memastikan bahwa latihan tersebut benar-benar efektif, diharapkan dengan bertambahnya usia akan bertambahnya pula kemampuan anak untuk berfikir
secara objektif, tidak mudah dipengaruhi, berani mengambil keputusan sendiri, tumbuh percaya diri, tidak bergantung dengan orang lain sehingga kemandirian
akan berkembang dengan baik.
17
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi dalam belajar siswa
dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Faktor internal faktor dari dalam siswa, yakni keadaankondisi jasmani dan
rohani siswa. b. Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus tegang otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi
semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi disertai dengan pusing kepala berat misalnya, dapat
menurunkan kualitas ranah cipta kognitif sehingga materi yang dipelajarinyapun kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahankan tonus
jasmani agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu, siswa juga dianjurkan memilih pola istirahat
dan olahraga ringan yang dapat mungkin terjadwal secara tetap dan berkesinambungan.
17
Op. Cit, h. 144.
c. Apek Psikologis Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, diantaranya faktor-faktor rohaniah peserta didik yang pada umumnya
dipandang lebih adalah sebagai berikut: 1 Inteligensi Siswa
Siswa pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
dengan cara yang tepat. Jadi, inteligensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga organ-organ tubuh lainya. Akan tetapi,
harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan inteligensi manusia lebih menonjol dari pada organ-organ tubuh lainya, lantara otak
merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia. 2 Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdemensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon response tendency dengan
cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Untuk mengantisipasi kemungkinan
munculnya sikap negatif siswa seperti tersebut, guru dituntut untuk lebih dahulu menunjukkan sikap positif terhadap dirinya sendiri dan terhadap
mata pelajaran yang menjadi haknya. Dalam hal ini bersikap positif
terhadapa mata pelajarannya, seorang guru sangat dianjurkan untuk senantiasa menghargai dan mencintai profesinya.
3 Bakat Siswa Secara umum, bakat aptitude adalah kemampuan potensial yang
dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti
berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi secara global bakat itu mirip dengan
intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berinteligansi sangat cerdas superior atau cerdas luar biasa very superior disebut juga sebagai
talented child, yakni anak berbakat. 4 Minat Siswa
Secara sederhana, minat inters berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang benar terhadap sesuatu. Minat tidak
termasuk istilah popular dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainya seperti; pemusatan perhatian,
keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. 5 Motivasi Siswa
Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam
pengertian ini motivasi berarti pemasak daya energize untuk bertingkah laku secara terarah.