8
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang manajemen resource center dalam menunjang pendidikan inklusif yang
ramah anak, serta memperoleh rumusan model konsep manajemen resource center yang divalidasi.
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan tujuan umum di atas, maka secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
a. Untuk mengetahui program kerjasama resource center X dan Y dengan guru di
gugus sekolah reguler dalam menunjang pendidikan inklusif yang ramah anak b.
Untuk mengetahui layanan-layanan yang diberikan resource center X dan Y kepada guru gugus sekolah reguler dalam menunjang pendidikan inklusif yang
ramah anak. c.
Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi resource center X dan Y dalam menunjang pendidikan inklusif.
d. Untuk mengetahui rumusan manajemen resourse center.
e. Untuk merumuskan model konsep manajemen resource center setelah
divalidasi.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan secara teoritis: untuk mengembangkan peranan resourse center dalam menunjang pendidikan inklusif, khususnya sumber daya manusia dalam
organisasi belajar.
9
Kegunaan secara praktis: hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak yang berkepentingan:
1. Para pengambil kebijakan di lingkungan Dinas Pendidikan dan instansi terkait,
sebagai masukan dan bahan pertimbangan untuk menentukan cara-cara yang lebih praktis dalam pengembangan pendidikan inklusif di sekolah reguler.
2. Para guru sekolah reguler, sebagai masukan dalam meningkatkan pelayanan
terhadap Anak Berkebutuhan Khusus ABK. 3.
Para pengelola resource center sebagai masukan dalam meningkatkan manajemen layanan terhadap pengembangan pendidikan inklusif.
4. Para guru di resource center sebagai masukan dalam meningkatkan kinerja
pelayanannya. 5.
Ikut memberikan sumbangsih pemikiran terhadap pengembangan manajemen resource center.
6. Pihak peneliti yang lain, sebagai referensi untuk pengembangan penelitian
selanjutnya.
E. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan menganalisis fakta di lapangan mengenai konsep, peran dan fungsi Resource Center dalam
memberikan pelayanan kepada guru gugus sekolah regular untuk menunjang pendidikan inklusif. Karena itu pendekatan penelitian yang dipakai pada
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan motode studi kasus. Pendekatan kualitatif ini pada dasarnya adalah pendekatan yang digunakan untuk mengamati
10
orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.
Pendekatan kualitatif ini dianggap sesuai digunakan dalam penelitian ini dengan alasan sebagai berikut: 1 lebih mudah apabila berhadapan dengan
kenyataan, 2 menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dengan responden, lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak
penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Lexy J. Moleong, 1993:5
2. Latar dan Informan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Resource Center X dan Y di Kota Bandung, yang berdasarkan studi pendahuluan resource center ini relevan dengan masalah
yang akan diteliti dan memungkinkan penelitian ini bisa dilakukan. Adapun informan penelitian yang dimaksud di sini adalah lembaga resourse center yang
diwakili oleh kepala resourse center, tenaga ahlinya, guru dan orangtua murid.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif peneliti berperan sebagai instrument utama. Manusia sebagai instrumen pengumpulan data memberikan keuntungan, karena
peneliti dapat bersikap fleksibel dan adaptif, serta dapat menggunakan keseluruhan alat indera yang dimilikinya untuk memahami sesuatu Nasution,
1996: 30. Dalam melakukan kegiatan operasional di lapangan peneliti menggunakan
observasi pengamatan, wawancara, studi dokumentasi. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi:
11
a. Observasi menurut Kartini Kartono 1980:142 ialah studi yang disengaja dan
sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan.
Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan kegiatan pelaksanaan resourse center X dan Y di Kota
Bandung. b.
Wawancara menurut Kartini Kartono 1980: 171 ialah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu; ini merupakan proses Tanya jawab
lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik dengan maksud untuk dipublikasikan.
Dalam penelitian ini wawancara digunakan sebagai teknik untuk pengumpulan data tentang program pelaksanaan resourse center X dan Y dari kepala
resourse center urusan kurikulum yang bertanggung jawab langsung terhadap pelaksanaan resourse center.
c. Studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang bersifat
administratif dan data kegiatan-kegiatan yang terdokumentasi baik di tingkat kelompok maupun penyelenggara. Menurut Nasution, 1996:30 “dalam
penelitian kualitatif, dokumen termasuk non human resources yang dapat dimanfaatkan karena memberikan beberapa keuntungan, yaitu bahannya telah
ada, tersedia, siap pakai dan menggunakan bahan tidak memakan biaya”. Dengan demikian, studi dokumentasi pada penelitian ini dilakukan untuk
menemukan serta memahami informasi tentang pelaksanaan Resourse Center X dan Y.
96
BAB III METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dengan maksud untuk menjelaskan dan
mengungkap fakta di lapangan tentang peran dan fungsi resource center dalam memberikan pelayanan kepada guru-guru gugus sekolah reguler untuk menunjang
pendidikan inklusif ramah anak di resource center X dan Y Kota Bandung. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu terumuskannya model konsep
manajemen resource center yang ada. Sejalan dengan tujuan dan rumusan masalah penelitian, metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Menurut Yin 1994, sebagai contoh mendefinisikan studi kasus dalam kaitannya dengan proses
penelitian. Studi kasus adalah penyelidikan empiris dengan menginvestigasi fenomena-fenomena kontemporer dalam konteks kehidupan nyata, terutama
ketika batasan-batasan antara fenomena dan kenyataan nyata tidak jelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Maxfield dan Nazir dalam Larudi, 2008 penelitian studi
kasus case study adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu spesifikkhas dari keseluruhan personalitas. Subjek
penelitian dapat berupa individu, kelompok, lembaga maupun masyarakat. Penulis memilih metode studi kasus ini dengan maksud ingin membuat
model konsep manajemen resource center yang ada agar nantinya menjadi lembaga resource center yang bisa menunjang pendidikan inklusif yang ramah
anak.
97
Penggunaan studi kasus ini didasarkan atas beberapa alasan yaitu: 1.
Penelitian ini tipe pertanyaan utamanya adalah bagaimana how. 2.
Peneliti hanya sedikit memiliki peluang untuk mengontrol peristiwa yang diteliti.
3. Fenomena penelitian ini terjadi di masa saat ini atau temporer Yin, 2006:1.
Sedangkan menurut Yin 1994a, 2003b, Winston 1997, dan Berg 2007:292-293, ada tiga model desain studi kasus, yaitu:
1. Studi kasus eksploratory. Ketika melaksanakan studi kasus eksploratory, maka
kerangka kerja dan pengumpulan data boleh jadi dilaksanakan sebelum pertanyaan penelitian didefinisikan. Model penelitian ini boleh jadi digunakan
sebagai pembuka dalam penelitian ilmu-ilmu sosial secara umum. 2.
Studi kasus eksplanatory. Studi kasus eksplanatory akan bermanfaat ketika digunakan dalam penelitian hubungan sebab akibat. Terutama pada penelitian
masyarakat atau organisasi yang kompleks, menginginkan satu pertimbangan untuk menggunakan berbagai macam kasus untuk menguji beberapa pengaruh.
Hal ini akan tercapai dengan menggunakan teknik Pattern-matching seperti yang dikatakan oleh Yin dan Moore 1988. Pattern-matching adalah situasi
dimana beberapa bagian informasi dari beberapa kasus dikorelasikan dengan beberapa proposisi teori.
3. Studi kasus deskriptif. Eksplorasi harus deskriptif membutuhkan kehadiran
investigator untuk mendeskripsikan teori yang menetapkan kerangka kerja yang menyeluruh untuk melakukan pengkajian mengenai gagasan-gagasan
98
penelitian. Peneliti harus dapat menentukan sebelum awal penelitian bagian apa yang akan dianalisis dalam penelitian.
Berdasarkan uraian di atas, maka model studi kasus yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus eksplonatori, hal ini dimaksud untuk
mengetahui dan mengungkap peranan resource center yang baik dan berkualitas.
A. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dilakukan dengan mengikuti dua tahap yaitu: 1 memotret kondisi objektif resource center saat ini tentang program kerjasama
resource center, layanan-layanan yang diberikan resource center, kendala-kendala yang dihadapi resource center, dan 2 merumuskan konsep pengembangan
managemen resource center yang meliputi: konsep manajemen resource center. Tahap 1: Memotret Kondisi Objektif
a. Memotret program kerjasama resource center.
Untuk mendapatkan data tentang program kerjasama resource center, peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada kepala resource center, guru dan
tenaga ahli. Untuk mengobservasi program kegiatan resource center digunakan pedoman
observasi dan pedoman wawancara kepada kepala dan guru resource center. Kisi-kisi pedoman wawancara dapat dilihat di lampiran.
b. Memotret layanan-layanan yang diberikan resource center.
Untuk mendapatkan data tentang layanan-layanan yang diberikan resource center, peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada kepala resource
center, guru, orangtua, dan tenaga ahli.
99
Untuk mengobservasi layanan-layanan yang diberikan resource center digunakan pedoman observasi dan pedoman wawancara kepada kepala
resource center, guru, orangtua dan tenaga ahli. Pada tahap ini dilakukan wawancara kepada orangtua anak tentang layanan yang diberikan pada anak
Kisi-kisi pedoman wawancara dapat dilihat di lampiran.
c. Memotret kendala-kendala yang dihadapi resource center.
Untuk mendapatkan data tentang kendala-kendala, peneliti memfokuskan pada observasi dan wawancara. Untuk mendapatkan tentang kendala-kendala,
digunakan instrumen pedoman observasi dan wawancara. Observasi dilakukan oleh peneliti, wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru, orangtua,
dan tenaga ahli. Kisi-kisi pedoman wawancara dapat dilihat di lampiran.
Tahap 2: Merumuskan Konsep Resource Center yang Ideal
Untuk merumuskan konsep resource center yang idealyang ingin dicapai pada resource center X dan Y perlu dilakukan melalui:
a. Rumusan konsep resource center yang berkualitas.
Untuk mendapatkan rumusan konsep resource center yang berkualitas perlu adanya kerjasama antara kepala resource center, guru, orangtua, dan tenaga
ahli. Materi rumusan konsep diambil dari temuan hasil observasi dan wawancara di lapangan tentang 1 program kerjasama resource center dengan
guru gugus sekolah reguler, 2 layanan-layanan yang diberikan resource center, 3 kendala-kendala yang dihadapi resource center, dan 4 manajemen
100
resource center. Dari rumusan tentang kondisi objektif akan menghasilkan konsep resource center yang berkualitas atau baik setelah divalidasi.
b. Rumusan konsep resource center setelah divalidasi.
Rumusan konsep resource center yang berkualitas yang telah dirumuskan berdasarkan kondisi objektif di lapangan akan diserahkan dan ditelaah oleh 5
lima orang pakar yang paham dengan penyelenggaraan resource center yaitu 3 tiga orang pakar Pendidikan Luar Biasa, dan 2 dua orang dari dinas
pendidikan. Setelah rumusan konsep resource center diberikan kepada 5 lima orang tersebut, hasilnya akan dijugment dinilai, penilaian dilakukan oleh
masing-masing pakar secara individu di tempat yang terpisah, kemudian hasil penelitian dikumpul oleh peneliti.
Mereka memberikan pendapat, saran dan pilihan dari pernyataan yang ditulis. Untuk mengelompokkan pendapat dari para pakar di atas terhadap pernyataan
dan ruang lingkup resource center yang baik. Dari pendapat para pakar tadi akan menghasilkan suatu rumusan final resource center yang berkualitas.
B. Instrumen Penelitian