9
Kegunaan secara praktis: hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak yang berkepentingan:
1. Para pengambil kebijakan di lingkungan Dinas Pendidikan dan instansi terkait,
sebagai masukan dan bahan pertimbangan untuk menentukan cara-cara yang lebih praktis dalam pengembangan pendidikan inklusif di sekolah reguler.
2. Para guru sekolah reguler, sebagai masukan dalam meningkatkan pelayanan
terhadap Anak Berkebutuhan Khusus ABK. 3.
Para pengelola resource center sebagai masukan dalam meningkatkan manajemen layanan terhadap pengembangan pendidikan inklusif.
4. Para guru di resource center sebagai masukan dalam meningkatkan kinerja
pelayanannya. 5.
Ikut memberikan sumbangsih pemikiran terhadap pengembangan manajemen resource center.
6. Pihak peneliti yang lain, sebagai referensi untuk pengembangan penelitian
selanjutnya.
E. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan menganalisis fakta di lapangan mengenai konsep, peran dan fungsi Resource Center dalam
memberikan pelayanan kepada guru gugus sekolah regular untuk menunjang pendidikan inklusif. Karena itu pendekatan penelitian yang dipakai pada
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan motode studi kasus. Pendekatan kualitatif ini pada dasarnya adalah pendekatan yang digunakan untuk mengamati
10
orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.
Pendekatan kualitatif ini dianggap sesuai digunakan dalam penelitian ini dengan alasan sebagai berikut: 1 lebih mudah apabila berhadapan dengan
kenyataan, 2 menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dengan responden, lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak
penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Lexy J. Moleong, 1993:5
2. Latar dan Informan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Resource Center X dan Y di Kota Bandung, yang berdasarkan studi pendahuluan resource center ini relevan dengan masalah
yang akan diteliti dan memungkinkan penelitian ini bisa dilakukan. Adapun informan penelitian yang dimaksud di sini adalah lembaga resourse center yang
diwakili oleh kepala resourse center, tenaga ahlinya, guru dan orangtua murid.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif peneliti berperan sebagai instrument utama. Manusia sebagai instrumen pengumpulan data memberikan keuntungan, karena
peneliti dapat bersikap fleksibel dan adaptif, serta dapat menggunakan keseluruhan alat indera yang dimilikinya untuk memahami sesuatu Nasution,
1996: 30. Dalam melakukan kegiatan operasional di lapangan peneliti menggunakan
observasi pengamatan, wawancara, studi dokumentasi. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi:
11
a. Observasi menurut Kartini Kartono 1980:142 ialah studi yang disengaja dan
sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan.
Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan kegiatan pelaksanaan resourse center X dan Y di Kota
Bandung. b.
Wawancara menurut Kartini Kartono 1980: 171 ialah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu; ini merupakan proses Tanya jawab
lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik dengan maksud untuk dipublikasikan.
Dalam penelitian ini wawancara digunakan sebagai teknik untuk pengumpulan data tentang program pelaksanaan resourse center X dan Y dari kepala
resourse center urusan kurikulum yang bertanggung jawab langsung terhadap pelaksanaan resourse center.
c. Studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang bersifat
administratif dan data kegiatan-kegiatan yang terdokumentasi baik di tingkat kelompok maupun penyelenggara. Menurut Nasution, 1996:30 “dalam
penelitian kualitatif, dokumen termasuk non human resources yang dapat dimanfaatkan karena memberikan beberapa keuntungan, yaitu bahannya telah
ada, tersedia, siap pakai dan menggunakan bahan tidak memakan biaya”. Dengan demikian, studi dokumentasi pada penelitian ini dilakukan untuk
menemukan serta memahami informasi tentang pelaksanaan Resourse Center X dan Y.
96
BAB III METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dengan maksud untuk menjelaskan dan
mengungkap fakta di lapangan tentang peran dan fungsi resource center dalam memberikan pelayanan kepada guru-guru gugus sekolah reguler untuk menunjang
pendidikan inklusif ramah anak di resource center X dan Y Kota Bandung. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu terumuskannya model konsep
manajemen resource center yang ada. Sejalan dengan tujuan dan rumusan masalah penelitian, metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Menurut Yin 1994, sebagai contoh mendefinisikan studi kasus dalam kaitannya dengan proses
penelitian. Studi kasus adalah penyelidikan empiris dengan menginvestigasi fenomena-fenomena kontemporer dalam konteks kehidupan nyata, terutama
ketika batasan-batasan antara fenomena dan kenyataan nyata tidak jelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Maxfield dan Nazir dalam Larudi, 2008 penelitian studi
kasus case study adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu spesifikkhas dari keseluruhan personalitas. Subjek
penelitian dapat berupa individu, kelompok, lembaga maupun masyarakat. Penulis memilih metode studi kasus ini dengan maksud ingin membuat
model konsep manajemen resource center yang ada agar nantinya menjadi lembaga resource center yang bisa menunjang pendidikan inklusif yang ramah
anak.
97
Penggunaan studi kasus ini didasarkan atas beberapa alasan yaitu: 1.
Penelitian ini tipe pertanyaan utamanya adalah bagaimana how. 2.
Peneliti hanya sedikit memiliki peluang untuk mengontrol peristiwa yang diteliti.
3. Fenomena penelitian ini terjadi di masa saat ini atau temporer Yin, 2006:1.
Sedangkan menurut Yin 1994a, 2003b, Winston 1997, dan Berg 2007:292-293, ada tiga model desain studi kasus, yaitu:
1. Studi kasus eksploratory. Ketika melaksanakan studi kasus eksploratory, maka
kerangka kerja dan pengumpulan data boleh jadi dilaksanakan sebelum pertanyaan penelitian didefinisikan. Model penelitian ini boleh jadi digunakan
sebagai pembuka dalam penelitian ilmu-ilmu sosial secara umum. 2.
Studi kasus eksplanatory. Studi kasus eksplanatory akan bermanfaat ketika digunakan dalam penelitian hubungan sebab akibat. Terutama pada penelitian
masyarakat atau organisasi yang kompleks, menginginkan satu pertimbangan untuk menggunakan berbagai macam kasus untuk menguji beberapa pengaruh.
Hal ini akan tercapai dengan menggunakan teknik Pattern-matching seperti yang dikatakan oleh Yin dan Moore 1988. Pattern-matching adalah situasi
dimana beberapa bagian informasi dari beberapa kasus dikorelasikan dengan beberapa proposisi teori.
3. Studi kasus deskriptif. Eksplorasi harus deskriptif membutuhkan kehadiran
investigator untuk mendeskripsikan teori yang menetapkan kerangka kerja yang menyeluruh untuk melakukan pengkajian mengenai gagasan-gagasan
98
penelitian. Peneliti harus dapat menentukan sebelum awal penelitian bagian apa yang akan dianalisis dalam penelitian.
Berdasarkan uraian di atas, maka model studi kasus yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus eksplonatori, hal ini dimaksud untuk
mengetahui dan mengungkap peranan resource center yang baik dan berkualitas.
A. Prosedur Penelitian