BAB I I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelahiran merupakan peristiwa hukum yang memerlukan adanya suatu peraturan yang tegas, jelas dan tertulis sehingga tercipta kepastian hukum dalam
masyarakat. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan beberapa peraturan diantaranya adalah peraturan mengenai kelahiran. Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk
kepada instansi pelaksana di tempat terjadinya peristiwa kelahiran paling lambat 60 enam puluh hari sejak kelahiran.
1
Peristiwa kelahiran itu perlu mempunyai bukti yang autentik, karena untuk membuktikan identitas seseorang yang pasti dan sah adalah dapat kita lihat identitas
seseorang yang pasti dan sah adalah dapat kita dari akta kelahiran yang dikeluarkan oleh suatu lembaga yang berwenang mengeluarkan akta tersebut.
2
Anak adalah merupakan generasi penerus dari suatu Bangsa dan Negara. Maka sudah selayaknya anak mendapatkan perhatian dan perlindungan baik dari orangtuanya
maupun dari Negara. Perlindungan tersebut diberikan tidak hanya pada bidang pendidikan tetapi juga dalam hal kepastian hukum yang diberikan melalui identitas
dirinya. Oleh karena itu Negara memberikan perlindungan bagi pemenuhan hak identitas diri anak, baik anak sah maupun anak luar kawin. Tetapi dalam
pelaksanaannya pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, hal tersebut tidak sepenuhnya terlaksana, khususnya dalam hal jaminan akan Akta Kelahiran gratis,
masih sangat jauh dari harapan. Selain itu ada beberapa hal lagi yang menyebabkan kendala atau halangan dalam pelaksanaan pencatatan dan pembuatan Akta Kelahiran,
1
Indonesia, Undang-undang Administrasi Kependudukan, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006, Lembaran Negara Nomor 124 Tahun 2006, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4674, Pasal 27
2
Victor M. Sitomorang dan Cormentyna Sitanggang, Aspek Hukum Akta Catatan Sipil di Indonesia, Edisi 1, Cetakan 2, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, 1996, hlm 40
Universitas Sumatera Utara
yakni: Asumsi masyarakat akan birokrasi yang berbelit dalam mengurus dokumen kependudukan dan catatan sipil, biaya yang mahal, jarak instansi pelaksana yang cukup
jauh dan memakan biaya ekstra. Arti penting dari kepemilikan akta kelahiran yakni: menjadi bukti bahwa
Negara mengakui atas identitas seseorang yang menjadi warganya, sebagai alat dan data dasar bagi pemerintah untuk menyusun anggaran nasional dalam bidang
pendidikan, kesehatan, sosial dan perlindungan anak, merupakan bukti awal kewarganegaraan dan identitas diri pertama yang dimiliki anak, menjadi bukti yang
sangat kuat bagi anak untuk mendapatkan hak waris dari orangtuanya, mencegah pemalsuan umur, perkawinan dibawah umur, tindak kekerasan terhadap anak,
perdagangan anak, karena anak secara yuridis berhak untuk mendapatkan perlindungan, kesehatan, pendidikan, pemukiman, dan hak-hak lainnya sebagai warga negara. Sampai
saat ini masih banyak anak indonesia yang identitasnya belum tercatat dalam akta kelahiran, secara de jure keberadaannya dianggap tidak ada oleh negara. Hal ini
mengakibatkan banyak permasalahan yang terjadi berpangkal dari manipulasi identitas anak. Semakin tidak jelas identitas seorang anak, maka semakin mudah terjadi
eksploitasi terhadap anak seperti anak menjadi korban perdagangan bayi dan anak, tenaga kerja dan kekerasan. Oleh karenanya diharapkan kepada seluruh masyarakat di
Indonesia jangan takut dan enggan untukmendaftarkan segera kelahiran anaknya, untuk memberikan perlindungan terbaik bagi anak dan mencegah munculnya segala bentuk
eksploitasi bagi anak, beban tugas kepada pemerintah tidaklah mudah dan harus melibatkan semua pihak oleh karenanya harus ada kerjasama dan koordinasi yang
sinergi untuk melahirkan kebijakan-kebijakan yang terbaik bagi anak-anak di Indonesia. Dalam pengurusan akte kelahiran sudah ditetapkan prosedur pengurusan,
Universitas Sumatera Utara
namun masih banyak berbagai keluhan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan pengurusan akte kelahiran.
3
Kendala-kendala tersebut terjadi karena tingkat perekonomian dan pendidikan masyarakat yang masih sangat rendah dibeberapa daerah di Kecamatan Medan Denai,
selain itu kurangnya sosialisasi dan pendidikan dari pemerintah daerah menjadikan kendala-kendala tersebut semakin kompleks. Keadaan tersebut kemudian menjadikan
terhambatnya penyelenggaraan pencatatan kependudukan di Kecamatan Medan Denai. Akta kelahiran akan ikut menentukan nasib kita kelak kemudian hari. Misalnya,
jika mencari kerja perlu melampirkan akta kelahiran, apabila meneruskan sekolah perlu melampirkan akta kelahiran. Namun persoalannya, tidak setiap orang memiliki akta
kelahiran. Di berbagai daerah masih banyak terjadi anak-anak Indonesia yang tidak mempunyai akta kelahiran karena menganggap akta kelahiran tidak terlalu penting.
Tetapi Pemerintah dengan sangat jelas memberikan perhatian khusus terhadap akta kelahiran, seperti yang tercantum di dalam Undang-Undang Dasar UUD 45 Pasal 28
ayat dua jelas sekali menyatakan setiap anak mempunyai hak untuk kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang, serta hak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi. Kemudian di dalam berbagai undang-undang UU di bawah UUD 45, baik UU tentang UU tentang Perlindungan Anak jelas menyatakan akta kelahiran
menjadi hak anak dan tanggung jawab pemerintah untuk memenuhinya. Indonesia termasuk salah satu negara yang cakupan pencatatan kelahirannya
paling rendah, dan keadaan di daerah pedesaan lebih buruk daripada di perkotaan. Kesenjangan ini termasuk yang tertinggi di dunia. Banyak faktor yang memengaruhi
rendahnya cakupan pencatatan kelahiran, mulai dari kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pencatatan kelahiran, biaya yang tinggi untuk pencatatan, prosedur
3
Wahyudi Kumorotomo, Etika Administrasi Negara, Penrbit Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm 38
Universitas Sumatera Utara
yang sulit, serta kurangnya akses terhadap pelayanan pencatatan yang biasanya berada di tingkat kabupatenkota. Masih banyak orangtua yang belum memahami tentang
pentingnya akta kelahiran. Akta kelahiran baru ada Undang-undangnya pada tahun 2002 melalui undang-undang perlindungan anak sehingga belum tersosialisasi. Dalam
UU 23 tahun 2002 menyatakan bahwa pemberian akta kelahiran harus diberikan tanpa biaya. Kemudian ada UU No. 23 tahun 2006 tentang administrasi kependudkan yang
mengatur lebih lanjut tentang pemberian akta kelahiran.Memang menurut UU setiap bayi yang lahir, 60 hari setelah itu harus dicatat dan diberikan akta kelahiran.
Masalahnya negara kita ini geografisnya sangat luas, dan masih banyak masyarakat adat terpencil. Departemen Dalam Negeri dan Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Disdukcapil memberikan alternatif, bahwa seorang anak yang lahir dari perkawinan tanpa dokumen maka dianggap sebagai anak dari orang tua tunggal ibu,
tetapi masih diberikan catatan pinggir bagian kiri ”anak diluar nikah” ini yang kita inginkan agar dihapus. Ini memberikan labelisasi pada seorang anak, yang menurut
perlindungan anak tidak pas, karena memberikan stigmanisasi pada anak. Meski dengan adanya Dinas Pencatatan Sipil yang bertujuan untuk mempermudah dalam
proses pencatatan sipil tentu tidak luput dari kekurangan yang sewaktu-waktu bisa menghambat kelancaran dalam proses pencatatan sipil. Seperti masih digunakannya
mesin tik sebagai alat bantu untuk memproses penerbitan akta kelahiran tentu membutuhkan waktu yang cukup lama, banyak kemungkinan terjadi baik dari
kesalahan penulisan nama atau lain sebagainya yang menyebabkan harus mengetik ulang akta kelahiran tersebut sampai memperoleh hasil yang seharusnya.
Fungsi akta kelahiran untuk negara yaitu mengetahui data anak secara akurat di seluruh Indonesia untuk kepentingan perencanaan dan guna menyusun data statistik
Universitas Sumatera Utara
negara yang dapat menggambarkan demografi, kecenderungan dan karaktaristik penduduk serta arah perubahan sosial yang terjadi. Bagi mereka yang
lewat 60 hari sd 1 tahun masih dapat membuat akta kelahiran asal disetujui oleh Kepala Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Bila sudah lebih dari 1 tahun
harus melalui
penetapan pengadilan,
yang biayanya
tidak sedikit.
Setelah melihat uraian tersebut, maka penulis mengambil judul tentang :
“Analisis Yuridis Tentang Akta Kelahiran Bagi Anak Yang Belum Terdaftar Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan Studi Kecamatan Medan Denai
.”
B. Perumusan Masalah