HASIL DAN PEMBAHASAN 67 KESIMPULAN DAN SARAN 93

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Interaksi Antar Unsur Dalam Belajar Komunikasi 28 Gambar 4.1. Grafik Hasil Belajar Pretes Kelas Kontrol 69 Gambar 4.2. Grafik Hasil Belajar Pretes Pretes Kelas Eksperimen 69 Gambar 4.3. Grafik Hasil Belajar Pretes Postes Kelas Kontrol 74 Gambar 4.4. Grafik Hasil Belajar Pretes Postes Kelas Kontrol 75 Gambar 4.5. Interaksi Model Pembelajaran Group Investigation dan 80 Model Ekspositori pada Motivasi Tinggi dan Rendah Gambar 4.6. Diagram Batang Perbandingan Hasil Belajar Pretes 84 Pretes dan Postes Model Pembelajaran Ekspositori dengan Model Pembelajaran Group Investigation Gambar 4.7. Diagram Batang Perbandingan Hasil Belajar Pretes 85 Pretes dan Postes Motivasi Tinggi dan Rendah DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 : Bahan Ajar 98 Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 141 Lampiran 3 : Lembar Kerja Siswa 222 Lampiran 4 : Spesifikasi Tes Materi Suhu dan Kalor 231 Lampiran 5 : Angket Motivasi Siswa 243 Lampiran 6 : Uji Validasi, Relibilitas dan Tingkat Kesukaran 245

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan masyarakat modern dewasa ini tidak mungkin dicapai tanpa adanya kehadiran dunia pendidikan sebagai pilar dalam menciptakan generasi penerus yang berkualitas. Pendidikan merupakan tiang utama dalam negara. Tanpa pendidikan yang berkualitas maka tidak akan pernah tercipta sumber daya manusia yang berkualitas khususnya para siswa dalam meraih kesuksesan dalam belajar. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional antara lain melalui berbagai pelatihan, peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya, serta peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang memadai Nurhadi dan Senduk, 2003:1. Faktor-faktor yang menyebabkan kualitas pendidikan masih rendah antara lain: 1 Kurangnya pengakuan dan penghargaan terhadap perbedaan individu siswa; 2 Pembelajaran yang kurang dapat menumbuhkan kesadaran akan makna belajar; dan 3 Pembelajaran yang masih bersifat teacher centered Marpaung, 2001:2. Penggunaan media pembelajaran yang tidak efektif, dimana media yang digunakan hanya dilihat dari sudut kepentingan guru, contohnya, karena guru kurang menguasai bahan pelajaran maka media tertentu digunakan, bukan dari sudut kebutuhan, minat, dan kondisi siswa Sanjaya, 2008:173. Guru masih kurang memperhatikan pengalaman siswa dalam lingkungannya untuk dapat diangkat dalam proses pembelajaran, kurang memperhatikan penguatan konsep dalam proses belajarnya, serta kurang memperhatikan perolehan belajar mereka selama proses pembelajarannya Wirahayu, dkk, 2007:17. Pendidikan yang baik di dalamnya terdapat proses belajar mengajar yang baik karena belajar mengajar merupakan prilaku inti dalam proses pendidikan dimana anak didik dan pendidik saling berinteraksi. Untuk mewujudkan proses kegiatan belajar dan mengajar diperlukan unsur yang terpenting antara lain adalah bagaimana guru dapat merangsang dan mengarahkan siswa dalam belajar, yang pada gilirannya dapat mendorong siswa dalam pencapaian hasil belajar yang optimal, dengan belajar siswa dapat merangsang otak untuk berpikir dan berkreatifitas dalam mengarahkan perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa tersebut Dalyono, 2005:5 Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi yang melibatkan tiga komponen pokok yaitu pengirim pesan guru, penerima pesan siswa, dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang- kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi, artinya materi pelajaran atau pesan tidak dapat diterima secara optimal oleh siswa, tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik bahkan siswa dapat miskonsepsi terhadap pesan yang disampaikan. Untuk menghindari semua itu, maka guru menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar Sanjaya, 2008:162. Tugas utama guru adalah membelajarkan siswa, yaitu mengkondisikan siswa agar belajar aktif sehingga potensi dirinya kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat berkembang dengan maksimal. Dengan belajar aktif, melalui partisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran, akan terlatih dan terbentuk kompetensi yaitu kemampuan siswa untuk melakukan sesuatu yang sifatnya positif yang pada akhirnya akan membentuk life skill sebagai bekal hidup dan penghidupannya Erman, 2010:1. Ironisnya, kenyataan di lapangan tidak seperti itu. Guru pada saat mengajar hanya sebagai pusat perhatian saja dan tidak mengikut sertakan siswanya dalam kegiatan belajar mengajar. Hal inilah yang dapat membuat siswa merasa bosan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu guru diharapkan mampu menggunakan model pembelajara. Hasil wawancara dengan salah seorang guru fisika di SMA Swasta Prayatna menyatakan bahwa nilai rata-rata ulangan harian siswa hasilnya kurang memuaskan. Model pembelajaran yang sering digunakan disekolah ini model pembelajaran ekspositori dimana pembelajaran ini hanya menerangkan tanpa mengetahui apakah siswa benar-benar mengerti atau tidak apa yang diajarkannya. Pembelajaran ini terjadi satu arah dimana sumber belajar hanyalah guru tanpa ada interaksi yang berarti bagi siswa.

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

0 2 27

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN ADVERSITY QUOTIENT TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA.

0 5 27

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA.

0 2 27

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

2 5 30

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN TEAMWORK SKILL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA.

0 8 28

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MENGGUNAKAN MIND MAPDAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

0 4 26

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS KOLABORATIF DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA NEGERI 1 SECANGGANG.

0 3 37

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XII MAN TANJUNGBALAI T.P 2012/2013.

0 3 22