perlakuan dilakukan pada tanggal 3 oktober 2016 dan pada bulan sebelum pemberian tretment sebagai prettest. Prettest dilakukan di kelas VII C yang pada pelaksanaanya
harus menyesuaikan dengan kegiatan yang ada di sekolah. Peneliti menggunakan layanan konseling kelompok dengan teknik analisis
transaksional dalam meningkatkan rendahnya kemandiran belajar untuk merubah peserta didik. Setelah 12 peserta didik mendapatkan tretment atau perlakuan berupa
layanan konseling kelompok, terjadi perubahan dari peserta didik yang memiliki kemandirian belajar setelah mengikuti kegiatan konseling kelompok dengan teknik
analisis transaksional yaitu terdapat 12 peserta didik dalam kategori rendah yaitu, RS, RR, AR, DP, WD, DS, BP, RA, ES, MI, IP dan MZ. Rata-rata skor meningkatkan
kemandirian belajar sebelum mengikuti layanan konseling kelompok dengan teknik analisis transaksional adalah sebesar 53,66 dan setelah mengikuti layannan konseling
kelompok dengan teknik analisis transaksional untuk meningkatkan kemandirian belajar lebih tinggi menjadi 72 di tujukan pula dari hasil uji t dengan program SPSS
for windows reliase 17. Dengan demikian dapat dikatakan bahawa ada layannan konseling kelompok
dengan teknik analisis transaksional dapat berpengaruh dalam meningkatkan kemandirian belajar pada peserta didik klas VII C di MTs N 3 Lampung Utara tahun
pelajaran 20162017.
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menunjukan bahwa layanan konseling dalam meningkatkan kemandirian belajar peserta didik kelas VII C di MTs N 3 Lampung Utara, baik
secara keseluruhan maupun tiap aspeknya. Meskipun penelitian ini telah dilaksanakan dengan sebaik mungkin, namun peneliti menyadari bahwa masih
banyak kekuranganya peneliti sebagai pemimpin kelompok dalam kegiatan konseling kelompok mengalami beberapa hambatan. Pada awal pertemuan,
pemimpin kelompok mengalami kesulitan dalam membangun keaktifan kelompok. Karena sebelumnya mereka belum pernah mengikuti kegiatan
konseling kelompok. Kemudian setelah pemimpin kelompok memberi penjelasan tentang tujuan konseling kelompok pada peserta didik paham dengan
layanan ini. Selain itu juga pemimpin kelompok mengatasinya dengan cara menggunakan permainan. Melalui permainan tersebut mampu membuat mereka
mulai merasa nyaman dan mulai terbuka.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data, di peroleh perbedaan hasil perhitungan rata- rata skor meningkatkan kemandirian belajar. Adapun sebelum mengikuti kegiatan
layannan konseling kelompok dengan teknik analisis transaksional adalah 53,66 dan setelah mengikuti kegiatan layanan konseling kelompok dengan teknik analisis
transaksional mengalami penngkatan menjadi 72 berdasrakan hasil uji t dengan mengguankan program SPSS for windows reliase 17 dengan derajad kebebasan df = 11
engan taraf signifikansi p value =0,05. sehingga hipotesisi Ha yang berbunyi teknik analisis transaksional dapat berpengaruh dalam meningkatkan kemandirian belajar kelas
VII C MTs N 3 Lampung Utara tahun ajaran 20162017.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditunjukan beberapa saran, yaitu : 1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling MTs N 3 Lampung Utara hendaknya persiapan
untuk melaksanakan layanan konseling kelompok dengan teknik analisis transaksional sebagai upaya mengurangi rendahnya kemandirian belajar peserta didik yang memliki
tingkat rendah kemandirian belajar. 2. Bagi peserta didik, hendaknya mengikuti layanan konseling kelompok dengan teknik
analisis transaksional dengan sungguh-sungguh agar dapat mengembangkan berbagai keterampilan yang pada intinya meningkatkan kepercayaan diri, cinta diri, pemahaman
diri atas segala kekurangan dan kemampuan, ketegasan dalam menerima kritik dan
memberi kritik serta dapat mengendalikan perasaan dengan baik sehingga adanya gejolak yang ada dalam dirinya dapat diredam yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kemandirian belajar. 3. Kepada peneliti lain yang akan melaksanakan penelitian mengenai kemandirian belajar
hendaknya bekerja sama dengan pihak lain seperti orang tua maupun guru wali kelas mata pelajaran agar lebih mudah untuk menentukan langkah-langkah dalam
membimbing peserta didik dalam menyelesaikan masalahnya.