3. Teknik-teknik Terapi Analisis Transaksional
Banyak teknik AT yang bisa dikombinasikan dengan teknik-teknik Gestalt yang mendatangkan hasil. Beberapa bentuk diagnosis bisa digunakan
untuk menafsir sifat masalah. Konseli berpartisipasi secara aktif dalam diagnosis dan penafsiran-penafsiran, dan diajari membuat penafsiran dan
penilaian-penilaian. Konfrontasi sering digunakan, dan kontrak-kontrak dianggap penting bertanya adalah bagian dasar dari AT. Teknik-teknik ini
biasa diterapkan pada hubungan orang tua anak, belajar di kelas, pada konseling dan terapi individual, serta kelompok dan pada konseling
perkawinan. Sumbangan utamanya adalah perhatianya pada transaksi- transaksi berkenanaan dengan fungsi perwakilan-perwakilan ego.
10
Teknik-teknik terapi analisis trans aksional yang dimaksud adalah: a. Metode Didaktik didactic methods
Karena analisis transaksinal menekankan pada domain kognitif, prosedur mengajar dan belajar merupakan dasar dari pendekatan ini.
b. Kursi kosong empty chair Teknik ini merupakan adopsi dari pendekatan Gestalt. Teknik ini
biasanya digunakan untuk structural analysis Mcneel tahun 1976 mendeskripsikan bahwa teknik yang menggunakan dua kursi ini merupakan
cara yang efektif untuk membantu konseli mengatasi konflik masa lalu dengan orang tua atau orang lain pada masa kecil.
10
Khairani Makmun,, h. 72.
c. Bermain peranrole playing Bermain perang role playing biasanya digunakan dalam konseling
kelompok dimana melibatkan orang lain. Anggota lain dapat berperan sebagai ego state yang bermasalah dengan konseli. Dalam kegiatan ini berlatih dengan
anggota kelompok untuk bertingkah laku sesuai dengan apa yang akan diuji coba di dunia nyata. Variasi lain dapat dilakukan dengan melebih-lebihkan
karateristik ego state tertentu untuk melihat reaksi tingkah laku saat ini terhadap ego state tertentu.
d. Penokohan keluarga family modeling Family modeling adalah pendekatan untuk melakukan structural
analisis, yang pada umumnya berguna untuk menghadapi constant parent, constant adult atau constant cblid. Konseli untuk diminta untuk
membayangkan episode yang berisi orang-orang yang penting baginya di masa lalu. Konseli bertindak sebagai pengganti anggota keluarganya. Konseli
menempatkan mereka sehingga ia mengingat situasinya. Berdasarkan hasil drama ini konseli dan konselor mendiskusikan, bertindak, dan mengevaluasi
sehingga dapat meningkatkan kesadaran tentang situasi yang spesifik dan makna personal yang masih dipegang teguh konseli.
11
11
Gantina Komalasari dkk, Teori dan Teknik dan Teknik Konseling,Jakarta:Nindeks, 2011, h.129-130.
4. Perkembangan Prilaku
a. Struktur Kepribadian
Ketika Berne menghadapi konseli, ia menemukan bahwa konselinya kadang-kadang berfikir, berperasaan dan berprilaku seperti anak-anak, tapi
di lain kesempatan terlihat seperti orang tua atau orang dewasa. Berdasarkan pengalamanya dengan konseli itu, Berne berkesimpulan
bahwa manusia memiliki berbagai bentuk kondisi ego, atau disebutnya dengan ego states yaitu unsur-unsur kepribadian yang terstruktur dan itu
merupakan kesatuan yang utuh. Adapun struktur kepribadian itu terdiri dari 3 status ego yaitu ; ego
orang tua, ego dewasa dan ego anak.
1 Status ego orang tua. ego state parent yaitu bagian dari kepribadian yang yang menunjukan sifat-sifat orang tua, berisi perintah harus dan
semestinya. Jika individu dan merasa tingkah laku sebagaimana orang tuanya dahulu, maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut dalam
status ego orang tua. Status ego orang tua merupakan suatu kumpulan perasaan, sikap, pola-pola tingkah laku yang mirip dengan bagaimana
orang tua individu merasa dan bertingkah laku terhadap dirinya. 2 Status ego dewasa ego state adult yaitu bagian dari kepribadian yang
objektif, stabil, tidak emosional, rasional, logis, tidak menghakimi, bekerja dengan fakta dan kenyataan-kenyataan, selalu berusaha untuk
menggunakan informasi yang tersedia untuk menghasilkan pemecahan