Keaslian Penulisan Tinjauan Kepustakaan

sebagai suatu bahan masukan dan bahan pertimbangan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam pelayanan pembuatan dan pengurusan akta kelahiran.

D. Keaslian Penulisan

Adapun judul tulisan ini adalah Analisis Yuridis Tentang Akta Kelahiran Bagi Anak Yang Belum Terdaftar Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan Studi Kecamatan Medan Denai. Judul skripsi ini belum pernah ditulis dan diteliti dalam bentuk yang sama, sehingga tulisan ini asli, atau dengan kata lain tidak ada judul yang sama dengan mahasiswa Fakultas Hukum USU. Dengan demikian keaslian skripsi ini dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

E. Tinjauan Kepustakaan

Anak merupakan bagian dari generasi muda yang menjadi sumber daya pencapaian tujuan pembangunan nasional Indonesia. Anak memiliki peran strategis yang secara tegas dinyatakan bahwa Negara menjamin hak setiap anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta atas perlindungannnya. 4 Anak merupakan bagian dari generasi muda yang tidak dapat dipisahkan. 5 Terlebih dalam pemenuhan haknya, seorang anak tidak dapat melakukannya sendiri disebabkan kemampuan dan pengalamannya yang masih terbatas, khusus orang tua memegang peranan penting dalam memenuhi hak-hak anak. 6 Dalam konteks pemenuhan hak atas akta kelahiran, maka apabila negara tidak mengalokasikan anggarannya secara khusus bagi pemenuhan hak asasi anak-anak dari keluarga miskin, dapat dikatakan negara telah melanggar HAM melalui tindakannya 4 Widodo, Prisonisasi Anak Nakal : Fenomena dan Penanggulangan, Penerbit Aswaja Pressindo, Yogyakarta, 2013, hlm 10 5 Gatot Supramono, Hukum Acara Pengadilan Anak, Cetakan kedua, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2005, hlm 1 6 M. Nasir Djamil, Anak Bukan untuk di Hukum, Cetakan 1, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, 2013, hlm 12 Universitas Sumatera Utara act commission karena negara secara sistematis melalui kebijkan politik anggarannya mengabaikan pemenuhan hak asasi keluarga miskin. Di samping melakukan pelanggaran melalui tindakannya, negara juga melanggar hak keluarga miskin melalui pembiaran act ommision karena kegagalannya memanfaatkan anggaran publiknya untuk kepentingan pemenuhan hak-hak asasi anak-anak keluarga miskin. Kondisi ini bertentangan dengan Pasal 27 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menegaskan bahwa identitas diri setiap anak harus diberikan sejak kelahirannya yang dituangkan dalam akta kelahiran. Lebih jauh Pasal 28 menyatakan bahwa pembuatan akta kelahiran menjadi tanggungjawab pemerintah dan pembuatannya tidak dikenai biaya. 7 Untuk mewujudkan KabupatenKota Layak Anak, salah satunya setiap anak memiliki akta kelahiran. Hanya selembar kertas, namun akta kelahiran memiliki kekuatan yang maha dahsyat. Bagi anak yang belum memiliki akta kelahiran, sudah dipastikan anak tersebut terabaikan dalam segala hal, seperti tidak dapat bersekolah, tidak dapat pelayanan imigrasi, dan lain sebagainya. Intinya, akta kelahiran sangat berguna sebagai awal pengakuan Negara terhadap warga negaranya. Kementerian Dalam Negeri yang berwenang menerbitkan Akta Kelahiran sebagaimana perintah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, telah memberi kemudahan bagi orang tua untuk mengurus akta kelahiran. Begitu juga dengan sebagian kabupatenkota, BupatiWalikota bersama DPRD telah menerbitkan Peraturan Daerah danatau Peraturan BupatiWalikota untuk mengratiskan akta kelahiran. Sebagai contoh Kota Tangerang Selatan, Dinas Catatan Sipil membuka layanan langsung melalui Mobil Keliling. Meskipun demikian, sampai tegat waktu sesuai dengan Rencana Strategi Kementerian Dalam Negeri, setiap anak 7 http:disdukcapil.sidoarjokab.go.id?go=cp_artikelart2kdartikel=20100000 diakses tgl 3 Oktober 2014 Universitas Sumatera Utara Indonesia memiliki akta kelahiran 2011, masih banyak anak belum memiliki akta kelahiran. Salah satu penyebab belum semua anak memiliki akta kelahiran, karena orang tua belum serius menjadi ayah dan ibu dari anak mereka. Selain itu, sosialisasi pentingnya memiliki akta kelahiran belum menyentuh semua ayah dan ibu. 8 Peristiwa kelahiran merupakan peristiwa hukum yang memerlukan adanya suatu pengaturan yang tegas, jelas dan tertulis sehingga terciptanya kepastian hukum dalam masyarakat. Oleh karena itu peristiwa kelahiran perlu mempunyai bukti yang otentik, karena untuk membuktikan identitas sese-orang yang pasti dan sah adalah dapat kita li- hat dari akta kelahiran yang di keluarkan oleh suatu lembaga yang berwenang mengeluarkan akta tersebut. 9 Pencatatan kelahiran merupakan hal yang sangat penting bagi orang yang bersang-kutan maupun bagi negara, karena dengan adanya pencatatan kelahiran yang teratur maka dapat diketahui persentase pertambahan penduduk setiap tahunnya, hal ini akan mem-bantu pemerintah dalam menetapkan kebijak-sanaan yang berhubungan dengan masalah ke-pendudukan. Penduduk di satu pihak meru- pakan modal dasar pembangunan, di lain pihak penduduk juga penentu sasaran pem-bangunan. Dengan kata lain penduduk sebagai pelaku utama dalam pembangunan. Namun apabila pertumbuhan penduduk berlangsung tanpa kendali dan tanpa dibarengi dengan per- kembangan teknologi dan pengelolaan Sumber Daya Manusia SDM yang baik, maka yang terjadi bukan perkembangan Negara yang ma-ju, justru akan menimbulkan masalah lain se-perti kemiskinan dan tingkat kriminalitas yang meningkat. Ada tiga alasan mengapa pencatatan kelahiran itu penting, yaitu sebagai berikut: 8 http:www.ykai.netindex.php?view=articleid=886:masih-banyak-anak-belum-memiliki- akta-kelahiran diakses tgl 3 Oktober 2014 9 Victor M. Situmorang, Aspek Hukum Akte Catatan Sipil di Indonesia, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, 1991, hlm 40 Universitas Sumatera Utara 1. Pencatatan kelahiran adalah pengakuan formal mengenai keberadaan seorang anak, secara individual terhadap Negara dalam hukum. 2. Pencatatan kelahiran adalah elemen penting dari perencanaan nasional. Untuk anak- anak, memberikan dasar demografis agar strategi yang efektif dapat dibentuk. 3. Pencatatan kelahiran adalah cara untuk me-ngamankan hak anak lain, misalnya iden-tifikasi anak sesudah berperang, anak dite-lantarkan atau diculik, agar anak dapat me-ngetahui orang tuanya khususnya jika la-hir diluar nikah, sehingga mereka men-dapat akses pada sarana atau prasarana da-lam perlindungan negara dalam batas usia hukum misalnya : pekerjaan, dan dalam sistem peradilan anak serta mengurangi atau kemungkinan penjualan bayi atau pembunuhan bayi. 10 Sebagaimana pemikiran Aristoteles yang menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk sosial atau disebut dengan istilah “Zoon Politikon”, dimana manusia tidak akan bisa hidup secara individual dan cenderung hidup berserikat dan bersosialisasi. Begitu pula seorang anak termasuk anak luar kawin yang akan hidup bersosialisasi dengan lingkungan-nya, maka untuk kebutuhan tersebut seorang anak memerlukan identitas diri yang dibuktikan dengan adanya Akta Kelahiran. Anak luar kawin seperti halnya anak sah, berhak mendapatkan hak-hak yang sama dimata hukum. Sebagai contoh adalah hak memperoleh identitas diri, sebagaimana diatur dalam Pasal 27 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, yang menyatakan bahwa: Ayat 1 ”Identitas diri setiap anak harus diberikan seja k kelahirannya”; Ayat 2 ”Identitas sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dituangkan dalam Akta Kelahiran”. Anak Luar kawin juga mencerminkan adanya suatu Kepastian Hukum atas Kepemi-likan Dokumen, 10 Daly Erni, ”Kajian Implementasi Peraturan Perundang-undangan dalam Hal Pem-buatan Akta Kelahiran”, Laporan Penelitian, Depok,1999, hlm 2 Universitas Sumatera Utara sebagaimana yang telah dise-butkan dalam Pasal 2 point d Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan. Banyak pengertian administrasi yang dikemukakan oleh para ahli administrasi, ada pengertian adminitrasi secara luas dan ada pengertian administrasi secara sempit, dan bahkan ada yang mengartikan sebagai proses sosial. Dalam pengertian yang luas menyebutkan bahwa : ”Administrasi adalah kegiatan sekelompok manusia melalui tahapan-tahapan yang teratur dan dipimpin secara efektif dan efisien, dengan menggunakan sarana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan Dalam implementasinya, administasi berkembang dan mempunyai tugas-tugas yang biasa disebut sebagai fungsi administrasi diantaranya adalah fungsi perencanaan, pengorganisasian sampai dengan fungsi pengawasan ”. 11 Sedangkan dalam pengertian sempit, menyebutkan bahwa : ” Administrasi adalah suatu kegiatan yang meliputi catat-mencatat, surat- menyurat, pembukuan ringan, ketik mengetik, agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan ’. 12 Menurut Prajudi mengemukakan sebagai berikut : Administrasi adalah suatu sistem atau sistema yang tertentu, yang memerlukan input, transportasi, pengolahan dan output tertentu. 13 Sedangkan Siagian merngemukakan pengertian administrasi sebagai berikut : ”Administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan dari keputusan- keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya ”. 14 Dari beberapa pengertian administrasi dari para ahli diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : 11 Musanef, Manajemen Kepegawaian di Indonesia, Jilid 1, PT Toko Gunung Agung, Jakarta, 1996, hlm 1 12 Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, CV. Haji Masagung, Jakarta, 1996, hlm 2 13 Prajudi Atmosudirjo, Administrasi Manajemen Umum, Penerbit CV Mas Haji, Jakarta, 2000, hlm 17 14 Sondang Siagaan. Administrasi Pembangunan. Penerbit CV Haji Masagung, Jakarta, 2006, hlm 5 Universitas Sumatera Utara Administrasi adalah keseluruhan proses rangkaian pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang terlibat dalam suatu bentuk usaha bersama demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Meskipun rumusannya sederhana, pengertiannya tetap mempunyai cakupan yang luas, yaitu seluruh proses kegiatan yang berencana dan melibatkan seluruh anggota kelompok. Dalam administrasi juga dibutuhkan input, transportasi, pengolahan dan output tertentu. Dalam peraturan pemerintah pada Undang-undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yang dimaksud dengan Administrasi kependudukan adalah : ”Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui program pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain ”. 15 Negara juga mewajibkan seluruh ma-syarakat untuk melaporkan kelahiran dan me-ngurus pembuatan Akta Kelahiran, hal ini tertuang dalam Pasal 27 UU Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, yang berbunyi: Ayat 1 ”Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk kepada Instansi Pelaksana di tempat terjadinya pe- ristiwa kelahiran paling lambat 60 enam puluh hari sejak kelahiran” Ayat 2 ”Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada Ayat 1, Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran” Pejabat Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud dalam pasal tersebut adalah Pejabat yang melakukan pencatatan peristiwa penting yang dialami seseorang pada Instansi Pelak-sana yang pengangkatannya sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Dalam pasal tersebut juga menegaskan bahwa dalam peristiwa kelahiran ada suatu ke-wajiban bagi penduduk untuk melaporkannya kepada Instansi 15 Undang-undang No. 23 tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hlm 4 Universitas Sumatera Utara terkait. Kemudian menjadi ke-wajiban Instansi tersebut untuk mencatat pe-ristiwa kelahiran tersebut dan menerbitkan Akta Kelahiran sebagai hak dari setiap pen-duduk. Instansi yang dimaksud dalam hal ini adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Berdasarkan uraian kedua Undang-Undang tersebut, baik Undang-Undang No- mor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak maupun Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan. Negara dalam hal ini melalui pemerintah mewujudkan perlindungan bagi Anak Luar Kawin dalam bentuk sebagai berikut: 1. Memberikan jaminan atas Kepastian hukum perolehan Akta Kelahiran sebagai- mana yang diperoleh anak sah pada umumnya; 2. Memberikan jaminan dalam pelaksanaan-nya tidak dipungut biaya apapun; 3. Menjamin setiap Anak Luar Kawin berhak memperoleh pendidikan layak sebagaimana diperoleh anak-anak bangsa Indonesia pada umumnya; Pencatatan Kelahiran, selain membawa manfaat bagi anak yang bersangkutan, juga memberikan manfaat bagi pemerintah dalam mengetahui jumlah pertumbuhan penduduk dan menentukan kebijakan atau langkah yang akan dilaksanakan dalam menentukan arah dan tujuan Pembangunan Nasional. Selain itu, jaminan perolehan akta kela-hiran juga tertuang dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Admi-nistrasi Kependudukan, yang menyebutkan bahwa: “Setiap penduduk mempunyai hak un-tuk memperoleh: a. Dokumen Kependudukan; b. Pelayanan yang sama dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil; c. Perlindungan atas Data Pribadi; d. Kepastian hukum atas kepemilikan dokumen; Universitas Sumatera Utara e. Informasi mengenai data hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil atas dirinya danatau keluarganya; f. Ganti rugi dan pemulihan nama baik sebagai akibat kesalahan dalam pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, serta pe-nyalahgunaan data pribadi oleh Instansi Pelaksana.”

F. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Studi Tentang Penerbitan Akta Catatan Sipil Oleh Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Medan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan

4 74 90

Prosedur Penerbitan Akta Kematian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Administrasi Kependudukan (Studi Kota Medan).

21 161 89

Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Terhadap Partisipasi Masyarakat Untuk Mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan

0 54 86

UNDANG UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

0 0 43

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

0 0 44

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

0 0 44

Studi Tentang Penerbitan Akta Catatan Sipil Oleh Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Medan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan

0 0 19

BAB II PENGATURAN PENCATATAN KELAHIRAN BAGI ANAK DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN A. Pencatatan Kelahiran Menurut KUHPerdata - Analisis Yuridis Tentang Akta Kelahiran Bagi Anak Yang Belum Terdaftar Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 200

0 0 27

BAB I I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Tentang Akta Kelahiran Bagi Anak Yang Belum Terdaftar Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan (Studi Kecamatan Medan Denai)

0 0 17

ANALISIS YURIDIS PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN BAGI ANAK YANG BELUM DI DAFTARKAN KELAHIRANNYA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 - Repository UNRAM

0 0 17