Uji Multikolinearitas Uji Autokorelasi Koefisien Determinasi R

41 maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal. Hasil uji statistik ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Unstandardized Residual N 66 Normal Parameters a,b Mean ,0000000 Std. Deviation ,07528266 Most Extreme Differences Absolute ,062 Positive ,062 Negative -,047 Kolmogorov-Smirnov Z ,500 Asymp. Sig. 2-tailed ,964 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2012 Berdasarkan tabel 4.2 di atas, menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,964 lebih besar dari 0,05 0,964 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi secara normal.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebasnya. Hal ini dapat diketahui dengan melihat nilai toleransi Tolerance Valuedan VIF Variance Inflation Factor data yang Universitas Sumatera Utara 42 diolah. Hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF Constant SZ ,488 2,048 ROA ,517 1,936 LV ,612 1,635 a. Dependent Variable: ML Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2012 Masing-masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,01 yaitu untuk variabel size memiliki nilai tolerance 0,488; variabel Return on AssetROA memiliki nilai tolerance 0,517; variabel leverage memiliki nilai tolerance 0,612. Jika dilihat dari VIF-nya, bahwa masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 10 yaitu untuk VIF size 2,048; VIF Return on AssetROA 1,936; VIF leverage 1,635. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam variabel independennya.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Dalam uji autokorelasi ini, kita dapat menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu Universitas Sumatera Utara 43 pada periode t dengan kesalahan-kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Hasil uji autokorelasi ditunjukkan pada tabel berikut ini : Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Summary b Model RSquare Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson dimension0 199 a ,040 -,007 ,077082495 2,239 a. Predictors: Constant, LV, ROA, SZ b. Dependent Variable: ML Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2012 Tabel 4.3 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 2,239. Hal ini menunjukkan bahwa -2 Angka DW +2 -2 2,239 +2, maka dengan demikian terjadi autokorelasi negatif.

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain sama, maka dapat disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Untuk menguji Universitas Sumatera Utara 44 adanya heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan mengamati grafik scatterplot yang disajikan sebagai berikut : Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2012 Berdasarkan Gambar 4.3 di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak di atas dan di bawah angka nol pada sumbu y dan tidak membentuk suatu pola yang jelas. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas

4.2.3 Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengolahan data dengan menggunakan regresi linear dilakukan dalam beberapa tahapan untuk mencari pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, melalui pengaruh size, Return on AssetROA Universitas Sumatera Utara 45 dan leverage, sebagai variabel independen terhadap manajemen laba. Berikut ini adalah hasil regresi yang disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 4.5 Pengujian Hipotesis Penelitian Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta Constant ,029 ,239 ,120 ,905 SZ -,006 ,007 -,137 -,768 ,445 ROA 2,024 1,363 ,257 1,485 ,143 LV ,103 ,315 ,052 ,326 ,746 a. Dependent Variable: ML Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2012 Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : ML = 0,029 – 0,006 SZ + 2,024 ROA + 0,103 LV Keterangan : 1. Konstanta sebesar 0,029 menunjukkan bahwa apabila variabel independen dianggap konstan X1, X2, X3 = 0, maka manajemen laba perusahaan sebesar 0,029. 2. Koefisien regresi size X1 = - 0,006 artinya setiap penambahan size sebesar 1 , jika variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan manajemen laba perusahaan sebesar 0,006. 3. Koefisien regresi Return on AssetROA X2 = 2,024 artinya setiap penambahan return on asset ROA sebesar 1 , jika variabel lainnya Universitas Sumatera Utara 46 dianggap konstan, maka akan menaikkan manajemen laba perusahaan sebesar 2,024. 4. Koefisien regresi leverage X3 = 0,103 artinya setiap penambahan leverage sebesar 1 , jika variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan manajemen laba perusahaan sebesar 0,103.

4.2.3.1 Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Berikut adalah hasil penghitungan koefisien determinasi hipotesis. Tabel 4.6 Koefisien Determinasi Model Summary b Model R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate dimension0 199 a ,040 -,007 ,077082495 a. Predictors: Constant, LV, ROA, SZ b. Dependent Variable: ML Pada koefisien determinasi model regresi diperoleh nilai R square sebesar 0,040. Hal ini berarti bahwa 4 variasi manajemen laba dapat dijelaskan oleh size, Return on AssetROA dan leverage, sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain selain variabel independen tersebut. Universitas Sumatera Utara 47

4.2.3.2 Uji Statistik F Uji secara Simultan