kemudian dilepaskan ke sirkulasi dan mempengaruhi salah satu sel target IGF-1 yaitu sel leydig Hambrecht et al., 2005.
2.2.2 Estrogen
Estrogen merupakan hormon dominan pada wanita, pria juga memproduksi hormon ini dan memanfaatkannya. Estrogen dapat memberikan efek fisiologis
melalui dua tipe reseptor estrogen yaitu ERα dan ERβ. ERα terutama pada system reproduksi, ginjal, tulang,
jaringan adipose dan hati. ERβ pada ovarium, prostat, paru, saluran cerna, bladder, sel hematopoetik dan susunan saraf pusat Faulds et
al., 2012. Estrogen pada pria dihasilkan oleh aromatisasi testosteron dari sel Leydig dan sel germinal. Sel germinal lebih banyak memproduksi estrogen
dibandingkan sel Leydig. Pada testis terjadi konversi testosteron menjadi estradiol melalui mekanisme aromatisasi sitokrom P 450 yang menyebabkan konsentrasi
estrogen tinggi dalam cairan testis dan seminal Anwar, 2005. Jumlah kadar estrogen pada pria dalam konsentrasi kecil dalam darah tepi
sekitar 2-180 pgml. Konsentrasi estrogen tinggi pada vena testicular dan pembuluh limfenya, serta tinggi pada sistem reproduksi, tinggi pada semen dan
cairan testis. Ada tiga jenis estrogen utama dalam tubuh yaitu estron, estradiol estrogen paling kuat dan estriol Pangkahila, 2011; Rahmanisa, 2014. Pada saat
keluar dari sirkulasi, hormon steroid berikatan dengan protein plasma, dimana estradiol berikatan dengan SHBG dan berikatan lemah dengan albumin. Estron
berikatan kuat dengan albumin. Sirkulasi estradiol secara cepat diubah menjadi estron di hepar dengan bantuan 17-hidroksisteroid dehydrogenase. Sebagian
estron masuk kembali ke sirkulasi dan sebagian lagi dimetabolisme menjadi hidroksiestrone yang dikonversi menjadi estriol Anwar, 2005.
Pada pria, estrogen bekerja berkoordinasi dengan hormon androgen, tetapi sebaliknya dapat juga bersifat sebagai antiandrogenik. Efek fisiologik testosteron
merupakan gabungan efek testosteron dengan estrogen, namun efek androgeniknya lebih dominan karena rasio androgen dengan estrogen sangat
tinggi 250:1. Penurunan rasio ini dapat menyebabkan gejala feminisasi ginekomasti. Terlalu banyak estrogen pada pria terutama kombinasi dengan
rendahnya testosteron secara abnormal dapat menyebabkan meningkatnya akumulasi lemak, begitu juga pada payudara wanita. Estrogen yg terbentuk pada
pria berasal dari male androgen testosteron dan adrostenedion sebagai akibat kerja dari enzim aromatase. Bodybuilder terkadang menggunakan suplemen atau obat
untuk menghambat aromatase ini dan memperlambat atau menghambat produksi estrogen, untuk menjaga lemak tubuh tetap rendah Kumar, 2013.
Peningkatan hormon estrogen bisa disebabkan juga oleh konsumsi suplemen yang mengandung phytoestrogen seperti pada penelitian yang dilakukan oleh
Bonora 2015 pada susu pengganti cair Pediasure. Susu Pediasure terbukti mengandung estrogen sebesar 4,87 pgg dan progesteron sebesar 5,11 pgng, dan
perlakuan susu ini pada tikus lepas sapih selama 21 hari dapat meningkatkan kadar estrogen. Margo 2015 juga melalukan penelitian pada susu Morinaga
BMT soya yang mengandung phytoestrogen 12,09 mg100gr yang menghasilkan peningkatan pada kadar estrogen 48,09 dibandingkan kontrol.
2.2.3 Mekanisme Kontrol Hormon Seks Steroid pada Pria