C. Hak Anak Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Anak adalah amanah sekaligus karunia dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga harus senantiasa kita jaga, karena dalam diri anak melekat harkat, martabat dan hak-hak
dasar sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. Anak merupakan cikal bakal sumber daya manusia dari suatu bangsa dan merupakan unsur utama dalam proses
pembangunan.
33
Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam upaya mencapai sasaran pembangunan, dimana hal tersebut berkaitan erat dengan potensi
anak sebagai generasi penerus cita-cita bangsa. Setiap anak memiliki hak atas kelangsungan hidup, tumbuh, berkembang, berpartisipasi serta hak untuk memperoleh
perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi. Upaya-upaya perlindungna anak harus telah dimulai sedini mungkin agar kelak dapat berpartisipasi secara optimal bagi
pembangunan bangsa dan Negara.
34
Hak merupakan alat yang memungkinkan warga masyarakat dengan bebas mengembangkan bakatnya untuk penunaian tugasnya dengan baik. Kemungkinan
kesempatan ini harus diselenggarakan oleh negara dengan jalan membentuk kaidah- kaidah atau peraturan-peraturan hukum. Kaidah-kaidah hukum yang memberikan
kepada para anggota masyarakat untuk mengembangkan bakatnya lebih bermanfaat bagi perkembangan hukum dan demi tercapainya tertib hukum. Perlindungan dapat
juga diartikan sebagai segala upaya yang ditujukan untuk mencegah, rehabilitasi dan memberdayakan anak yang mengalami tindak perlakuan salah child abused,
dieksploitasi dan penelantaran, agar dapat menjamin kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak secara wajar, baik fisik, mental dan sosialnya.
35
Anak tetaplah anak,
33
Penjelasan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
34
Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana bagi Anak di Indonesia, Cetakan kedua, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm 1
35
Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak, Jakarta, akademi Presindo, 1993, hlm. 52
Universitas Sumatera Utara
dengan segala ketidakmandirian yang ada sangatlah membutuhkan perlindungan dan kasih saying dari orang dewasa di sekitarnya. Anak mempunyai hak yang harus
diimplementasikan dalam kehidupan dan penghidupan mereka.
36
Pemberian jaminan terhadap status hukum anak anak sah, salah satunya adalah dengan kepemilikan akta kelahiran.
37
Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Pasal 27 menerangkan bahwa:
1 Identitas diri setiap anak harus diberikan sejak kelahirannya.
2 Identitas sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dituangkan dalam akta kelahiran.
3 Pembuatan akta kelahiran didasarkan pada surat keterangan dari orang yang
menyaksikan danatau membantu proses kelahiran. 4
Dalam hal anak yang proses kelahirannya tidak diketahui, dan orang tuanya tidak diketahui keberadaannya, pembuatan akta kelahiran untuk anak tersebut didasarkan
pada keterangan orang yang menemukannya Perlindungan adalah pemberian jaminan atas keamanan, ketenteraman,
kesejahteraan dan kedamaian dari perlindungan atas segala bahaya yang mengancam pihak yang dilindungi. Perlindungan hukum adalah hal perbuatan melindungi menurut
hukum.
38
Berdasarkan konsep hukum yang berlaku sebagai suatu sistem, maka konsep perlindungan hukum bagi anak dalam hal ini adalah perlindungan hukum yang
dilakukan secara sistemik yang meliputi substansi hukum, struktur hukum dan kurtur hukum.
39
36
Nashriana, Op.Cit, hlm 13
37
http:inspirasiwarganegara.blogspot.com201203tingkat-kesadaran-hukum-masyarakat.html diakses tanggal 18 Oktober 2014
38
Nurini Aprilianda, Perlindungan Hukum Terhadap Tersangka Anak dalam Proses Penyidikan, Tesis Program Studi Ilmu Hukum, Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya, Malang,
2001, hlm 41
39
Abintoro Prakoso, Pembaharuan Sistem Peradilan Pidana Anak, Cetakan I, Penerbit Laksbang Grafika, Yogyakarta, 2013, hlm 15
Universitas Sumatera Utara
Perlindungan anak ini bermanfaat bagi anak dan orang tuanya serta pemerintahnya, maka kordinasi kerjasama perlindungan anak perlu diadakan dalam
rangka mencegah ketidakseimbangan kegiatan perlindungan anak secara keseluruhan. Dasar pelaksanaan perlindungan anak adalah :
40
1. Dasar filosofis, Pancasila dasar kegiatan dalam berbagai bidang kehidupan
keluarga, bermasyarakat, bernegara dan berbangsa, Pancasila menjadi dasar filosofi pelaksanaan perlindungan anak.
2. Dasar etis, pelaksanaan perlindungan anak harus sesuai dengan etika profesi yang
berkaitan, untuk mencegah perilaku menyimpang dalam pelaksanaan kewenangan, kekuasaan, dan kekuatan dalam perlindungan anak.
3. Dasar yuridis, pelaksanaan perlindungan anak harus didasarkan atas UUD 1945 dan
berbagai peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku. Penerapan dasar- dasar yuridis harus secara integratif, yaitu penerapan terpadu menyangkut peraturan
perundang-undangan dari berbagai bidang hukum yang nerkaitan. Apabila masih belum ada peraturan perundangan-undangan yang mengatur
masalah-masalah tertentu, maka sebaiknya diterapkan Pasal 27 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970, yaitu yang menyinggung masalah hukum, hakim dan yurispudensi.
Sebaiknya ini diterapkan untuk mengatasi dengan segera permasalahan perlindungan anak.
Perlindungan anak dapat dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung. Secara langsung maksudnya kegiatannya langsung ditujukan kepada anak,
dapat dilakukan dengan cara melindungi anak dari berbagai ancaman dari luar dan dalam dirinya, mendidik, membina, mendampingi anak dengan berbagai cara,
mencegah anak kelaparan dan mengusahakan kesehatannya, menyediakan sarana
40
Ibid
Universitas Sumatera Utara
pengembangan diri, dan sebagainya. Sedangkan perlindungan anak dilakukan secara tidak langsung, tetapi ditujukan kepada orang lain yang terlibat dalam usaha
perlindungan anak, seperti orang tua atau yang terlibat dalam perlindungan anak, yang bertugas mengasuh, membina, mendampingi anak; mereka yang terlibat mencegah anak
kelaparan, mengusahakan
kesehatan, mereka
yang menyediakan
sarana mengembangkan diri anak; mereka yang terlibat dalam pelaksanaan sistem peradilan
pidana anak yang adil. Sementara itu pengertian perlindungan anak berdasarkan Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2002 merupakan segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-hanya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara
optimal sesuai dengan harkat dan martabat manusiaHukum perlindungan anak sebagai hukum tertulis maupun tidak tetulis yang menjamin anak benar-benar dapat
melaksanakan hak dan kewajibannya.
41
Didasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, maka setiap anak berhak untuk :
1. Hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Hak ini sesuai dengan ketentuan pasal 28 ayat 2 Undang-undang
Dasar 1945 dan prinsip-prinsip pokok yang tercantum dalam Konvensi hak anak. 2.
Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan. Anak didaftarkan segera setelah kelahiran dan sejak lahir berhak
atas sebuah nama, berhamemperoleh kewarganegaraan dan sejauh yang memungkinkan dipelihara oleh orang tuanya.
42
41
Ibid
42
Pasal 5 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Universitas Sumatera Utara
3. Hak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir dan berekspresi sesuai dengan
tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua.
43
4. Hak untuk mengetahui orang tuanya.
44
Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan dan diasuh orang tuanya sendiri. Hak anak untuk mengetahui
siapa orang tuanya dalam arti asal usulnya, dimaksudkan untuk menghindari terputusnya silsilah dan hubungan darah antara anak dengan orang tua kandungnya,
sedangkan hak untuk dibesarkan dan diasuh orang tuanya dimaksudkan agar anak dapat patuh dan menghormati orang tuanya.
5. Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan
kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial. 6.
Hak mendapat pendidikan dan pengajaran.
45
Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajarandalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. 7.
Hak menyatakan dan didengar pendapatnya.
46
Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari dan memberikan informasi sesuai
dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai kesusilaan.
8. Hak istirahat dan memanfaatkan waktu luang.
47
Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak sebaya, bermain,
berekreasi dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kcerdasannya demi pengembangan diri.
43
Pasal 5Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
44
Pasal 7 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
45
Pasal 9 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
46
Pasal 10 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
47
Pasal 11 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Universitas Sumatera Utara
9. Hak anak penyandang cacat.
48
Setiap anak penyandang cacat berhak untuk memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan
sosial. 10.
Berhak mendapat perlindungan.
49
Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan diskriminasi, eksploitasi,
penelantaran, kekerasan, ketidakadilan, perlakuan salah lainnya. 11.
Hak diasuh orang tuanya.
50
Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri kecuali jika ada alasan dan atau aturan hukum yang sah menunjukan bahwa
pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak dan pertimbangan terakhir. Pemisahan dimaksud tidak menghilangkan hubungan anak dan orang
tuanya. 12.
Hak memperoleh perlindungan dari penyalahgunaan dalam kegiatan politik, pelibatan dalam sengketa bersenjata, pelibatan dalam kerusuhan social, pelibatan
dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan, pelibatan dalam peperangan.
51
13. Hak memperoleh perlindungan dan penganiayaan, penyiksaan atau penjatuhan
hukuman yang tidak manusiawi.
52
14. Hak memperoleh kebebasan.
53
Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum.
15. Penangkapan, penahanan atau tindak pidana penjara sesuai dengan hak yang
berlaku.
54
16. Hak anak yang dirampas kebebasannya.
55
Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk:
48
Pasal 12 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
49
Pasal 13 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
50
Pasal 14 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
51
Pasal 15 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
52
Pasal 16 ayat 1 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
53
Pasal 16 ayat 2 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
54
Pasal 16 ayat 3 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Universitas Sumatera Utara
a. Mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatannya dipisahkan dari
orang dewasa. b.
Memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku.
c. Membela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan anak yang objektif
dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum. Anak memiliki hak yang mesti dipenuhi oleh orang tuanya. Selama ini anak di
luar kawin hanya memiliki hubungan dengan ibu dan keluarga ibunya sehingga sebagai dampaknya anak mengalami tekanan batin dalam pergaulannya dan ayah biologisnya
seolah-olah terlepas dari tuntutan hukum untuk bertanggung jawab atas perbuatannya yang telah menyebabkan anak tersebut lahir ke dunia.
D. Persyaratan untuk memperoleh akta kelahiran bagi anak menurut Undang-
undang No.23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan
Sistem administrasi kependudukan merupakan sub sistem dari Sistem Administrasi Negara, yang mempunyai peranan penting dalam pemerintahan dan
pembangunan. Dalam konteks administrasi kependudukan di Indonesia yang biasa disebut dengan singkatan Adminduk telah diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun
2006 tentang Administrasi Kependudukan. Ruang lingkup administrasi kependudukan meliputi tiga komponen yaitu: 1 Kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan
dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk; 2 Kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pencatatan
sipil; 3 Kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data
55
Pasal 17ayat 1 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Universitas Sumatera Utara
kependudukan melalui pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.
56
UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, menegaskan setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk kepada instansi pelaksana di tempat
terjadinya peristiwa kelahiran paling lambat 60 enam puluh hari sejak kelahiran. Sedangkan untuk kelahiran mati dilaporkan paling lambat 30 tiga puluh hari sejak
lahir mati. Pembatasan jangka waktu pelaporan ini akan menentukan jenis akta kelahiran yang dikeluarkan dan prosedur pembuatannya. Misalkan untuk pencatatan
kelahiran yang melampaui batas waktu 1 satu tahun dilaksanakan berdasarkan penetapan Pengadilan Negeri.
Adapun Persyaratan untuk memperoleh akta kelahiran bagi anak yaitu: 1.
Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran.
57
Penduduk Warga Negara Indonesia mengisi
Formulir Surat
Keterangan Kelahiran
dengan menunjukan
persyaratan.
58
2. Pencatatan kelahiran dalam Register Akta Kelahiran dan penerbitan Kutipan
Akta Kelahiran terhadap peristiwa kelahiran seseorang yang tidak diketahui asal-usulnya atau keberadaan orang tuanya, didasarkan pada laporan orang yang
menemukan dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan dari kepolisian.
59
3. Pencatatan peristiwa kelahiran dilakukan
dengan memperhatikan:
60
56
Miftah Thoha. Dimensi-dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara. Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2005, hlm 27
57
Pasal 27 ayat 2 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan
58
Pasal 53 Peraturan Presiden Nomor 25 tahun 2008 Tentang Persyaratan Dan Tata Cara
Pendaftaran Penduduk Dan Pencatatan Sipil
59
Pasal 28 ayat 1 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan
60
Pasal 51 ayat 2 Peraturan Presiden Nomor 25 tahun 2008 Tentang Persyaratan Dan Tata
Cara Pendaftaran Penduduk Dan Pencatatan Sipil
Universitas Sumatera Utara
a. tempat domisili ibunya bagi penduduk Warga Negara Indonesia
b. di luar tempat domisili ibunya bagi penduduk Warga Negara Indonesia;
c. tempat domisili ibunya bagi penduduk Orang Asing;
d. di luar tempat domisili ibunya bagi penduduk Orang Asing;
e. Orang Asing pemegang Izin Kunjungan; dan
f. anak yang tidak diketahui asal usulnya atau keberadaan orang tuanya
4. Pencatatan kelahiran penduduk Warga Negara Indonesia dilakukan dengan
memenuhi syarat berupa:
61
a. Surat kelahiran dari dokterbidanpenolong kelahiran;
b. nama dan identitas saksi kelahiran;
c. KK orang tua;
d. KTP orang tua; dan
e. Kutipan Akta NikahAkta Perkawinan orang tua.
5. Formulir Surat Keterangan Kelahiran ditandatangani oleh pemohon dan
diketahui oleh Kepala DesaLurah. Kepala DesaLurah berkewajiban
meneruskan Formulir Surat Keterangan Kelahiran kepada UPTD Instansi
Pelaksana untuk diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran. Pejabat Pencatatan Sipil
pada Instansi PelaksanaUPTD Instansi Pelaksana mencatat dalam Register
Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran dan menyampaikan
kepada Kepala DesaLurah atau kepada pemohon.
62
61
Pasal 52 ayat 1 Peraturan Presiden Nomor 25 tahun 2008 Tentang Persyaratan Dan Tata
Cara Pendaftaran Penduduk Dan Pencatatan Sipil
62
Pasal 53 Peraturan Presiden Nomor 25 tahun 2008 Tentang Persyaratan Dan Tata Cara
Pendaftaran Penduduk Dan Pencatatan Sipil
Universitas Sumatera Utara
6. Pencatatan kelahiran Penduduk Warga Negara Indonesia dilakukan dengan tata
cara:
63
a. Penduduk Warga Negara Indonesia mengisi Formulir Surat Keterangan
Kelahiran dengan menyerahkan surat kelahiran dari dokterbidanpenolong kelahiran dan menunjukkan KTP ibu atau bapaknya kepada Instansi
Pelaksana. b.
Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran.
7. Pencatatan kelahiran anak yang tidak diketahui asal usulnya atau keberadaan
orang tuanya dilakukan dengan tata
cara:
64
a. Pelaporpemohon mengisi formulir surat keterangan kelahiran dengan
menyertakan Berita Acara Pemeriksaan Kepolisian. b.
Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran.
Dalam Pasal 27 1 Undang-undang No. 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan disebutkan bahwa setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk
kepada instansi pelaksana di tempat terjadinya peristiwa kelahiran paling lambat 60 enam puluh hari sejak kelahiran. Selanjutnya, Pasal 27 2 menyebutkan bahwa
berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran.
Begitu besarnya manfaat akta kelahiran, hampir setiap urusan kita membutuhkan akta kelahiran, namun kendati demikian masih banyak masyarakat yang enggan
mengurusnya secara cepat. Mereka sering menunda pengurusannya karena malas.
63
Pasal 54 Peraturan Presiden Nomor 25 tahun 2008 Tentang Persyaratan Dan Tata Cara
Pendaftaran Penduduk Dan Pencatatan Sipil
64
Pasal 58 Peraturan Presiden Nomor 25 tahun 2008 Tentang Persyaratan Dan Tata Cara
Pendaftaran Penduduk Dan Pencatatan Sipil
Universitas Sumatera Utara
bahkan masih ada yang tidak mau mengurusnya sama sekali. Padahal idealnya, pembuatan akta kelahirandilakukan dalam waktu 60 hari sejak persalinan. Dengan
demikian setiap kelahirandilaporkan dengan cepat, sehingga mendukung upaya pencatatan kependudukan secara akurat, sebagaimana diamanahkan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2006. Peningkatan pelayanan Administrasi Kependudukan sejalan dengan tuntutan
pelayanan Administrasi Kependudukan yang profesional, memenuhi standar teknologi informasi, dinamis,tertib, dan tidak diskriminatif dalam pencapaian standar pelayanan
minimal menuju pelayanan prima yang menyeluruh untuk mengatasi permasalahan kependudukan, perlu dilakukan penyesuaian terhadap beberapa ketentuan dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Meskipun akta kelahiran merupakan dokumen yang sangat penting, namun masih
banyak masyarakat yang enggan mengurusnya secara cepat. Mereka sering menunda pengurusannya karena malas. bahkan masih ada yang tidak mau mengurusnya sama
sekali. Padahal idealnya, pembuatan akta kelahiran dilakukan dalam waktu 60 hari sejak persalinan. Dengan demikian setiap kelahiran dilaporkan dengan cepat, sehingga
mendukung upaya pencatatan kependudukan secara akurat, sebagaimana diamanahkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006. Begitu besarnya manfaat Akta Kelahiran,
hampir setiap urusan, membutuhkan Akta Kelahiran. Akta Kelahiran ini bisa dikatakan sebagai kebutuhan administrasi dasar yang harus dipenuhi oleh setiap orang.
65
Sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Pasal 27, bahwa setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk
kepada instansi
pelaksana Dinas
Kependudukan Dan
Pencatatan Sipil
65
Eric Tampubolon. 2006. Tinjauan terhadap Aturan Pencatatan Sipil dalam Undang-Undang Administrasi Kependudukan:Indonesia, http:jodisantoso.blogspot.com. diakses tanggal 24 Mei 2007
Universitas Sumatera Utara
KabupatenKota di tempat terjadinya peristiwa kelahiran paling lambat 60 enam puluh hari sejak kelahiran.
BAB III PELAKSANAN PENDAFTARAN AKTA KELAHIRAN DI KECAMATAN