perempuan, dianggap
sebagai telah
dilahirkan, bila
kepentingan anak
menghendakinya.
30
Dengan demikian, sebelum anak yang diakui tersebut lahir, maka bisa terjadi hubungan hukum kekeluargaan antara ayah dengan anak, sebagai akibat adanya
pengakuan secara parental terhadap anak yang belum lahir tersebut. Biasanya pengakuan sebelum lahir ini diterapkan pada peristiwa khusus yang merupakan
pengecualian untuk suatu kepentingan, misalnya dalam hal warisan.
31
Adapun bukti-bukti
otentik tersebut
dapat digunakan
untuk mendukungkepastian, tentang kedudukan seorang itu adalah adanya akta yang
dikeluarkan oleh suatu lembaga, dimana lembaga inilah yang berwenang untuk
mengeluarkan akta- akta mengenai kedudukan hukum seseorang. Sesuai bunyi Pasal
261 Kitab Undang- undang Hukum Perdata menyatakan bahwa : “keturunan anak sah
dapat dibuktikan dengan akta - akta kelahiran mereka, sekedar telah dibukukan dalam
regis ter catatan sipil’’.
B. Pengertian Pencatatan Kelahiran Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, merupakan suatu upaya pemerintah untuk mengatasi keanekaragaman, dan menciptakan kesatuan
unifikasi hukum bagi rakyat Indonesia yang heterogen, khususnya di bidang perkawinan. Apabila dalam perkawinan telah dilahirkan anak-anak dan jika telah
memiliki akta nikah, harus segera mengurus akta kelahiran anak-anak ke Kantor Catatan Sipil setempat agar status anak pun sah di mata hukum. Jika pengurusan akta
kelahiran anak ini telah lewat 14 empat belas hari dari yang telah ditentukan, terlebih dahulu harus mengajukan permohonan pencatatan kelahiran anak kepada Pengadilan
30
Ibid, hal 2
31
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Negeri setempat. Dengan demikian, status anak dalam akta kelahirannya bukan lagi anak luar kawin. Keabsahan suatu perkawinan menurut UU Perkawinan adalah
didasarkan pada hukum agama dan kepercayaan masing-masing, sehingga sejak berlakunya UU Perkawinan ini maka upacara perkawinan menurut hukum agama
bersifat menentukan tentang sah atau tidaknya perkawinan itu. Hal ini berakibat banyak orang tidak melakukan pencatatan pada kantor catatan sipil. Berdasarkan penjelasan
umum UU Perkawinan, mengenai pencatatan perkawinan, pencatatan kelahiran, pencatatan kematian merupakan suatu peristiwa penting bukan suatu peristiwa hukum.
Pencatatan perkawinan dalam suatu akta merupakan akta nikah. Akta nikah adalah bukti tentang perkawinan dan merupakan alat bukti yang sempurna mengenai adanya
perkawinan.
Anak dari sisi kehidupan berbangsa dan bernegara adalah masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa, sehingga Negara berkewajiban memenuhi hak
setiap anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi, perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi. Negara, pemerintah, masyarakat,
keluarga dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak, karena anak dari sisi perkembangan fisik dan psikis manusia
merupakan pribadi yang lemah, belum dewasa dan masih membutuhkan perlindungan. Akta kelahiran adalah akta catatan sipil hasil pencatatan terhadap peristiwa
kelahiran seseorang. Sampai saat ini masih banyak anak Indonesia yang identitasnya tidakbelum tercatat dalam akta kelahiran, secara de jure keberadaannya dianggap tidak
ada oleh negara. Hal ini mengakibatkan anak yang lahir tersebut tidak tercatat namanya, silsilah dan kewarganegaraannya serta tidak terlindungi keberadaanya.
Banyak permasalahan yang terjadi berpangkal dari manipulasi rekayasa identitas anak, semakin tidak jelas identitas seorang anak, maka semakin mudah terjadi
Universitas Sumatera Utara
eksploitasi terhadap anak seperti anak menjadi korban perdagangan bayi dan anak, tenaga kerja dan kekerasan. Faktor atau penyebab kegagalan pencatatan anak salah
satunya adalah kealpaan pemerintah untuk melakukan pencatatan kelahiran anak terutama anak-anak dari keluarga miskin. Selain itu disebabkan juga oleh kelalaian
orang tua si anak dalam melakukan pencatatan. Salah satu hal penting yang melekat pada diri manusia adalah Akta Kelahiran. Akta Kelahiran menjadi isu global dan sangat
asasi karena menyangkut identitas diri dan status kewarganegaraan. Sebagai salah satu sistem pencatatan yang ada pada sebuah negara, pencatatan
kelahiran bersifat universal pada dasarnya merupakan pengakuan negara atas status keperdataan seseorang. Dalam pengertian yang lebih konkrit, pencatatan kelahiran
memberikan pengakuan hukum dari negara terhadap identitas, silsilah dan kewarganegaraan seseorang, yang diwujudkan melalui dokumen pencatatan kelahiran,
yaitu akta kelahiran. Kelahiran merupakan kehadiran anggota keluarga baru yang harus segera
dilaporkan. Kepemilikan Akta Kelahiran merupakan wujud pemenuhan kewajiban dan tanggung jawab orang tua terhadap anak. Adapun kendala dalam pelaksanaan
pencatatan kelahiran menurut Undang- Undang No. 1 Tahun 1974 meliputi: 1.
Masih rendahnya pemahaman para orang tua dan keluarga, mengenai nilai guna dari Akta Kelahiran serta kewajiban pelaporan kelahiran tepat waktu kurang dari
60 hari kerja, sehingga pendaftaran kelahiran baru dilakukan ketika anak usia sekolah.
2. Kurangnya kepemilikan persyaratan untuk pelaporan kelahiran tidak adanya bukti
kelahiran dari penolong kelahiran, tidak dimilikinya Buku NikahAkta Perkawinan Orang Tua.
Universitas Sumatera Utara
3. Masih rendahnya komitmen Kepala Daerah, para pembuat kebijakan publik dan
petugas pencatatan sipil dalam mengimplementasikan proses Akta Kelahiran bebas biaya, sehingga disebagian pemerintah daerah masih menjadikan Akta Kelahiran
sebagai sumber pendapatan daerah. 4.
Masih terbatas dan belum terpenuhinya baik alokasi anggaran, kelembagaan, ketatalaksanaan dan SDM, baik ditingkat pusat maupun daerah yang memadai
dalam proses pemberian layanan pembuatan Akta Kelahiran supaya tidak dikenai biaya.
5. Masih ada kesan seolah pembuatan akta kelahiran mahal, prosedur birokrasi
berbelit-belit, jarak tempuh dari desa ke-kecamatanke-kabupatenkota terlalu jauh sehingga proses pengurusan banyak melibatkan jasa pihak ketiga.
6. Adanya Ketentuan perundang-undangan UU No. 232006 tentang Adminduk yang
menetapkan bahwa untuk kelahiran yang pelaporannya melebihi 1 tahun sejak tanggal kelahirannya melalui ijin penetapan PN saat ini baru diberlakukan bagi
kelahiran setelah UU No. 232006. Mencermati permasalahan-permasalahan dalam pencatatan kelahiran tersebut,
maka persoalan-persoalan dalam pencatatan kelahiran bukan semata akta kelahiran telah gratis saja, namun lebih jauh dari itu perlu peningkatan kualitas pelayanan
pencatatan kelahiran secara lebih luas meliputi kelembagaan, ketatalaksanaan, alokasi anggaran, SDM, dan sebagainya. Oleh karena itu pemberian Akta Kelahiran adalah
menjadi tanggungjawab negara dalam hal ini pemerintah pusat maupun daerah. Jadi Pemerintah, penuhilah hak anak dalam hal Akta Kelahiran, karena di dalam Akta
Kelahiran terdapat Hak Asasi Manusi HAM dan sesungguhnya merupakan pelaksanaan amanat UUD 1945, UU No. 232002 yang berkaitan keperdataan
seseorang berupa hak identitas dan kewarganegaraan.
Universitas Sumatera Utara
1 Suatu perkawinan diharapkan sekali hadirnya keturunan yaitu anak. Tidak
selamanya anak terlahir dari suatu perkawinan yang sah, banyak pula fenomena yang terjadi di dalam masyarakat dimana anak lahir di luar perkawinan. Hal ini banyak
terjadi dan akan mengakibatkan status anak yang beragam, apabila pernikahannya sah anak yang terlahir pun tentunya akan sah, apabila hasil dari perkawinan yang tidak sah
akan memberikan status anak luar kawin bagi anak yang baru dilahirkannya. Anak yang dilahirkan diluar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata
dengan ibunya dan keluarga ibunya. Ketentuan ini pun berlaku bagi anak yang dilahirkan dari perkawinan yang tidak dicatatkan. Perkawinan yang tidak dicatat dapat
diartikan bahwa pristiwa perkawinan tersebut tidak pernah ada, sehingga anak yang lahir dari perkawinan tersebut, menurut undang-undang dikatagorikan sebagai anak
luar kawin. Status hukum dari seorang anak luar kawin hanya akan mempunyai hubungan keperdataan dari ibu dan keluarga ibunya saja sedangkan dengan ayah
biologis dan keluarganya anak luar kawin sama sekali tidak mempunyai hubungan keperdataan. Demikian pula dalam hal pembuatan identitas diri anak berupa akta
kelahiran, maka dalam akta kelahiran anak luar kawin akan tercatat bahwa anak tersebut adalah anak luar kawin dengan hanya mencantumkan nama ibunya saja,
sedangkan nama bapaknya tidak tercantum. Fakta tersebut menunjukkan adanya diskriminasi dan tidak adanya perlindungan hukum bagi anak yang lahir dari
perkawinan yang tidak dicatatkan.
32
32
Sonny Dewi Judiasih, Kedudukan Hukum Dan Identitas Anak Yang Lahir Dari Perkawinan
Yang Tidak Dicatatkan, Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Makalah disampaikan pada seminar SKIM di Unpad, Bandung, 2013, hlm 7.
Universitas Sumatera Utara
C. Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak