15
Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber,
sehingga untuk memperoleh pinjaman dari kreditur pun akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran lebih besar memiliki profitabilitas lebih
besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Pada sisi lain, perusahaan dengan skala kecil lebih fleksibel dalam menghadapi
ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih bereaksi terhadap perubahan yang mendadak. Oleh karena itu, memungkinkan perusahaan untuk
melakukan manajemen laba.
2.1.3 Return on Asset ROA
ROA merupakan salah satu rasio yang mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan
hasil return atasjumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan Kasmir, 2008. ROA dipengaruhi oleh profit margin dan perputaran total aktiva.
Untuk menaikkan ROA, suatu perusahaan bisa memilih dengan menaikkan profit margin dan mempertahankan perputaran total aktiva.Profit margin
yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Semakin tinggi laba yang dihasilkan
perusahaan akan mengakibatkan harga saham perusahaan juga akan meningkat sehingga semakin tinggi pula returnsaham yang diperoleh.
Pada rasio ini, angka laba yang digunakan dalam perhitungan adalah yang berasal dari kegiatan usaha pokok perusahaan. Rasio ini mencerminkan
Universitas Sumatera Utara
16
tingkat efisiensi perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
perusahaan dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset. Jadi memungkinkan
manajermelakukan manajemen laba untuk mendapatkan keadaan tersebut.
2.1.4 Leverage
Leverage merupakan rasio antara total kewajiban dengan total asset.Leveragejuga dapat diartikan sebagai pengunaan aktiva atau dana
dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau beban tetap Kasmir:2008.Semakin besar rasio leverage, berarti
semakin tinggi nilai utang perusahaan. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Watts dan Zimmerman dalam Indriani, 2010, dalam hipotesis debt
covenant bahwa motivasi debt covenant disebabkan oleh munculnya perjanjian kontrak antara manajer dengan perusahaan yang berbasis
kompensasi manajerial. Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi, berarti proporsi hutangnya lebih tinggi dibandingkan
dengan proporsi aktivanya akan cenderung melakukan manipulasi dalam bentuk manajemen laba.
Kebijakan hutang merupakan salah satu alternatif pendanaan perusahaan selain menjual saham di pasar modal. Hutang yang dipergunakan
Universitas Sumatera Utara
17
secara efektif dan efisien akan meningkatkan nilai perusahaan. Herry dan Hamin dalam Tarjo, 2008 menunjukkan bahwa leverage menyebabkan
peningkatan nilai perusahaan.Tetapi bila dilakukan dengan dalih menarik perhatian para kreditur, maka justru akan memicu manajer untuk melakukan
manajemen laba.Perusahaan yang memiliki hutang tinggi akan memilih kebijakan akuntansi dengan menggeser laba masa depan ke masa sekarang.
Pernyataan ini juga dibuktikan oleh penelitian Herawati dan Baridwan 2007 yang memberikan bukti empiris tentang adanya tingkat manajemen laba yang
lebih besar pada perusahaan yang terikat perjanjian hutang daripada perusahaan yang tidak terikat perjanjian hutang.
Menurut Sawir, 2004Leverage terdiri atas leverageoperasi dan leveragekeuangan :
a. LeverageOperasi Leverageoperasi adalah kepekaan EBIT terhadap penjualan perusahaan.
Leverage operasi timbul karena perusahaan menggunakan biaya operasi tetap. Leverage operasi sangat dipengaruhi oleh pertimbangan efisiensi serta dasar-
dasar ekonomis dan karakteristik bisnis dari barang dan jasa yang dijual suatu perusahaan. Jika perusahaan mempunyai leverage operasi yang tinggi, titik
impasnya break even point terletak pada tingkat penjualan yang relatif tinggi, dan dampak perubahan tingkat penjualan terhadap laba akan makin
besar. Semakin besar biaya operasi tetap, perubahan pada penjualan akan mengakibatkan perubahan yang lebih besar pada EBIT perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
18
b. Leverage Keuangan Leverage
keuangan adalah penggunaan sumber dana yang menimbulkan beban tetap keuangan. Leverage keuangan dapat diukur
berdasarkan nilai buku atau nilai pasar. Leverage keuangan berdasarkan nilai buku diukur dengan rasio nilai buku seluruh utang terhadap total aktiva,
sementara leverage keuangan berdasarkan nilai pasar diukur dengan rasio nilai buku seluruh utang terhadap total nilai pasar perusahaan.
Riyanto dalam Dewi 2010 menyatakan perusahaan yang menggunakan dana dengan beban tetap dikatakan menghasilkan leverage
yang menguntungkan favorable financial leverage atau efek yang positif jika pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tersebut lebih besar
daripada beban tetap dari penggunaan dana itu. Financial leverage merugikan unfavorable leverage jika perusahaan tidak dapat memperoleh pendapatan
dari penggunaan dana tersebut sebanyak beban tetap yang harus dibayar. Leverage seperti “pedang bermata dua”: bila rentabilitas ekonomis lebih
kecil dari pada biaya utang, maka leverage akan mengurangi rentabilitas modal sendiri. Dengan kata lain, leverage dapat digunakan untuk
meningkatkan hasil pengembalian pemegang saham tetapi dengan risiko akan meningkatkan kerugian pada masa-masa suram Sawir, 2004.
Universitas Sumatera Utara
19
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Pujiningsih 2011 melakukan penelitian terhadap Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Praktek Corporate Governance dan
Kompensasi Bonus Terhadap Manajemen Laba, tetapi tidak menemukan bukti yang cukup kuat adanya pengaruh struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan
kompensasi bonus terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009.
Indriani 2010 meneliti pengaruh kualitas auditor, corporate governance, leverage dan kinerja keuangan terhadap manajemen laba studi pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2006 – 2008, dan penelitian ini menunjukankualitas auditor, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
dan CAR berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Setiawati 2010 meneliti pengaruh rasio CAMEL terhadap praktik
manajemen laba di bank syariah tahun 2008-2009 dan penelitian ini menunjukanbahwa kinerja bank yang diproksikan dengan CAMEL CAR, RORA,
ROA, NPM, dan LDR berhubungan negatif dan signifikan terhadap praktik manajemen laba.
Muljono2008 meniliti pengaruh Kualitas audit, leverage, dan persentase kepemilikan saham oleh publik terhadap earning management pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Jakarta2004-2006, dan menunjukan bahwavariable kualitas audit, leverage, dan kepemilikan sahamberpengaruh secara simultan
terhadap praktik manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
20
Berikut ini disajikan tabel penelitian terdahulu yang membahas tentang manajemen laba.
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti dan Tahun
Judul Variabel Dependen
Independen
Hasil Penelitian
Andiany Indra Pujiningsih
2011 Pengaruh Struktur
Kepemilikan, Ukuran Perusahaan,
Praktek Corporate Governance
dan Kompensasi Bonus
Terhadap Manajemen Laba
Dependent : 1.Manajemen Laba
Independen : 1.Struktur
kepemilikan 2.Ukuran
Perusahaan 3.Corporate
Governance 4. Kompensasi
Bonus
Tidak adanya pengaruh struktur
kepemilikan, ukuran perusahaan dan
kompensasi bonus terhadap manajemen
laba
Yohana Indriani
2010 Pengaruh kualitas
auditor, corporate
governance, leverage dan kinerja
keuangan terhadap manajemen laba
studi pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI
tahun 2006 – 2008 Dependent :
1.Manajemen Laba Independen :
1. Kualitas auditor 2.Corporate
Governance 3. Leverage
4.Kinerja keuangan
hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel yang memiliki pengaruh
signifikan terhadap manajemen laba
adalah kualitas auditor, kepemilikan
manajerial, kepemilikan
institusional, dan CAR. Perusahaan
yang diaudit oleh auditor Big Four
menunjukkan hasil yang positif antara
kualitas auditor dengan praktik
manajemen laba.
Koosrini Setiawati
2010 Pengaruh Rasio
Camel terhadap Praktik Manajemen
Laba di Bank Syariah
Dependent : 1.Manajemen Laba
Independent: 1.CAMEL CAR,
RORA, ROA, NPM, dan LDR
CAMEL berpengaruh negatif
dan signifikan pada manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
21 Michael
Kurniadi Muljono
2008 Pengaruh Kualitas
audit, leverage, dan persentase
kepemilikan saham oleh publik terhadap
earning management pada
perusahaan manufaktur di Bursa
Efek Jakarta 2004-2006
Dependent : 1.Earning
Management Independen :
1. Kualitas Audit 2. Leverage
3.kepemilikan saham
Seluruh variabel independen
berpengaruh secara simultan terhadap
praktik manajemen laba.
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu makakerangka konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka konseptual
Variabel independen dalam penelitian ini adalah size, Return on Asset ROA dan leverage. Sementara variabel dependennya adalah manajemen laba.
Perusahaan atau pun manajer yang melakukan praktek manajemen labadengan menggunakan metode akrual dapat melakukan perekayasaan laporan keuangan
yang dapat meningkatkan laba, dan laba yang tinggi diharapkan akan dihargai Manajemen Laba
Y Size X
1
Return On Asset X
2
Leverage X
3
Universitas Sumatera Utara
22
tinggi oleh investor berupa harga penawaran yang tinggi. Dengan asumsi demikian, diperkirakan bahwa praktek manajemen laba yang dilakukan
diharapkan mampu mendongkrak harga saham perdana. Dengan nilai laba yang tinggi yang diterima perusahaan pada saat penawaran saham perdana dan
pertumbuhan perusahaan yang sangat menjanjikan dengan cara penerapan manajemen laba dapat meningkatkan daya tarik perusahaan untuk menyerap
modal dari para investor. Sizemenunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu
perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dan tingkat risiko dalam mengelola investasi yang diberikan para stakeholder untuk meningkatkan
kemakmuran mereka. Perusahaan yang memiliki total asset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan.Perusahaan
dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman
dari kreditur pun akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran lebih besar memiliki profitabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan
dalam industri sehingga mendorong manajer melakukan praktik manajemen laba. ROA dapat menggambarkan keefektifan operasi suatu perusahaan. Atau
dengan kata lain dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam
aktiva yang digunakan untuk kegiatan operasinya. Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan
tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan
Universitas Sumatera Utara
23
aset. Jadi memungkinkan manajer melakukan manajemen laba untuk mendapatkan keadaan tersebut.
Leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya dengan modal yang dimilikinya. Pemilihan struktur keuangan yang
menyangkut bauran pendanaan yang berasal dari modal sendiri dan utang yang akan digunakan oleh perusahaan pada akhirnya menyangkut penentuan berapa
banyak utang Leverage yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mendanai aktivanya. Semakin tinggi leverage suatu perusahaan berarti proposi utang lebih
tinggi dibandingkan dengan aktivanya lebih cenderung melakukan manipulasi pada laporan keuangannya dalam bentuk manajemen laba.
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah :
H
a
: Size,Return on Asset ROA, danLeverageberpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap manajemen laba pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI. H
o
: Size,Return on Asset ROA, danLeveragetidakberpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap manajemen laba pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI.
Universitas Sumatera Utara
24
BABIII METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruhyang signifikan antara penerapan size, Return on Asset ROA dan leverageterhadap
manajemen laba. Penelitian ini menggunakan desain kausal atau sebab akibat. Menurut Erlina2011 “penelitian kausal bertujuan untuk menguji hipotesis
dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antara variabel dan tujuan utama dari penelitian ini adalah mengidentifikasikan
hubungan sebab akibat antara berbagai variabel”. “Terdapat empat teknik dasar yang sering digunakan dalam penelitian
deskriptif dan sebab akibat, yaitu survei, eksperimen, analisa data sekunder dan observasi” Erlina, 2011.
“Studi kausalitas selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat, dengan kata lain, studi kausalitas mempertanyakan masalah sebab akibat” Kuncoro, 2009. Dan penelitian ini menggunakan data sekunder.
3.2 Batasan Operasional
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel independen meliputi size, Return on AssetROA dan leveragedan
variabel dependen adalah manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
25
2. Periodisasi data penelitian mencakup data tahun 2008, 2009, 2010, yang dipandang cukup untuk analisis yang membutuhkan pengamatan yang
bersifat time series dan mewakili kondisi di BEI. 3. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI dari 2008-2010.
3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran 3.3.1 Variabel Tidak Bebas
Dependent = Y
Manajemen laba merupakan bentuk intervensi manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan untuk kepentingan mereka sendiri.
Tindakan manajemen laba dalam penelitian ini diukur dengan proxy discretionary accruals, perusahaan tidak melakukan manajemen laba apabila
total accrual sama dengan non discretionary accrual atau besarnya DAit=0. Jika DAit bernilai positif berarti terdapat indikasi perusahaan melakukan
manajemen laba dengan pola menaikkan laba dan DAit negatif berarti perusahaan tersebut melakukan manajemen laba dengan pola menurunkan
laba. Menurut Belkaoui 2007 manajemen laba diukur dengan
menggunakan proksi Discretionary Accrual. Discretionary Accrual merupakan komponen akrual yang berada dalam kebijakan manajer, artinya
manajer memberi intervensinya dalam proses pelaporan akuntansi. Sebelum mengukur Discretionary Accrual, terlebih dahulu mengukur total akrual.
Universitas Sumatera Utara
26
Total akrual diklasifikasikan menjadi komponen discretionary dan nondiscretionary dengan tahapan :
1. Mengukur total akrual dengan menggunakan Model Jones yang dimodifikasi.
Total akrual = Laba bersih setelah pajak – Arus kas dari operasi
2. Menghitung nilai accruals yang diestimasi dengan persamaan regresi OLS Ordinary Least Square :
TA
t
A
t-1
= α
1
1A
t-1
+ α
2
ΔREVt- ΔRECtA
t-1
+ α
3
PPE
t
A
t-1
+ E
t
Keterangan : TA
t
: total accrual perusahaan pada periode t A
t-1
: total aset pada akhir tahun t-1 ΔREVt : perubahan pendapatan operasi dari tahun t-1 ke tahun t
ΔRECt : perubahan piutang usaha dari tahun t-1 ke tahun t PPE
t
: aktiva tetap kotor perusahaan tahun t E
t :
porsi pilihan spesifik perusahaan dalam akrual total 3. Menghitung nondiscretionary accruals model NDA adalah sebagai
berikut : NDA
t
= α
1
1A
t-1
+ α
2
ΔREVt- ΔRECtA
t-1
+ α
3
PPE
t
A
t-1
Keterangan : NDA
t
: nondiscretionary accruals pada tahun t
Universitas Sumatera Utara
27
α : fitted coefficient yang diperoleh dari hasil regresi pada
perhitungan total accruals 4. Menghitung discretionary accruals :
DAC
t
= TAC
t
A
t-1
- NDA
t
Keterangan : DAC
t
: discretionary accruals perusahaan pada periode t
3.3.2 Variabel Bebas Independent = X
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari size,Return on AssetROA, dan leverage.
3.3.2.1 Size X