4 Analisis Skript Analisis script ini merupakan usaha konselor untuk mengenal
proses terbentuk script yang dimiliki oleh konseli. Ananlisis script ini hendaknya sampai menyelidiki transaksi seseorang sejak dalam
asuhan orang tua, pada masa ini terjadi transaksi orang tua dengan anak-anaknya. Dan pada akhirnya terbentuk suatu tujuan hidup dan
rencana hidup script atau naskah. Hal ini dilakukan apabila konselor sudah meyakini bahwasanya konselinya terjangkit posisi
hidup yang tidak sehat. Transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu
hubungan. Dalam komunikasi antar pribadipun dikenal transaksi. Yang dipertukarkan adalah pesan - pesan baik verbal maupun non verbal. Analisis
transaksional sebenarnya bertujuan untuk mengkaji secara mendalam proses transaksi siapa yang terlibat di dalamya dan pesan apa yang dipertukarkan.
6. Langkah-langkah analisis transaksional dalam proses konseling
Tahapan proses konseling analisis transaksional yaitu: a. Bagian pendahuluan digunakan untuk menentukan kontrak dengan
konseli baik mengenai masalah maupun tanggung jawab kedua pihak b. Pada bagian kedua baru mengajarkan konseli tentang ego statenya
dengan diskusi bersama konseli c. Membuat kontrak yang dilakukan oleh konseli sendiri yang berisikan
tentang apa yang dilakukan oleh konseli, bagaimana konseli akan
melangkah ke arah tujuan yang telah ditetapkan, dan konseli tahu kapan kontraknya akan habis. Kontrak berbentuk pernyataan konseli-konselor
untuk bekerja sama mencapai tujuan dan masing-masing terikat untuk saling bertanggung jawab.
Beberapa persaratan yang harus dipenuhi dalam kontrak yaitu: 1 Dalam kontrak, konselor dan konseli harus melalui transaksi dewasa-
dewasa, serta ada kesepakatan dalam menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
2 Kontrak harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu: a. Pertimbangan pertama yaitu konselor memberikan layanan kepada
konseli secara professional baik berupa kesempatan maupun keahlian
b. Pertimbangan kedua yaitu, konseli memberikan imbalan jasa kepada konselor, dan menandatangani serta melaksanakan isi
kontrak sesuai dengan waktu atau jadwal yang telah ditetapkan c. Kontrak memiliki pengertian sebagai suatu bentuk kompetensi
antara dua pihak, yaitu konselor harus memiliki kecakapan untuk membantu konseli dalam mengatasi masalahnya, dan konseli harus
cukup umur dan matang untuk memasuki suatu kontrak. d. Tujuan dari kontrak haruslah sesuai dengan kode etik konseling
e. Setelah kontrak ini selesai, baru kemudian konselor bersama konseli menggalai ego state dan memperbaikinya sehingga terjadi
dan tercapainya tujuan konseling.
B. Kemandirian Belajar
1. Pengertian Kemandirian Belajar
Kemandirian merupakan sifat dan perilaku mandiri yang merupakan salah satu unsur sikap. Sementara menurut sikap menurut Myeres sebagaimana dikutip
oleh Bimo waligito adalah “A Predisposition toward”. Artinya sebuah presdizis
posisi menuju beberapa objek yaitu sesuatu yang didasari pada suatu keyakinan, perasaan dan perilaku secara tendensius pada objek.
13
Menurut Desmita indikator-indikator kemandirian belajar adalah sebagai berikut:
1 Adanya hasrat atau keinginan yang kuat untuk belajar. 2 Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk menghadapi masalah.
3 Tanggung jawab atas apa yang dilakukannya. 4 Percaya diri dan melaksanakan tugas-tugas secara mandiri.
14
Dari pendapat beberapa tokoh tersebut mengenai kemandirian dalam belajar,yaitu adanya kemampuan untuk mengatasi masalah-masalah tanpa
bantuan orang lain. Artinya, anak tersebut dapat berdiri sendiri mewujudkan cita- citanya tanpa ketergantungan. Anak mempunyai keinginan, inisiatif, tanggung
jawab dan percaya diri untuk melaksanakan tugas-tugas secara mandiri.
13
Bimo Walgito, Psikologi Sosial Suatu Pengantar, Yogyakarta: Andi Offset, 2002, h.10.
14
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung:Remaja Rosdakarya, 2009, h. 185.