Uji Multikolinieritas Uji Autokorelasi Koefisien Determinasi R

32

3.7.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas Ghozali, 2006. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance tolerance value dan nilai Variance Inflation Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai cutoff yang umum digunakan adalah nilai tolerance0,10 atau sama dengan VIF diatas 10. Apabila nilai tolerance tidaklebih dari 0,10 atau nilai VIF 10 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel dalam model regresi.

3.7.2.3 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi Ghozali, 2005. Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-Watson DW test. Uji autokorelasi dengan Durbin-Watson DW test hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya Universitas Sumatera Utara 33 intercept konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen. Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu: 1. Nilai DW dibawah – 2 = ada autokorelasi positif 2. Nilai DW diantara -2 samapai +2 = tidak ada autokorelasi 3. Nilai DW diatas +2 = ada autokorelasi negatif.

3.7.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka dapat disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedasitas Ghozali, 2006. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Dasar analisis menurut Ghozali 2006: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Universitas Sumatera Utara 34 2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.7.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda. Metode regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independent yakni size,Return on AssetROA dan leverage terhadap variabel terikat yaitu manajemen laba dengan menggunakan rumus : Keterangan : Y : Manajemen laba a : Konstanta b 1-3 : Koefisien regresi variabel independent X 1 : Size X 2 : Return on Asset ROA X 3 : Leverage Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 Universitas Sumatera Utara 35

3.7.3.1 Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi R 2 mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel independen Ghozali, 2006. Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada R square. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R square berkisar antara 0 dan 1.

3.7.3.2 Uji Signifikansi Simultan uji F