Menghitung Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Variabel Y

Ganjar Septehandrika Andriawan, 2013 PENGARUH TATA RUANG KANTOR TERHADAP STRESS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM PDAM TIRTAWENING KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Membandingkan nilai uji F dengan nilai F tabel kemudian membuat kesimpulan.  Jika ditolak dan diterima, apabila dinyatakan signifikan diterima.  Jika diterima dan ditolak, apabila dinyatakan tidak signifikan ditolak.

3.10.2 Menghitung Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Variabel Y

Untuk mengetahui hubungan variabel X tata ruang kantor dengan variabel Y stress kerja karyawan dicari dengan menggunakan rumus Product Moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson, yaitu: Nilai koefisien korelasi kemudian dikonsultasikan dengan tabel Guilford tentang batas-batas r untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel X dan variabel Y. Maka dapat digunakan pedoman interpretasi koefisien korelasi seperti yang dituangkan dalam tabel berikut ini: Tabel 3. 13 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Besarnya nilai r Interpretasi 0,000 sampai dengan 0,199 0,200 sampai dengan 0,399 0,400 sampai dengan 0,599 0,600 sampai dengan 0,799 Korelasi sangat rendah diabaikandianggap tidak ada Korelasi rendah Korelasi sedang Korelasi tinggi Ganjar Septehandrika Andriawan, 2013 PENGARUH TATA RUANG KANTOR TERHADAP STRESS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM PDAM TIRTAWENING KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,800 sampai dengan 1,000 Korelasi sangat sangat tinggi Sumber: Ating Somantri dan Sambas 2006:341 Untuk mengukur seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh Variabel Tata Ruang Kantor terhadap Variabel Stress Kerja Karyawan maka digunakan rumus koefisien determinasi KD yaitu, KD = r 2 x 100 Ating Somantri dan Sambas, 2006:341. Dengan r 2 dicari dengan rumus sebagai berikut: Adapun dalam perhitungannya penulis menggunakan bantuan Software Microsoft Office Excel 2007 . Ganjar Septehandrika Andriawan, 2013 PENGARUH TATA RUANG KANTOR TERHADAP STRESS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM PDAM TIRTAWENING KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis pada Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirtawening Kota Bandung, untuk mengetahui pengaruh tata ruang kantor terhadap stress kerja karyawan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kondisi tata ruang kantor di Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirtawening Kota Bandung berada dalam kategori cukup baik, artinya secara umum responden beranggapan bahwa ruang kantor yang ada di Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirtawening Kota Bandung sudah tertata cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden pada variabel X yang menunjukkan hasil yang termasuk kedalam kategori cukup baik. Pada indikator pertimbanganperencanaan spasial, perencanaan ruangan, perlengkapan atau perabotan dan pesan-pesan grafis mendapat tanggapan cukup baik dari responden. Namun, untuk indikator tata cahaya dan warna yang mendapatkan tanggapan baik. Artinya masing-masing indikator berada dalam kategori baik dan cukup baik. Hal ini membuktikan bahwa dari setiap indiaktor tata ruang kantor sudah terencana dengan cukup baik, namun tata ruang kantor tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. 2. Tingkat Stress kerja karyawan di Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirtawening Kota Bandung dinilai tinggibaik. Artinya responden beranggapan bahwa stress kerja karyawan sudah mampu mengelola