Faktor Janin Faktor ibu

2. Penyebab Seksio Sesaria

Persalinan merupakan upaya melahirkan janin yang ada di dalam rahim ibunya. Jadi, apabila persalinan harus dilakukan dengan operasi, menurut buku Obstetri and Gynecology, yaitu untuk keselamatan ibu dan janin ketika persalinan harus berlangsung, tidak terjadi kontraksi, distosia persalinan macet sehingga menghalangi persalinan alami, dan bayi dalam keadaan darurat sehingga harus segera dilahirkan, tetapi jalan lahir tidak mungkin dilalui janin. Jadi, penyebab dilakukannya operasi pada persalinan sebagai berikut :

a. Faktor Janin

1. Bayi terlalu besar Berat bayi lahir sekitar 4.000 gram atau lebih giant baby, menyebabkan bayi sulit keluar dari jalan lahir. Umumnya, pertumbuhan janin yang berlebihan makrosomia karena ibu menderita kencing manis diabetes mellitus. Keadaan ini dalam ilmu kedokteran disebut bayi besar objektif. Apabila dibiarkan terlalu lama di jalan lahir dapat membahayakan keselamatan janinnya. 2. Kelainan letak bayi Ada dua kelainan letak janin dalam rahim, yaitu letak sungsang dan letak lintang. 3. Gawat janin fetal distress Keadaan gawat janin pada tahap persalinan, memungkinkan dokter memutuskan untuk segera melakukan operasi. Apalagi jika ditunjang oleh kondisi ibu yang kurang menguntungkan. Seperti diketahui, sebelum lahir, janin mendapat oksigen dari ibunya melalui ari-ari akibat ibu menderita tekanan darah tinggi atau kejang rahim, serta gangguan pada Universitas Sumatera Utara tali pusat akibat tali pusat terjepit antara tubuh bayi maka suplai oksigen yang disalurkan ke bayi pun menjadi berkurang. Akibatnya, janin akan tercekik karena kehabisan napas. Kondisi bias menyebabkan janin mengalami kerusakan otak, bahkan tidak jarang meninggal dalam rahim. 4. Janin abnormal Janin sakit atau abnormal, misalnya gangguan Rh, kerusakan genetik, dan hidrocephalus kepala besar karena otak berisi cairan, dapat menyebabkan dokter memutuskan dilakukan operasi. 5. Faktor plasenta Ada beberapa kelainan plasenta yang menyebabkan keadaan gawat darurat pada ibu atau janin sehingga harus dilakukan persalinan dengan operasi seperti plasenta previa, plasenta lepas solutio plasenta, plasenta accrete, vasa previa. 6. Kelainan tali pusat Kelainan tali pusat yang biasa terjadi seperti prolapsus tali pusat tali pusat membumbung dan terlilit tali pusat. 7. Bayi kembar multiple pregnancy Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara seksio sesar. Hal ini karena kelahiran kembar memiliki risiko terjadinya komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi.

b. Faktor ibu

Faktor ibu yang menyebabkan dilakukanya tindakan operasi misalnya panggul sempit atau abnormal, disfungsi kontraksi rahim, riwayat kematian prenatal, pernah mengalami trauma persalinan, dan ingin dilakukanya tindakan sterilisasi. Kondisi kehamilan bisa pula sebagai penyebab Universitas Sumatera Utara dilakukannya operasi. Misalnya, tidak ada tanda persalinan, padahal kehamilan harus diakhiri karena alasan janin atau ibunya, ibu menderita eklampsia atau ketuban pecah dini, dan ingin dilakukan tindakan sterilisasi. Sebaliknya, usia kehamilan belum cukup bulan 25 minggu, tetapi kehamilan harus diakhiri. Berikut ini, faktor ibu yang menyebabkan janin harus dilahirkan dengan operasi adalah : 1. Usia Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun, memiliki risiko melahirkan dengan operasi, apalagi pada wanita dengan usia 40 tahun keatas, pada usia ini biasanya seseorang memiliki penyakit yang berisiko, misalnya, darah tinggi, penyakit jantung, kencing manis. 2. Tulang Panggul Cephalopelvic disproportion CPD adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara normal. 3. Persalinan sebelumnya dengan Seksio Sesaria Sebenarnya, persalinan melalui bedah sesar tidak mempengaruhi persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak. Apabila memang ada indikasi yang mengharuskan dilakukannya tindakan pembedahan, seperti bayi terlalu besar, panggul terlalu sempit, atau jalan lahir yang tidak mau membuka, operasi bias saja dilakukan. 4. Faktor hambatan jalan lahir Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang kaku sehingga tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan Universitas Sumatera Utara bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek, dan ibu sulit bernapas. Gangguan jalan lahir biasa juga terjadi karena ada mioma atau tumor. Keadaan ini menyebabkan persalinan terhambat atau macet, yang biasanya disebut distosia. 5. Kelainan kontraksi rahim Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi inkordinate uterine action atau tidak elastisnya leher rahim sehinnga tidak dapat melebar pada proses persalinan, menyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak adapat melewati jalan lahir dengan lancar. Apabila keadaan ini tidak memungkinkan maka dokter biasanya akan melakukan seksio sesaria. 6. Ketuban pecah dini Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi harus segera dilahirkan. Apabila air ketuban habis sama sekali, dan bayi masih belum waktunya untuk lahir, biasanya dokter akan berusaha mengeluarkan bayi dalam kandungan, baik melalui kelahiran biasa maupun seksio sesaria. Air ketuban yang pecah sebelum waktunya akan membuka rahim sehingga memudahkan masuknya bakteri lewat vagina. Dengan masuknya bakteri lewat vagina, infeksi akan terjadi pada ibu hamil dan janin dalam kandungan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, sekitar 60- 70 bayi-bayi yang kehamilannya mengalami ketuban pecah dini akan lahir 2x24 jam. Apabila bayi tidak lahir juga lewat waktu itu, baru lah dokter melakukan tindakan, yaitu operasi seksio sesaria. 7. Rasa takut kesakitan Umumnya, seorang wanita yang melahirkan secara alami akan mengalami proses rasa sakit. Kondisi tersebut karena keadaan yang pernah atau baru Universitas Sumatera Utara akan terjadi dan sering menyebabkan seorang wanita yang akan melahirkan merasa ketakutan, khawatir, dan cemas menjalaninya. Akibatnya, untuk menghilangkan rasa itu semua mereka berpikir melahirkan dengan cara seksio sesaria.

3. Risiko Seksio Sesaria