FOXO yang mengatur puluhan jalur metabolisme dalam sel otot skeletal terkait
pertumbuhan dan proliferasi Schiaffino dan Mammucari, 2011.
2.4.4 Indikasi Klinis Protein Whey
Protein whey telah diteliti secara ekstensif dalam usaha pencegahan dan pengobatan cancer, hepatitis, HIV, penyakit kardiovaskuler, obesitas, proses
penyembuhan luka, osteoporosis, sebagai antimicrobial, dan terutama yang berkaitan dengan exercise Marshall, 2004.
Suplemen protein whey untuk exercise sangat dikenal di masyarakat karena memiliki skor kualitas protein yang tinggi dan kandungan BCAAs yang tinggi
juga. Protein whey mengandung 26 BCAA, yang merupakan substrat yang efisien untuk sintesis protein baru. BCAA leucine bertindak sebagai molekul yang
memberikan signal untuk terjadinya inisiasi sintesis protein. Kandungan leucine ini juga dipertimbangkan sebagai protein yang dapat meningkatkan hipertrofi otot
dan kekuatan otot. Profil asam amino dalam diet protein mempengaruhi pemanfaatan nitrogen, dan kualitas diet protein yang rendah menyebabkan
peningkatan kehilangan nitrogen dan membatasi sintesis protein Marshall, 2004. Penelitian pada pria dengan resistance training program yang mendapatkan
suplemen protein whey dan menghasilkan peningkatan yang lebih besar dalam kekuatan daripada pria dengan resistance training saja. Selama dilakukannya
moderate exercise untuk meningkatkan imunitas, pelatihan atlit secara intensif menunjukkan terjadinya stress pada sistem imun. Produksi radikal bebas dan
peningkatan aktivitas inflamasi dianggap berperan terhadap terjadinya gangguan
aktivitas system imun pada overtrained athletes. Performance otot pada individu yang mendapatkan pelatihan yang tinggi dan proses pemulihannya dihalangi oleh
terjadinya stress oksidatif. Keberadaan glutathione telah terbukti dapat mengurangi terjadinya stress oksidatif. Sebagai cysteine donor, protein whey dapat
meningkatkan level glutathione intraseluler in vitro. Peningkatan biosintesis dari glutathione intraseluler, dapat ditunjukan oleh meningkatnya level limfosit GSH,
dan merupakan mekanisme yang bertanggungjawab terhadap terjadinya peningkatan performance otot. Profil asam amino dari protein whey ini
menjadikannya ideal untuk komposisi tubuh dan mendukung terjadinya sintesis protein dan pertumbuhan otot Marshall, 2004.
Komponen bioaktif yang lain pada protein whey memberikan tambahan keuntungan bagi orang-orang yang aktif dan athlete yang mendapatkan pelatihan
dengan cara meningkatkan fungsi imun, gastrointestinal health dan menunjukkan aktivitas antiinflamasi. Komponen whey seperti IgA, glutamine dan lactoferrin
dapat memberikan dampak yang menguntungkan terhadap terjadinya komplain pada athlete seperti infeksi yang berulang, dan gangguan saluran cerna. Level IgG
dan glutamine yang rendah ditemukan setelah exercise yang intensif dan pada individu overtrained, dan berkaitan dengan peningkatan frekuensi terjadinya
infeksi. Defisiensi glutamine berperan dalam terjadinya komplain saluran cerna pada individu dengan latihan yang tinggi. Kerusakan radikal bebas menyebabkan
terlambatnya pemulihan otot dan gangguan performance. Whey mencegah kerusakan radikal bebas melalui peningkatan level glutathione intraseluler dan
tersedianya lactoferrin untuk aktivitas antioksidant tambahan Marshall, 2004.
Kalman et al., 2007 melakukan penelitian pada 20 subyek yang diberikan suplementasi 50 grhari dengan 4 macam sumber protein yang berbeda yaitu soy
consentrate, soy isolate, soy isolate dan whey blend, dan whey blend, yang dikombinasikan dengan resistance training program 3 kali seminggu selama 12
minggu. Suplementasi protein ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam lean body mass. Pengukuran free dan total testosterone tidak berbeda
secara signifikan pada semua grup. Peningkatan yang signifikan ditemukan pada testosteronestradiol ratio pada semua grup terutama pada grup SW soy isolate +
whey blend. Penelitian yang dilakukan pada pria dewasa muda dengan resistance training
program 3 kali seminggu, yang membandingkan pemberian protein whey 1,8 grKgBbhari dengan placebo selama 8 minggu, menghasilkan peningkatan
dalam kekuatan otot dan berat badan dan juga terjadi peningkatan kadar testosteron dalam darah Arazi et al., 2011.
Penelitian lain dilakukan pada 140 adult male albino rat, dibagi menjadi 4 grup grup kontrol, grup Nandrolone, grup whey protein dan grup whey protein +
Nandrolone. Level testosteron pada grup yang diberi Nandrolone atau whey protein + Nandrolone secara signifikan menurun, sedangkan pada grup dengan
suplementasi whey protein menunjukkan peningkatan yang signifikan Eid, et al., 2014.
Dalam beberapa percobaan yang melibatkan latihan kekuatan, suplementsi protein whey 1,2-1,5 grkghari selama 6-12 minggu secara signifikan
memberikan peningkatan yang lebih baik pada kekuatan otot bila dibandingkan
dengan karbohidrat. Pada orang dewasa muda yang sehat, suplementasi dengan protein whey terbukti mempercepat pemulihan setelah olahraga daya tahan yang
berat. Dibandingkan dengan plasebo karbohidrat, suplementasi dengan WPI 1grkghari setelah olahraga selama 14 hari menghasilkan pada jumlah
pemulihan yang secara signifikan lebih cepat untuk kekuatan yang maksimal dan menurunkan level keratin kinase yang merupakan penanda kerusakan otot.
Suplementasi dengan produk WPI memberikan pemulihan yang lebih cepat setelah latihan daya tahan yang berat. Pemeliharaan status GSH dalam tubuh
adalah penting bagi performa daya tahan. Dalam suatu grup pembalap sepeda yang sangat terlatih, satu dosis 1 grkghari mencegah penurunan konsentrasi
glutatione darah selama 6 minggu latihan bersepeda secara intens di jalanan. Para atlit dalam studi ini melakukan 4 sesi per minggu 30-70 menit masing-masing
yang terdiri dari olahraga intensitas yang moderat 50-70 maksimum rata-rata detak jantung dan intensitas tinggi 80 + maksimum rata-rata detak jantung.
Oleh karenanya, daya tahan para atlit yang melaksanakan volume latihan yang lebih besar dapat mensyaratkan dosis protein whey yang lebih banyak setiap
harinya untuk menjaga status GSH. Binaragawan dan orang-orang lain yang menginginkan penambahan optimal pada massa otot hendaknya menuju kepada
konsumsi satu dosis protein whey 1,5 grkghari selama program latihan daya tahan Cribb, 2006; Harahap, 2014.
Protein whey memberikan sejumlah manfaat unik terhadap para atlit Cribb, 2006:
1. Secara cepat dicerna dan merupakan sumber protein berkualitas tinggi yang
dapat menstimulasi sejumlah sintesis protein yang lebih besar dan penerimaan protein bersih dalam jaringan daripada sumber protein lainnya.
2. Secara langsung meningkatkan fungsi kekebalan terhadap penyakit dan infeksi.
3. Sumber terkaya BCAAs yang berperan dalam pembentukan glutamine bahan
bakar utama sistem kekebalan dan menstimulasi sintesa protein dalam otot juga memberikan pemicu energi bagi otot yang bekerja.
4. Merupakan sumber protein yang kaya cysteine yang dapat meningkatkan
kapasitas antioksidan dan meningkatkan performa olahraga. 5.
Memberikan level glikogen yang lebih tinggi dalam organ hati; bentuk penyimpanan energi yang penting untuk olahraga.
6. Menurunkan penanda kerusakan otot dan mempercepat pemulihan setelah
olahraga. 7.
Memberikan kekuatan yang lebih besar pada saat latihan daya tahan dan ukuran otot yang lebih baik dimana hal ini meningkat selama olahraga
binaraga. 8.
Memberikan sumber kalsium yang tersedia secara alamiah untuk membantu menjaga kesehatan dan mencegah cedera-stres dimana banyak atlit
mengalaminya selama latihan. 9.
Bersamaan dengan solubilitasnya yang tinggi, karakter-karakter ini membuat protein whey sebagai tambahan yang ideal untuk setiap minuman olahraga atau
pengganti makanan untuk konsumsi sebelum, selama dan setelah olahraga.
2.4.5 Susu Suplemen Tinggi Protein Whey L-men Platinum