penyakit sistemik, posisi bayi, atau kondisi lainnya yang membahayakan nyawa baik janin, maupun ibunya, tetapi juga karena indikasi non-medis, seperti pemilihan tanggal yang diinginkan orang tua, menurut ‘feng shui’, dan juga dikarenakan anastesi yang diharapkan oleh ibu agar terhindar dari rasa sakit. Berdasarkan hasil survei awal di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi di Kota Medan, didapati bahwa populasi ibu yang menjalani persalinan pada tahun 2012 berjumlah 626 orang dengan rincian 257 orang ibu yang menjalani persalinan spontan dan 369 orang ibu yang menjalani seksio sesarea. Dari latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui penilaian skor APGAR di Kota Medan, khususnya di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran skor APGAR pada neonatus melalui persalinan spontan dan seksio sesarea?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran skor APGAR pada neonatal dengan kelahiran spontan dan seksio sesarea. 1.3.2. Tujuan Khusus Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui jumlah angka kematian neonatal di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi di Kota Medan tahun 2012. Universitas Sumatera Utara 2. Untuk mengetahui jumlah bayi dengan skor APGAR yang rendah pada persalinan spontan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi di Kota Medan tahun 2012. 3. Untuk mengetahui jumlah bayi dengan skor APGAR yang rendah pada persalinan seksio sesarea di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi di Kota Medan tahun 2012. 4. Untuk mengetahui angka kematian neonatal dengan skor APGAR yang rendah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi di Kota Medan tahun 2012.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Tambahan informasi kepada Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan tentang gambaran skor APGAR pada nenonatus dengan kelahiran spontan dan seksio sesarea. 2. Tambahan informasi kepada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang gambaran skor APGAR pada nenonatus dengan kelahiran spontan dan seksio sesarea. 3. Tambahan wawasan kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya penurunan skor APGAR pada seksio sesarea. 4. Tambahan wawasan kepada masyarakat tentang kelebihan dan kekurangan dalam persalinan spontan maupun seksio sesarea. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Organ Reproduksi Wanita

2.1.1. Rongga Panggul Rongga panggul dapat digambarkan sebagai sebuah silinder yang bengkok, kemudian dipotong secara oblik, dan bagian yang terbesar adalah di bagian posterior, dengan bandingan Posterior : Anterior = 2 : 1 ; atau lebih kurang 10 cm : 5 cm. Batas posterior dari rongga panggul adalah bagian anterior dari sakrum yang bagian tepi anteriornya berhubungan dengan korpus vertebra sakralis pertama yang disebut promontorium yang berfungsi untuk penanda pelvimetri klinis; batas lateralnya adalah tulang-tulang iskium, yang apabila bidangnya diperlebar ke bawah, maka akan bertemu di daerah dekat lutut dan insisura- insisura serta ligamentum-ligamentum sakroiskiadika ; batas anteriornya adalah tulang pubis, rami superior asenden tulang iskium, dan foramen obturatoria. Spina iskiadika merupakan petunjuk untuk mengetahui sudah berapa jauh janin masuk ke rongga terbawah panggul Cunningham, 2006 Gambar 2-1. Rongga Panggul Wanita Adapula yang kita sebut dengan bidang Hodge, yaitu bidang yang digunakan untuk menentukan seberapa jauh bagian depan janin turun ke dalam rongga panggul. Bidang Hodge terdiri dari 4 bagian, yaitu: H 1 adalah sama dengan pintu atas panggul ; H 2 adalah sejajar dengan H 1 melalui pinggir bawah simpisis pubis ; H 3 adalah sejajar dengan H 1 melalui spina ischiadicae ; H 4 adalah sejajar dengan H 1 melalui ujung os coccygeus. Maka dari itu, apabila Universitas Sumatera Utara dikatakan bahwa kepala sudah turun, itu berarti bahwa posisi kepala sudah sampai di H 3, dan apabila dikatakan bahwa kepala sudah sampai di dasar panggul, maka kepala telah mencapai bidang H 4 Sastrawinata, 1983. 2.1.2. Organ Reproduksi Wanita a. Ovarium Ovarium merupakan organ yang berbentuk seperti buah almond yang berukuran 2 x 4 x 1,5 cm ini terletak di rongga pelvis wanita, tepatnya di belakang uterus, berfungsi sebagai tempat untuk memproduksi sel germinal dan untuk biosintesis hormon steroid, dan apabila telah mengalami menopause, maka organ ini akan mengecil dan bisa tidak terpalpasi sama sekali Heffner, 2006 dan Cunningham, 2006. Perempuan pada umumnya memiliki 2 ovarium yaitu di kanan dan kiri dari uterus dan apabila ovum yang berada di ovarium ini mengalami ovulasi, maka ukurannya menjadi lebih besar, dan dapat berdiameter hingga 2,5 cm pada kehamilan umur 4 bulan Prawirohardjo, 2010. Letak ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul yang melekat melalui mesovarium ke ligamentum latum yang bisa kita sebut dengan ligamentum utero-ovarika Heffner, 2006. Permukaan dari ovarium ini bergantung juga pada usia, yaitu pada usia muda, organ tersebut lunak, permukaannya berwarna putih pudar, dan berkilauan dikarenakan adanya folikel yang kecil dan bening ; sedangkan pada usia tua, seiring berjalannya waktu, permukaan eksterior folikel tersebut dapat berlipat- lipat Cunningham, 2006. b. Tuba Fallopii Tuba Fallopii merupakan suatu saluran yang pada ujung ujungnya melekat ke uterus, pada ujung-ujung yang satunya mempunyai fimbriae yang letaknya dekat dengan ovarium atau disebut dengan bagian yang distal Heffner, 2006 dan Cunningham, 2006. Tuba Fallopii terdiri atas empat bagian, yaitu : 1 Pars interstitial yang merupakan bagian yang berjalan di dalam dinding uterus; 2 Pars isthmica yang Universitas Sumatera Utara merupakan bagian tuba yang keluar dari dinding uterus dan juga bagian yang lurus dan sempit; 3 Pars ampullaris yang merupaan bagian yang melebar ke lateral dan membentuk huruf S; 4 Infundibulum yang merupakan ujung dari Tuba Fallopii yang memiliki fimbriae yang berbentuk seperti jari-jari yang berguna untuk menangkap ovum yang keluar dari ovarium dan jatuh di belakang uterus Heffner, 2006; Cunningham, 2006; Sastrowinoto, 1983. c. Uterus Uterus merupakan sebuah organ muskular yang berbentuk seperti buah pir yang terletak di antara kandung kemih di bagian anteriornya dan rektum di bagian posteriornya. Adapun uterus terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1 Fundus uteri yang merupakan bagian yang paling proksimal tempat insersinya Tuba Fallopii dan sebagai salah satu patokan untuk mengetahui umur kehamilan pada ibu; 2 Korpus uteri yang merupakan bagian terbesar dari uterus sebagai tempat berkembangnya janin, yang tersusun atas otot-otot dengan 3 lapisan yaitu endometrium di bagian terdalam, miometrium di bagian tengah, dan perimetrium di bagian terluar dari uterus; 3 Serviks uteri yang merupakan bagian terbawah, yang terletak di atas vagina dan terdiri dari jaringan kolagen, jaringan pembuluh darah, dan memiliki serabut otot polos. d. Vagina Vagina merupakan struktur yang menghubungkan antara introuitus vagina dan uterus. Vagina terdiri dari 2 bagian yaitu yang berlipat-lipat yang disebut dengan rugae dan bagian yang lebih keras yang disebut dengan kolumna rogurum. Lipatan-lipatan ini dapat melebar sewaktu melahirkan, sesuai dengan fungsinya yaitu bagian lunak jalan lahir Trijatmo, 2010 dan Cunningham, 2006.

2.2. Persalinan Spontan