tertanggal 13 Juni 2003 No.47, tambahan No.4666. Kemudian Modal Dasar Bank ditingkatkan dari Rp. 80.000.000.000,- menjadi
Rp. 300.000.000.000,- dan modal disetor bank dari Rp. 23.900.000.000,- menjadi Rp. 81.370.000.000,- dengan Akta
Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Bank Persyarikatan Indonesia, tertanggal 02 Juni 2004 No.01, yang
dibuat dihadapan H. Uyun Yudibrata, SH., Notaris di Jakarta, dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan Surat Keputusan tertanggal 07 Desember 2004 No. C-29614.HT.01.04.TH.2004.
4. Akta No. 26 tanggal 29 Desember 2005 oleh Adrian Djuaini, S.H., notaris di Jakarta mengenai peningkatan modal dasar
Bank dari Rp. 300.000.000.000,- menjadi Rp. 1.000.000.000.000,- . Perubahan Anggaran Dasar Bank tersebut telah mendapat
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C-01608
HT.01.04.TH.2006 tanggal 19 Januari 2006. 5. Akta No. 28 tanggal 31 Maret 2008 oleh Adrian Djuaini, S.H.,
notaris di Jakarta mengenai perubahaan nama menjadi PT. Bank Syariah Bukopin “Bank” , maksud dan tujuan kegiatan
usaha serta perubahan jumlah modal ditempatkan dan disetor. Perubahan Anggaran Dasar Bank tersebut telah mendapat
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-2246.
AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 02 Mei 2008. Selanjutnya Bank mendapatkan ijin usaha dari Bank Indonesia
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1069 KEP.GBIDpG2008 tanggal 27 Oktober 2008 sebagai bank umum
yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dan mulai beroperasi sejak tanggal 9 Desember 2008.
Bank telah menerima pengalihan Unit Usaha Syariah “UUS” dari PT. Bank Bukopin pada tanggal 10 Juli 2009, yang diaktakan
dengan Akta Pemisahan Unit Usaha Syariah No. 18 tanggal 18 Juni 2009 dari H. Rakhmat Syamsul Rizal, S.H., M.H.. Pengalihan tersebut
telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat No. 11842DPbS tanggal 30 Juni 2009.
b. Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Dewan Pengawas Syariah dan
Karyawan
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 26 Mei 2009, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 6
Maret 2008, dengan akta No. 28 tanggal 31 Maret 2008, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 23 September 2008,
dengan akta No. 6 tanggal 20 Oktober 2008 dan Rapat Umum PT. Bank Syariah Bukopin
Catatan atas laporan keuangan
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 Dalam Rupiah
1. Umum - lanjutan
official report dated June 13, 2003 No.47, additional No.4666. The initial paid up capital of Rp. 80.000.000.000,- was
increased to Rp. 300.000.000.000,- and the bank’s paid up capital from 23.900.000.000,- to Rp. 81.370.000.000,- with the
deed of PT Bank Persyarikatan Indonesia Extraordinary General Meeting of Share Holders dated June 2, 2004 No.01,
made witnessed by H. Uyun Yudibrata, SH, a notary based in Jakarta with the approval of the Ministry of Justice of the
Republic of Indonesia with decision letter dated December 7, 2004 No. C-29614.HT.01.04.TH.2004.
4. Deed No.26 dated December 29, 2005 made witnessed by Adrian Djuaini, SH, a notary based in Jakarta, concerns on
the increase of paid up capital from Rp. 300.000.000.000,- to Rp. 1.000.000.000.000,-. The change of bank statutes had
an approval from the Ministry of Justice of the Republic of Indonesia with its decision letter No. C-01608 HT.01.04.
TH.2006 dated January 19, 2006. 5. Deed No. 28 dated March 31 2008 by Adrian Djuaini, S.H.,a
notary based in Jakarta on the company’s change of name into PT. Bank Syariah Bukopin “Bank”, purpose and goals
of the business and change of paid up capital. The change of Bank statutes approved by the Ministry of Justice of the
Republic of Indonesia with its decision letter No. AHU-2246. AH.01.02., year 2008 dated May 2, 2008
The Bank then obtained business license from Bank Indonesia based on Bank Indonesia Governor decision letter No. 1069
KEP.GBIDpG2008 dated October 27, 2008 as a commercial bank that operates its business based on the principals of
Sharia and started to operate since December 9, 2008. The Bank accepted a transition of Sharia Business Units from PT.
Bank Bukopin on July 10, 2009, legalized by deed of Sharia Business Unit Division No.18 H. Rakhmat Syamsul Rizal, S.H.,
M.H.. The transition was approved by Bank Indonesia with its letter No. 11842DPbS dated June 30, 2009.
b. Board of Commissioners, Board of Directors, Sharia Supervisory Board and Employees
Based on the Extraordinary General Meeting of Share Holders dated May 26, 2009, Extraordinary General Meeting of Share
Holders dated March 6, 2008, with deed No. 28 dated March 31, 2008, Extraordinary General Meeting of Share Holders dated
September 2008, with deed No.6 dated October 20, 2008 and 1. General -
continue PT. Bank Syariah Bukopin
Notes to the Financial Statements
For the Years ended December 31, 2009 and 2008 Expressed in Rupiah
8
|
LAPORAN TAHUNAN BANK SYARIAH BUKOPIN 2009
PT. Bank Syariah Bukopin
Catatan atas laporan keuangan
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 Dalam Rupiah
Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 9 Desember 2008, dengan Akta No.4 tanggal 9 Desember 2008 yang dibuat dihadapan Adrian
Djuaini, SH Notaris di Jakarta, susunan Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Dewan Pengawas Syariah pada tanggal 31 Desember
2009 dan 2008 adalah sebagai berikut :
Dewan pengawas syariah
Ketua : Prof. DR. M. Sirajuddin Syamsudin
Anggota : DR. Anwar Abas, MM, M.Ag
Anggota : H. Ichwan Abidin Basri, MA
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Ir. Harry Harmono Busiri
Komisaris Independen : Drs. Hajriyanto Y. Thohari, MA
Komisaris Independen : Prof. DR. Bambang Setiaji, MSc
Dewan Direksi
Direktur Utama : H. Riyanto, SE Ak
Direktur Bisnis : Ir. Eriandi
Direktur Pelayanan
dan Consumer :
Tantri Indrawati Direktur
Manajemen Risiko dan
Kepatuhan :
Djoni Edward Kantor pusat Bank berlokasi di Jakarta sejak tahun 1991, Bank
beroperasi melalui 8 cabang dan 4 cabang pembantu. 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi
a. Penyajian laporan keuangan Laporan Keuangan disusun berdasarkan konsep biaya historis,
kecuali untuk akun-akun tertentu yang disajikan berdasarkan kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Laporan keuangan Bank disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 31 tentang “Akuntansi
Perbankan” yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. PSAK tersebut telah direvisi menjadi “PSAK No. 31 Revisi 2000” dan
berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2000. Mulai tanggal 9 Desember 2008, laporan keuangan Bank disajikan
sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 59 tentang “Akuntansi Perbankan Syariah”, Pedoman Akuntansi
Perbankan Syariah Indonesia PAPSI dan prinsip-prinsip akuntansi 1. Umum -
lanjutan Extraordinary General Meeting of Share Holders dated
September 9, 2008 with deed No.4 dated December 9, 2008 by Adrian Djuaini, SH, a notary based in Jakarta, structure of Board
of Commissioners, Board of Directors and Sharia Supervisory Board on December 31, 2009 and 2008 is as follow:
Sharia Supervisory Board
Chairman : Prof. DR. M. Sirajuddin Syamsudin
Member : DR. Anwar Abas, MM, M.Ag
Member : H. Ichwan Abidin Basri, MA
Board of Commissioners
Chief Commissioner : Ir. Harry Harmono Busiri
Independent Commissioner
: Drs. Hajriyanto Y.Thohari, MA
Independent Commissioner
: Prof. DR. Bambang Setiaji, MSc
Board of Directors
President Director : H. Riyanto, SE Ak
Director of
Business : Ir. Eriandi
Director of Service and Consumer
: Tantri Indrawati Director
of Risk Management
and Compliance
: Djoni Edward
The Bank’s head office is located in Jakarta since year 1991. The Bank operates through its 8 branch offices and 4 sub branch offices.
2. Accounting Policy Highlights a. Presentation of Financial Statement
The financial statement is composed based on a historic cost concept, apart from certain accounts which are reported
according to accounting policy of the related accounts. The Bank financial statement is presented according to
statement of financial accounting standards No.31 on “Banking Accounting” published by Indonesian Accounting
Organization. The statement was revised into statement No.31 and valid effectively starting January 1, 2000.
Starting December 9, 2008, Bank financial Report is presented according to the statement of financial
accounting standards No.59 on “Sharia Banking Accounting”, Indonesian Sharia Banking Accounting Guidelines that also
1. General - continue
PT. Bank Syariah Bukopin
Notes to the Financial Statements
For the Years ended December 31, 2009 and 2008 Expressed in Rupiah
BANK SYARIAH BUKOPIN ANNUAL REPORT 2009
|
9
yang berlaku umum yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, mencakup pula pedoman akuntansi dan pelaporan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Untuk penyajian laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro
pada Bank Indonesia, giro dan penempatan pada bank lain yang jatuh tempo dalam waktu 3 tiga bulan atau kurang sejak tanggal
perolehannya serta tidak ada pembatasan dalam pencairannya. Arus kas dari aktivitas operasi disajikan dalam laporan arus kas dengan
menggunakan metode langsung. Berdasarkan PSAK No. 101 sampai dengan 109, laporan keuangan
bank Syariah yang lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:
i Neraca; ii Laporan laba rugi;
iii Laporan arus kas; iv Laporan perubahan ekuitas;
v Laporan perubahan dana investasi terikat; vi Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infaq dan
shadaqah; vii Laporan sumber dan penggunaan dana Qardhul hasan;
viii Catatan atas laporan keuangan. Laporan perubahan dana investasi terikat merupakan laporan yang
menunjukkan perubahan mutasi investasi terikat berikut keuntungan dan beban yang terjadi selama jangka waktu tertentu.
Investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana investasi terikat dan sejenisnya yang dikelola oleh Bank sebagai agen
investasi berdasarkan akad Mudharabah Muqayyadah yang peruntukannya telah ditentukan oleh pemilik dana. Investasi terikat
bukan merupakan aktiva maupun kewajiban Bank karena Bank tidak mempunyai hak untuk menggunakan atau mengeluarkan investasi
tersebut dan Bank tidak memiliki kewajibanmengembalikan atau menanggung risiko investasi. Bank mendapatkan keuntungan
sebesar nisbah atas keuntungan investasi yang telah disepakati. Jika terjadi kerugian maka Bank tidak memperoleh apapun.
Bank tidak membuat laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infaq dan shadaqah dan laporan sumber dari penggunaan dana
Qardhul hasan karena Bank tidak secara langsung menjalankan fungsi penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah serta dana
Qardhul hasan tersebut Catatan 1a. b. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Dalam usahanya, Bank melakukan transaksi dengan pihak - pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sesuai dengan Pernyataan
PT. Bank Syariah Bukopin
Catatan atas laporan keuangan
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 Dalam Rupiah
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi - lanjutan
a. Penyajian laporan keuangan included accounting guidelines and reporting set by Bank
Indonesia. Preparation of report of cash flow, cash, cash with Bank
Indonesia, current accounts with Bank Indonesia, current accounts and placements with other banks are due within 3
three months or less since received without any limitation of its liquidation. Cash flow from operational activities is
presented in cash flow report using direct methods. Based on PSAK No.101 to 109, a complete Sharia Bank financial
statement is comprised of the following components: i Balance
sheets; ii Statements of income;
iii Statements of cash flow; iv Statements of changes in stockholders equity;
v Statements of changes in restricted investments; vi Statements of sources and uses of zakah, infaq and
shadaqah funds; vii Statements of sources and uses of Qardhul hasan funds;
viii Notes to financial statements. Statements of restricted investment is a report that shows the
changes of mutation restricted investments including profit and expense within a certain period.
Restricted investments represent investments from owners of restricted investment fund and alike that are managed by the Bank as the
investments agent based on the principles of Mudharabah Muqayyadah decided by the fund owner. Restricted investments are
neither assets nor liabilities of the Bank, since the Bank is not entitled to use or withdraw the investments and the Bank has no obligation of
returning the investments and does not share the risk involved in the investment. The Bank receives a profit from the investment based on
the agreed gain. In the event of loss, the Bank is not entitled to anything.
The Bank does not prepare a report of sources and uses of zakah fund, infaq as well as shadaqah and report of sources from Qardhul
hasan fund use because the Bank is not directly involved in the management of the zakah fund, infaq, shadaqah and Qardhul
hasan fund distribution note 1a b. Transactions with related parties
In its normal course of business, the Bank is involved in transactions with related parties. Statements of
2. Accounting Policy Highlights - continue
a. Presentation of Financial Statement PT. Bank Syariah Bukopin
Notes to the Financial Statements
For the Years ended December 31, 2009 and 2008 Expressed in Rupiah
10
|
LAPORAN TAHUNAN BANK SYARIAH BUKOPIN 2009
PT. Bank Syariah Bukopin
Catatan atas laporan keuangan
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 Dalam Rupiah
Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 7, hubungan istimewa diartikan sebagai berikut :
i Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara intermediaries, mengendalikan, atau dikendalikan oleh,
atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor termasuk holding companies,
subsidiaries dan fellow subsidiaries; ii Perusahaan asosiasi associated companies;
iii Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di
perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut,
yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi
dan dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor;
iv Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan,
memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi
dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
v Perusahaan bilamana suatu kepentingan substantial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak
langsung oleh orang yang diuraikan dalam iii dan iv atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas
perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahan-perusahan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau
pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota
manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor. Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan
istimewa telah diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan masing-masing akun.
c. Penyisihan kerugian dan kualitas aktiva produktif, aktiva non produktif dan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
Aktiva produktif terdiri dari penempatan pada Bank Indonesia dalam bentuk sertifikat wadiah Bank Indonesia, giro pada bank
lain, penempatan pada bank lain, efek-efek, piutang, pinjaman Qardh, pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah, penyertaan
saham dan kewajiban komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko penanaman dana.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi - lanjutan
b. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2. Accounting Policy Highlights -
continue b. Transactions with related parties
Financial Accounting Standard No. 7 defines the relations as follow:
i Company that through intermediaries control or controlled by or under a joined control with the
reporting company including holding companies, subsidiaries and fellow subsidiaries;
ii Associated companies iii Individuals who own, either direct or indirect, a right
to vote which has significant influence in the reporting company and a close family member of the
individuals close family member refers to those that may influence or be influenced by the indivual in their
transaction with the reporting company iv Key employees, refers to those who have authorities
and responsibility to plan, lead and managed the reporting company activities, which consists of
members of board of commissioners, directors and managers of the company and family members of the
before mentioned; and v A company where as a substantial interest in the right to
vote is owned either direct or indirectly by an individual stated in point iii and iv or an individual that has a
significant influence to the company. It includes companies owned by members of the board of
commissioners, directors or major share holders of the reporting company and companies which key
management members are the same as the reporting company.
All significant transactions with related parties are disclosed in the notes herein to each accounts.
c. Allowance for Possible Losses and Quality of Earning Assets, Non Earning Assets and Estimated Losses on Commitments and Contingencies
PT. Bank Syariah Bukopin
Notes to the Financial Statements
For the Years ended December 31, 2009 and 2008 Expressed in Rupiah
Earning assets consist of placements with Bank Indonesia in the form of Bank Indonesia wadiah certificates, current
accounts with other banks, placement with other banks, securities, receivables, funds of Qardh, Mudharabah and
Musyarakah financing facilities, investments in shares of stock and commitments and contingencies bearing credit
risks.
BANK SYARIAH BUKOPIN ANNUAL REPORT 2009
|
11
Aktiva non produktif adalah aset bank yang memiliki potensi kerugian antara lain dalam bentuk agunan yang diambil alih -
properti terbengkalai, rekening antar kantor, dan suspense account. Penyisihan kerugian kualitas aktiva produktif serta estimasi
kerugian komitmen dan kontinjensi dibentuk berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi terhadap kualitas dari masing-masing
aktiva produktif dan aktiva non produktif serta komitmen dan kontinjensi pada akhir tahun. Dalam menentukan jumlah
keseluruhan penyisihan kerugian tersebut, Bank menggunakan ketentuan Bank Indonesia tentang pembentukan Penyisihan
Penghapusan Aktiva sebagai pedoman. Pedoman pembentukan penyisihan kerugian aktiva produktif dan
kualitas aktiva sebagaimana ketentuan Bank Indonesia tersebut adalah sebagai berikut:
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.821PBI2006 tanggal 5 Oktober 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank
Indonesia No.99PBI2007 tanggal 18 Juni 2007 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bagi Bank Syariah, pembentukan cadangan umum
dan khusus aktiva produktif adalah sebagai berikut: 1 Umum, sekurang-kurangnya sebesar 1 dari aktiva produktif
dan komitmen dan kontinjensi yang digolongkan lancar, tidak termasuk Sertifikat Wadiah Bank Indonesia dan Surat Utang
Pemerintah. 2 Khusus, sekurang-kurangnya sebesar:
a 5 dari aktiva produktif yang digolongkan dalam perhatian khusus setelah dikurangi agunan;
b 15 dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar setelah dikurangi agunan;
c 50 dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan setelah dikurangi agunan; dan
d 100 dari aktiva produktif yang digolongkan macet setelah dikurangi agunan.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.99PBI2007 tanggal 18 Juni 2007 dijelaskan bahwa mulai tanggal 1 Januari 2007
kewajiban bank untuk membentukan penyisihan kerugian aktiva produktif tidak berlaku bagi aktiva produktif untuk
transaksi sewa dengan perpindahan hak milik berupa akad ijarah muthahiyah bittamlik.
PT. Bank Syariah Bukopin
Catatan atas laporan keuangan
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 Dalam Rupiah
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi - lanjutan
c. Penyisihan kerugian dan kualitas aktiva produktif, aktiva non produktif dan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
2. Accounting Policy Highlights - continue
c. Allowance for Possible Losses and Quality of Earning Assets, Non Earning Assets and Estimated Losses on Commitments and
Contingencies PT. Bank Syariah Bukopin
Notes to the Financial Statements
For the Years ended December 31, 2009 and 2008 Expressed in Rupiah
Non Earning Assets represent Bank Assets which have potential loss such as foreclosed assets, unused property, inter-branches account
and suspense account. Allowance for possible losses on earning assets and commitments
and contingencies is provided based on management’s review and evaluation of the quality of each earning assets and commitments
and contingencies at the end of the year. In determining the required allowance for possible losses, Bank applies the guidelines
prescribed by Bank Indonesia.
The guidelines in determining the allowance for possible losses on earning assets and assests qualities in accordance with Bank
Indonesia regulation are as follows: In accordance with Bank Indonesia Regulation No.821PBI2006dated
October 5, 2006 and it has been revised by Bank Indonesia Regulation No. 99PBI2007 dated June 18, 2007 concerning Assets Quality for
Sharia Banks, the allowances for possible losses on general and special provision of earning assets are as follows:
1 General, provision of at least 1 of earning assets and commitments and contingencies classified as current,
excluding Bank Indonesia wadiah certificates and government bonds.
2 Special provision at the minimum of: a. 5 of earning assets classified as special mention, net of
deductible collateral b. 15 of earning assets classified as substandard, net of
deductible collateral c. 50 of earning assets classified as doubtful, net of
deductible collateral; and d. 100 of earning assets classified as loss, net of deductible
collateral In accordance with Bank Indonesia regulation No.99PBI2007
dated June 18, 2007, effective on January 1, 2007 the allowances for possible losses on assets acquired for Ijarah Muthahiyah Bittamlik is
not required.
12
|
LAPORAN TAHUNAN BANK SYARIAH BUKOPIN 2009
PT. Bank Syariah Bukopin
Catatan atas laporan keuangan
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 Dalam Rupiah
Saldo aktiva produktif dikurangkan dari masing-masing penyisihan kerugian pada saat manajemen berpendapat bahwa aktiva produktif
tersebut sulit untuk ditagih. Penerimaan kembali aktiva produktif yang telah dihapusbukukan dicatat sebagai penambahan penyisihan
kerugian selama tahun berjalan. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.57PBI2003 tanggal 19
Mei 2003 tentang Kualitas Aktiva Produktif Bagi Bank Syariah, khusus untuk pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah kualitasnya
ditetapkan menjadi 4 empat golongan yakni lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Kemudian peraturan tersebut dirubah dengan
Peraturan Bank Indonesia No.821PBI2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum yang melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang efektif mulai diberlakukan tanggal 1 Januari 2007. Dalam Peraturan perubahan
tersebut dijelaskan bahwa pengelompokan golongan kualitas pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah ditetapkan menjadi 5
lima golongan kualitas yakni lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet. Sedangkan untuk agunan yang
diambil alih, transaksi antar kantor dan suspence account dikelompokkan menjadi lancar, kurang lancar, diragukan dan macet
mulai diberlakukan tanggal 1 Januari 2008. d. Penempatan pada Bank Indonesia
Penempatan pada Bank Indonesia terdiri dari Giro wadiah pada Bank Indonesia dan Sertifikat wadiah Bank Indonesia yang
merupakan sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip wadiah.
e. Giro pada bank lain Giro pada Bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan
penyisihan kerugian. Bonus yang diterima dari bank umum Syariah diakui sebagai pendapatan operasi lainnya. Pendapatan jasa giro
dari bank umum konvensional tidak diakui sebagai pendapatan Bank tetapi dicatat sebagai dan digunakan untuk dana kebajikan
qardhul hasan. f. Kredit yang diberikan
Kredit yang diberikan dinyatakan sebesar jumlah tagihan kepada nasabah dikurangi dengan penyisihan penghapusan yang dibentuk
berdasarkan hasil penelaahan terhadap kolektibilitas dari kredit yang diberikan.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi - lanjutan
c. Penyisihan kerugian dan kualitas aktiva produktif, aktiva non produktif dan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
In accordance with Bank Indonesia regulation No.57 PBI2003 dated May 19, 2003 concerning Earning Assets
Quality for Sharia Bank, the quality of the Mudharabah and Musyarakah financing facility is sorted into 4 four categories,
namely current, sub-standards, doubtful and loss. The regulation was then revised to Bank Indonesia regulation No.
821PBI2006 dated October 5, 2006 concerning Earning Assets Quality for Sharia Banks effective on January 1, 2007.
The revised regulation explains that the quality of Mudharabah and Musyarakah financing facility is sorted into
5 five categories, namely current, special mention, sub- standards, doubtful and loss. Facility of collaterals acquired,
inter-branches transactions and suspense account is categorized into current, sub-standards, doubtful and loss
effective on January 1, 2008. d. Placement with Bank Indonesia
Placement with Bank Indonesia consist of wadiah current accounts and wadiah certificates issued by Bank Indonesia as
prrof of short-term fund deposits based on wadiah principles. e. Current Accounts with Other Banks
Current accounts with other banks are stated at their outstanding balances net of allowance for possible losses.
Bonuses received from Sharia banks are recognized as other operating income. Interest from current accounts placed with
copnventional banks is not recognized as the Bank’s income but is recorded as and used for part of a charity fund Qardhul hasan.
f. Credit Financing
Credit financings are stated with acceptance receivable from the customers less allowance for possible losses formed based
on analysis on collectability of the financed credit. PT. Bank Syariah Bukopin
Notes to the Financial Statements
For the Years ended December 31, 2009 and 2008 Expressed in Rupiah
The outstanding balance of earning assets is written off against the respective allowance for possible losses when management
believes that the assets can no longer be collected. Recovery of earnig assets previously writeen-off is credited to allowance for
possible losses in the current period. 2. Accounting Policy Highlights -
continue c. Allowance for Possible Losses and Quality of Earning Assets, Non Earning
Assets and Estimated Losses on Commitments and Contingencies
BANK SYARIAH BUKOPIN ANNUAL REPORT 2009
|
13
g. Surat - surat berharga Surat-surat berharga terdiri Sertifikat Bank Indonesia. Sesuai
dengan PSAK No. 50 “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”, yang efektif berlaku mulai, pada atau setelah tanggal 1 Januari 1999,
perlakuan akuntansi untuk surat-surat berharga adalah sebagai berikut :
Surat berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah ditambah atau dikurangi
dengan amortisasi premi atau diskonto. Surat berharga yang dimaksudkan untuk diperdagangkan
dinyatakan berdasarkan harga pasar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan akibat kenaikan atau
penurunan harga pasar disajikan dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
Surat berharga yang tersedia untuk dijual dinyatakan berdasarkan harga pasar. Keuntungan atau kerugian yang
belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan harga pasar disajikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas.
h. Piutang Piutang adalah tagihan yang timbul dari transaksi jual beli
berdasarkan akad Murabahah dan Istishna serta dari transaksi sewa dengan akad Ijarah.
Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan margin yang disepakati oleh
penjual dan pembeli. Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Dalam Murabahah berdasarkan
pesanan, bank melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari nasabah. Pada saat akad Murabahah, piutang
Murabahah diakui sebesar biaya perolehan aktiva Murabahah ditambah keuntungan yang disepakati. Piutang Murabahah
disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan yakni saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian. Margin Murabahah yang
ditangguhkan disajikan sebagai pos lawan piutang Murabahah. Istishna adalah akad penjualan antara al-mustashni pembeli dan
al-shani produsen yang juga bertindak sebagai penjual. Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk
membuat atau mengadakan al-mashnu barang pesanan sesuai spesifikasi yang diisyaratkan pembeli dan menjualnya dengan
harga yang disepakati. Piutang Istishna disajikan sebesar tagihan termin kepada pembeli akhir dikurangi penyisihan kerugian.
PT. Bank Syariah Bukopin
Catatan atas laporan keuangan
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 Dalam Rupiah
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi - lanjutan
g. Bonds Bonds represents Bank Indonesia certificates. In accordane with
PSAK No.50 “Specific Securities Investment Accounting” effective January 1, 1999, accounting treatments for bonds are
as follow: Bonds owned until due date stated based on the earnings
after less or added by premium amortization or discount. Bonds that are meant for trading stated based on the
market price. Earnings or losses that are not realized due to the rise or fall of market price prepared in the due to date
statements of income Bonds that are available for sale stated based on the market
price. Earnings or losses that are not realized due to the rise or fall of market price prepared as a part of equity.
h. Receivables Receivables represent claims arising from the sale and purchase
transactions conducted on the basis of Murabahah and Istishna contracts and from lease transactions conducted on the basis of
Ijarah contracts. Murabahah is a sales contract for goods in which the purchase
price and the margin have been agreed by both the buyer and the seller and are made explicit. A murabahah may or may not be
based on an order for goods. Where an order is in place, the Bank purchases the goods once the customers has placed the order.
Upon entering into a Murabahah contract, a Murabahah receivable is recognized equivalent to the acquisition cost of the
Murabahah assets plus the agreed margin. Murabahah receivables are stated at net realizable value, that is, the balance
of the receivable less allowance for possible losses. Deferred Murabahah margin is presented as a contra account of
Murabahah receivables. Isthisna is a purchase agreement between an al-mustashni
buyer and an al-shani manufacturer acting as the seller. Based on the contract, the buyer orders the manufacturer to
make or to supplu al-mashnu goods ordered to the specifications required by the buyer and to sell to the buyer at
an agreed price. Istishna receivables are presented based on the outstanding billing less allowance for possible losses.
PT. Bank Syariah Bukopin
Notes to the Financial Statements
For the Years ended December 31, 2009 and 2008 Expressed in Rupiah
2. Accounting Policy Highlights - continue
14
|
LAPORAN TAHUNAN BANK SYARIAH BUKOPIN 2009
PT. Bank Syariah Bukopin
Catatan atas laporan keuangan
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 Dalam Rupiah
Piutang pendapatan Ijarah merupakan piutang dari porsi keuntungan transaksi Ijarah Muntahiyah Bittamlik dari angsuran
nasabah pada bulan berikutnya yang diakui secara proporsional. Bank menetapkan penyisihan kerugian sesuai dengan kualitas
piutang berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo piutang. i. Pembiayaan
Pembiayaan Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara Bank sebagai pemilik dana shahibul maal dan nasabah sebagai
pengelola dana mudharib untuk melakukan kegiatan usaha dengan nisbah pembagian hasil keuntungan atau kerugian
menurut kesepakatan di muka. Pembiayaan Mudharabah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan
dikurangi dengan penyisihan kerugian. Bank menetapkan penyisihan kerugian sesuai dengan kualitas pembiayaan
berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo pembiayaan. Apabila sebagian pembiayaan Mudharabah hilang sebelum
dimulainya usaha karena adanya kerusakan atau sebab lainnya tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pihak pengelola dana, maka
rugi tersebut mengurangi saldo pembiayaan Mudharabah dan diakui sebagai kerugian bank. Apabila sebagian pembiayaan
Mudharabah hilang setelah dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dana maka rugi tersebut
diperhitungkan pada saat bagi hasil. Pembiayaan Musyarakah adalah akad kerjasama yang terjadi
diantara para pemilik modal mitra Musyarakah untuk menggabungkan modal dan melakukan usaha secara bersama
dalam suatu kemitraan dengan nisbah pembagian hasil sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung secara
proporsional sesuai dengan kontribusi modal. Pembiayaan Musyarakah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan
dikurangi dengan saldo penyisihan kerugian. Bank menetapkan penyisihan kerugian sesuai dengan kualitas pembiayaan
berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo pembiayaan. j. Aset
tetap Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi
akumulasi penyusutan kecuali aset tetap tertentu yang dinilai 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi -
lanjutan h. Piutang
Ijarah receivables represent the income portion of the following portion of the following month’s installment of Ijarah
Muntahiyah Bittamlik facilities that are recognized proportionally. The Bank provides allowance for possible losses
based on the quality of each receivable balance. i. Financing
Mudharabah financing is a commercial cooperation contract between the Bank as the owner of funds shahibul maal and
the customer as the fund manager mudharib to conduct certain project. The profit arising from the project is distributed
based on a predetermined ratio nisbah. Mudharabah financing is stated at the outstanding balance of
the financing less allowance for possible losses. Allowance for possible losses is provided based on the quality of the financing
as determined by a review on each individual account. In the event that a portion of financing is lost prior to the start up of
operations owing to damage or any other reason, without negligence or error on the part of the fund manager, the said loss shall be
deducted from the Mudharabah financing balance and shall be recognized as a loss by the Bank. In the event that a portion of the
financing is lost after the commencement of operations for reasons unrelated to negligence or error on the part of the fund manager, the
loss shall be distributed between the parties upon the determinated of profit sharing between the Bank and the fund manager.
Musyarakah financing is a partnership contract between fund owners Musyarakah partners to contribute funds and
conduct business through partnership. All parties share profits based on a predetrminated ratio, while the loss will
be distributed proportionally based on the capital contribution.
Musyarakah financing is stated at the outstanding balance of the financing less allowance for possible losses. The Bank provides
allowance for possible losses based on the quality of the financing as determined by a review of each indivdual account.
j. Fixed asset
Fixed asset are stated at cost less accumulated less accumulated depreciation excluded specific premises re-evaluated based on
PT. Bank Syariah Bukopin
Notes to the Financial Statements
For the Years ended December 31, 2009 and 2008 Expressed in Rupiah
2. Accounting Policy Highlights - continue
h. Receivable
BANK SYARIAH BUKOPIN ANNUAL REPORT 2009
|
15
kembali berdasarkan Peraturan Pemerintah dan aset tetap tanah tidak disusutkan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan
metode garis lurus straight line method berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut :
Keterangan Tahun
Bangunan 20
Instalasi 8
Kendaraan Bermotor 4 - 8
Komputer 8
Mesin-mesin 8
Peralatan Kantor
4 Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba
rugi pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Nilai buku aset tetap yang sudah
tidak digunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi
dilaporkan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan. k. Beban dibayar di muka
Biaya dibayar dimuka disajikan dalam akun “Aset Lain-lain” di amortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan
menggunakan metode garis lurus straight-line method. l. Agunan yang diambil alih
Agunan pembiayaan yang diambilalih sehubungan dengan penyelesaian pembiayaan disajikan dalam akun aktiva Lain-lain
diakui sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi. Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar aktiva setelah dikurangi estimasi
biaya pelepasan. Apabila nilai agunan yang diperoleh, baik melalui lelang maupun penyerahan secara sukarela, lebih kecil daripada
pembiayaan atau piutang, maka selisihnya dibebankan pada penyisihan kerugian pembiayaan atau piutang. Jika nilai agunan
yang diperoleh, baik melalui lelang maupun penyerahan sukarela, lebih besar dari pada pembiayaan atau piutang maka selisihnya
dikembalikan ke nasabah. Manajemen mengevaluasi nilai agunan yang diambil alih secara
berkala. Penyisihan kerugian agunan yang diambil alih dibentuk atas penurunan nilai yang terjadi disajikan sebagai pengurangan
dari akun agunan yang diambil alih. PT. Bank Syariah Bukopin
Catatan atas laporan keuangan
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 Dalam Rupiah
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi - lanjutan
j. Aset tetap
government regulation and land premises not depreciated. Depreciation is computed using the straight-line method based
on the estimated useful lives of the assets as follows: Items
Year Buildings
20 Instalations 8
Vehicles 4 - 8
Computers 8
Machineries 8
Office Equipment
4 The cost of repairs and maintenance is charged to operations as
incurred; significant renewals and betterments are capitalized. When assets are retired or otherwise disposed of, their cost and
the related accumulated depreciation are removed from the accounts and any resulting gain or loss is credited or charged to
current operations. k. Prepaid
Expenses Prepaid expenses included as part of “Other Assets” are
amortized over their expected beneficial periods using the straight-line method.
l. Foreclosed Assets
Properties acquired in settlement of financing facilities included as part of Other assets are recognized at their net
realizable values. Net realizable value is the fair value of an asset after deducting estimated settlement expenses. If the
foreclosed asset’s value acquired from either auction or voluntary conveyance is less than the financing or receivable,
the difference is charged to the allowance for possible losses of financing or receivable. If the foreclosed assets value acquired
from either auction or vlountary conveyance is more than the financing or receivable, the difference is returned to the
customer. Management evaluates the value of foreclosed assets regularly.
An allowance for possible losses on foreclosed asset is provided based on the decline in value of foreclosed asset.
PT. Bank Syariah Bukopin
Notes to the Financial Statements
For the Years ended December 31, 2009 and 2008 Expressed in Rupiah
2. Accounting Policy Highlights - continue
j. Fixed asset
16
|
LAPORAN TAHUNAN BANK SYARIAH BUKOPIN 2009
PT. Bank Syariah Bukopin
Catatan atas laporan keuangan
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 Dalam Rupiah
m. Kewajiban segera Kewajiban segera merupakan kewajiban Bank kepada pihak lain
yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.Kewajiban
segera dinyatakan sebesar nilai kewajiban Bank. n. Simpanan
Simpanan merupakan titipan pihak lain berdasarkan prinsip wadiah yadh-adhdhamanah dalam bentuk giro wadiah dan tabungan wadiah.
Giro wadiah dapat ditarik setiap saat dan dapat mendapatkan bonus sesuai kebijaksanaan Bank. Giro wadiah dinyatakan sebesar
titipan pemegang giro di Bank. Sertifikat Deposito : merupakan deposito berjangka yang dinyatakan
dengan sertifikat yang dapat diperdagangkan dan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi dengan bunga yang belum diamortisasi.
o. Investasi tidak terikat Investasi tidak terikat merupakan investasi dengan akad
Mudharabah Mutlaqah yaitu pemilik dana shahibul maal memberikan kebebasan kepada pengelola dana mudharibBank
dalam pengelolaan investasinya. Investasi tidak terikat terdiri dari tabungan Mudharabah, deposito Mudharabah, dan obligasi Syariah
Mudharabah subordinasi. Tabungan Mudharabah merupakan investasi yang hanya bisa
ditarik sesuai dengan persyaratan tertentu yang disepakati. Tabungan Mudharabah dinyatakan sebesar nilai investasi
pemegang tabungan di Bank. Deposito berjangka Mudharabah merupakan investasi yang hanya
bisa ditarik pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito berjangka Mudharabah dengan Bank.
Deposito berjangka Mudharabah dinyatakan sebesar nilai nominal sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito berjangka
dengan Bank. p. Pendapatan operasi utama
Pendapatan operasi utama terdiri dari pendapatan dari Murabahah dan Istishna; pendapatan bagi hasil dari pembiayaan Mudharabah
dan Musyarakah; pendapatan dari transaksi Ijarah Muntahiyah Bittamlik dan pendapatan lainnya.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi - lanjutan
m. Current Liabilities Current liabilities represent obligations to thrid parties, based
on on contract or orders by those having authority, which have to be settled immediately. Current liabilities are stated at the
amount of the Bank’s liability. n. Deposits
Deposits represent other parties’ funds based on wadiah yad- adhdhamanah principle in the form of wadiah demand
deposits and wadiah savings deposits. Wadiah demand deposits are available for withdrawal at
anytime and may earn bonus based on the Bank’s policy. Wadiah demand deposits are stated at the amount entrusted
by depositors. Deposits Certificate represents time deposits stated with
certificates that can be traded and recorded with nominal value less amortized interest.
o. Unrestricted Investments
Unrestricted investments represent investments from other parties conducted on the basis of Mudharabah Mutlaqah
contract in which the owners of the funds shahibul maal entrust to the fund manager mduharibBank the management
of their investments. Unrestricted investments consist of Mhudarabah savings deposits, Mudharabah time deposits and
subordinated Sharia Mudharabah bonds. Mudharabah savings deposits represent other parties’ funds of
which they are entitled to withdraw under certain conditions. Mudharabah savings deposits are stated at the amount
deposited by depositors. Mudharabah time deposits represent other parties’ funds of
which they are entitled to wtihdraw at specific maturity dates based on agreement between other parties depositors and
the Bank. Mudharabah time deposits are stated at nominal value based on agreements between the depositors and the
Bank. p. Main
Operating Income
Main operating income consists of income from Murabahah and Istishna transactions, income from profit sharing of
Mudharabah and Musyarakah financing, income form Ijarah Muntahiyah Bittamlik leasing and others.
PT. Bank Syariah Bukopin
Notes to the Financial Statements
For the Years ended December 31, 2009 and 2008 Expressed in Rupiah
2. Accounting Policy Highlights - continue
BANK SYARIAH BUKOPIN ANNUAL REPORT 2009
|
17
Pendapatan dari transaksi istishna diakui apabila telah terjadi penyerahan barang. Bagi hasil dari pembiayaan Mudharabah dan
Musyarakah diakui pada saat angsuran diterima secara tunai cash basis.
Pendapatan operasi utama lainnya terdiri dari pendapatan dari Sertifikat Wadiah Bank Indonesia, pendapatan dari penempatan
pada bank Syariah lain dan pendapatan bagi hasil surat berharga Syariah. Pendapatan operasi utama lainnya diakui pada saat diterima.
q. Hak pihak ketiga atas investasi tidak terikat Hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak terikat merupakan
bagian bagi hasil milik pihak ketiga yang didasarkan pada prinsip Mudharabah Mutlaqah atas hasil pengelolaan dana mereka oleh
Bank dengan menggunakan system revenue sharing. Jumlah pendapatan margin dan bagi hasil atas pembiayaan yang
diberikan dan dari aktiva produktif lainnya yang akan dibagikan kepada nasabah penyimpan dana dan Bank, dihitung secara
proporsional sesuai dengan alokasi dana nasabah dan Bank yang dipakai dalam pembiayaan yang diberikan dan aktiva produktif
lainnya yang disalurkan. Dari jumlah pendapatan marjin dan bagi hasil yang tersedia untuk nasabah tersebut kemudian dibagihasilkan
ke nasabah penabung dan deposan sebagai shahibul maal dan Bank sebagai mudharib sesuai dengan porsi nisbah bagi hasil yang telah
disepakati bersama sebelumnya. Pendapatan margin dan bagi hasil atas pembiayaan yang diberikan dan aktiva produktif lainnya yang
memakai dana Bank, seluruhnya menjadi milik Bank, termasuk pendapatan dari transaksi Bank berbasis imbalan.
r. Pendapatan provisi dan komisi Pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan
kegiatan pembiayaan diakui sebagai pendapatan pada saat diterima.
s. Imbalan kerja
Bank harus menyediakan program pensiun sesuai dengan Undang- undang UU Ketenagakerjaan No. 132003 atau kebijakan internal
Bank. Karena UU Ketenagakerjaan menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun pada dasarnya
program pensiun berdasarkan UU Ketenagakerjaan adalah program manfaat pasti. Program-program ini pada umumnya didanai
melalui pembayaran kepada pengelola dana pensiun sebagaimana PT. Bank Syariah Bukopin
Catatan atas laporan keuangan
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 Dalam Rupiah
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi - lanjutan
p. Pendapatan operasi utama Income from istishna is recognzied upon the delivery of goods.
Proft sharing from Mudharabah and Musyarakat financing is recognized upon collection cash basis.
Other main operating income consists of income derrived from Bank Indonesia Wadiah certificates, placements with other
Sharia banks and revenue sharing from sharia securities. Other main operating income is recognized upon collection.
q. Third Parties’ Share on Returns of Unrestricted Investments The share of third parties on the returns of unrestricted
investments represents their share in the revenues of the Bank derived from the management of such funds under
Mudharabah Mutlaqah principles using revenue sharing sytem as a mean of distributing profits to fund owners.
Margin income and profit sharing on financing facilities and other earning assets for the distribution to fund owners and
the Bank are computed proportionally based on the allocation of fund from owners and the Bank to be used in financing
facilities and other earning assets to be distributed. The total available margin and profit sharing are distributed to
customers and depositors as shahibul mall and to the Bank as mudharib in accordance with a pre-detrmined ratio. Margin
income and profit sharing from financing facilities and other earning assets using the Bank’s funds entirely become the
property of the Bank including income from the Bank’s fee- based transactions.
r. Fee and Commision Income Fee income and commission income which are directly related
to financing activities or loans are recognized as income upon receipt.
s. Employee Benefi
ts The Bank is obliged to provide a defined pension plan in
accordance with Labor Law No.132003 or the Bank internal policy. Because labor law is using a certain method to calculate
a minimum amount of pension benefit, basically pension program based on labor law is a defined benefit program.
These programs generally funded through payment to the pension fund management as stated in the actuarial
PT. Bank Syariah Bukopin
Notes to the Financial Statements
For the Years ended December 31, 2009 and 2008 Expressed in Rupiah
2. Accounting Policy Highlights - continue
p. Main Operating
Income
18
|
LAPORAN TAHUNAN BANK SYARIAH BUKOPIN 2009
PT. Bank Syariah Bukopin
Catatan atas laporan keuangan
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 Dalam Rupiah
ditentukan dalam perhitungan aktuarial yang dilakukan secara barkala. Program pensiun manfaat pasti adalah program pensun
yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan, yang pemberiannya biasanya didasarkan pada satu faktor atau
lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi. Kewajiban program pensiun manfaat pasti yang diakui di necara
adalah nilai kini kewajiban manfaat pasti pada tanggal neraca dikurangi nilai wajar aktiva program. serta disesuaikan dengan
keuntungan kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Kewajiban manfaat pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris
independen menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban manfaat pasti ditentukan dengan mendiskontokan
estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi korporasi berkualitas tinggi dalam mata uang yang
sama dengan mata yang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo
imbalan yang bersangkutan. Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian
yang dibuat berdasarkan pengalaman, perubahan asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan pada program pensiun. Apabila jumlah
keuntungan atau kerugian aktuarial ini melebihi 10 dan nilai kini kewajiban manfaat pasti atau 10 dari nilai wajar aktiva program maka
kelebihannya dibebankan atau dikreditkan pada laporan laba rugi selama sisa masa kerja rata-rata para karyawan yang bersangkutan.
t. Taksiran pajak penghasilan - Bank menghitung pajak penghasilan berdasarkan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.46 tentang “Akuntansi Pajak Penghasilan” .
- Beban Pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif
pajak yang berlaku. - Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi
pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aktiva dan kewajiban menurut Laporan Keuangan
dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena
pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar
kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Aset dan kewajiban pajak tangguhan
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi - lanjutan
s. Imbalan kerja
computation periodically. Defined pension plan program is a pension program which determined the amount of pension
benefit contribution which given based on one or more factors such as age, working period of the participating employees or
compensation. Defined beneficial pension program obligation in the balance
sheets is the present value of defined benefit obligation on the date of balance sheets less program assets and in
accordance with actuarial gain and losses and past service cost. Benefits obligation is computed yearly by independent
actuary using the projected-unit-credit method. The present value of defined benefit obligation is determined by
discounting future outcome cash flow estimation by using high quality corporate obligation interest rate in the same
currency as the payable benefits and within the same due date as the related benefit.
The accumulated actuarial gains and losses may arise from adjustment of actuarial assumptions and changes on the
pension program. In the event actuarial gains and losses exceeds 10 of the present value of defined benefit obligation
or program assets value then excess will be credited to the statements of income over period until the concerned
benefactor becomes vested. t. Tax expenses estimation
- The Bank estimates tax expenses in accordance with Statements of Financial Accounting Standards No.46 on “Tax
Expenses Accounting”. - Current tax expenses is estimated based on the estimated
taxable income for the year calculated at the tax rates applied to the period.
- Deferred tax assets and liabilities are recorded over future tax consequences arising from the recognized differences
between the financial and tax bases of assets and liabilities. Deferred tax liabilities is recognized for temporary
differences of tax and deferred assets and liabilities is recognized for deductable temporary differences in
condition that it can be used to deduct future tax income. Unrecognized deferred tax assets and liabilities based on
temporary differences arising from goodwill negative PT. Bank Syariah Bukopin
Notes to the Financial Statements
For the Years ended December 31, 2009 and 2008 Expressed in Rupiah
2. Accounting Policy Highlights - continue
s. Employee Benefi
ts
BANK SYARIAH BUKOPIN ANNUAL REPORT 2009
|
19
tidak diakui atas dasar perbedaan temporer yang timbul dari goodwill goodwill negatif atau pada saat pengakuan awal aset dan
kewajiban dari suatu transaksi yang bukan penggabungan usaha dan tidak mempengaruhi baik laba akuntansi maupun laba fiskal.
- Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal
neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan
atau dikreditkan langsung ke ekuitas. - Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas
dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No.621PBI2004 tanggal 3 Agustus 2004 serta perubahannya sesuai peraturan Bank
Indonesia No.823PBI2006 tanggal 5 Oktober 2006, setiap bank diwajibkan memelihara Giro Wajib Minimum GWM yang besarnya
ditetapkan sebesar 5 dari dana pihak ketiga. Selain memenuhi ketentuan tersebut, jika Bank yang memiliki rasio pembiayaan
terhadap dana pihak ketiga kurang dari 80 wajib memelihara tambahan GWM sebesar 1 dari dana pihak ketiga. GWM Bank
pada tanggal 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 masing- masing sebesar 5,049 dan 5,409.
Tingkat bonus per tahun sertifikat syariah Bank Indonesia yang diperoleh Bank berkisar antara setara 10,83381 sampai dengan
PT. Bank Syariah Bukopin
Catatan atas laporan keuangan
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 Dalam Rupiah
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi - lanjutan
t. Taksiran pajak penghasilan goodwill or on the recognition date of assets and
obligations from transactions that are not a joint venture and not influential to the accounting income or fiscal
income. - Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates
that have been enacted or substantively enacted at the balance sheet date. Deferred tax assets and liabilities are realized or
credited to the statements of income unless deferred tax assets and liabilities are realized or credited directly to the equity.
- Asset and obligation of deferred tax are relaized in the balances sheet based on compensation in accordance with
present tax and liabilites.
3. Cash