Manajemen risiko - lanjutan
PT. Bank Syariah Bukopin
Catatan atas laporan keuangan
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 Dalam Rupiah
PedomanSistem Operasional Prosedur Manajemen risiko dan melakukan secara berkesinambungan sosialisasi kepada seluruh
jajaran PT. Bank Syariah Bukopin agar manajemen risiko dapat terimplementasi sebagaimana diharapkan, dan melakukan revisi
berbagai buku PedomanSistem Operasional Prosedur melalui kerjasama dengan pihak konsultan.
Risiko Kredit
Dengan diterbitkannya peraturan Bank Indonesia mengenai Penerapan manajemen Risiko Bank Umum maka program kerja
bank dalam manajemen risiko diarahkan dan dikembangkan sesuai dengan pedoman Bank Indonesia tersebut.
Sebagai lembaga intermediary, PT. Bank Syariah Bukopin ikut menyalurkan fasilitas kredit dan tidak dapat dipungkiri akan
berhadapan dengan risiko sebagai akibat kegagalan counterparty dalam memenuhi kewajibannya. Untuk mengeliminir risiko maka Bank
dalam menyalurkan kredit tetap selektif dan mengacu pada prinsip pemberian kredit yang sehat dan prinsip kehati-hatian secara
konsisten, memantau dan mengevaluasi perkembangan kolektibilitas kredit, penyelamatan kredit berkala sesuai ketentuan. Membentuk
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP untuk mengcover aktiva produktif bermasalah. Sebagai tindakan preventif dilakukan
peningkatan kualitas sumber daya menusia melalui pelatihan dan pendidikan pengelola kredit baik secara intern maupun ekstern.
Risiko Likuiditas
Bank sangat mementingkan penjagaan kecukupan likuiditas dalam memenuhi komitmennya kepada para nasabah dan pihak lainnya, baik
dalam rangka pemberian kredit, pembayaran kembali simpanan nasabah, maupun untuk memenuhi kebutuhan likuiditas operasional.
Bank menjaga likuiditas dengan mempertahankan jumlah aktiva likuid yang cukup untuk membayar simpanan para nasabah, dan
menjaga agar jumlah aktiva yang jatuh tempo pada setiap periode dapat menutupi jumlah kewajiban yang jatuh tempo.
Aktiva likuid bank terutama terdiri dari penempatan pada bank- bank lain dan lembaga keuangan lainnya, SBI, giro pada Bank
Indonesia dan kas. Apabila Bank memerlukan likuiditas, dengan segera Bank dapat menarik cadangan dana dalam giro pada Bank
Indonesia, menjual SBI dengan perjanjian pembelian atau mencari pinjaman di pasar uang antar bank di Indonesia. Cadangan utama