Manajemen Trafik Pada Jaringan ATM

13

2.5 Manajemen Trafik Pada Jaringan ATM

Manajemen trafik merupakan suatu hal yang penting pada jaringan ATM. Manajemen trafik pada jaringan ATM memiliki fungsi [3] : 1. Untuk mengatasi kongesti pada jaringan sehingga kinerja jaringan yang baik dapat tercapai. 2. Untuk menghasilkan efisiensi dan optimasi penggunaan resource pada jaringan. Manajemen trafik pada jaringan ATM dilakukan dengan menyediakan Quality of Services QoS untuk berbagai jenis trafik yang berbeda. Dalam manajemen trafik ada beberapa parameter dan juga komponen -komponen yang menjadi kunci bagaimana agar penerapan manajemen trafik ini memberikan hasil yang baik terhadap kinerja jaringan ATM.

2.5.1 Quality of Service QoS

Salah satu kelebihan dari jaringan ATM adalah kemampuannya menyediakan Quality of Service QoS yang dibutuhkan oleh suatu layanan. QoS menjamin bahwa suatu layanan akan mendapatkan resource jaringan yang dibutuhkannya. Ada beberapa parameter QoS pada jaringan ATM, yaitu : 1. Delay transfer sel maksimum Maximum Cell Transfer Delay maxCTD MaxCTD merupakan delay yang dialami oleh sebuah sel mulai dari bit sel pertama yang dikirimkan oleh sumber sampai bit terakhir yang diterima pada tujuan. Delay pada jaringan ATM terdiri dari delay paketisasi, delay transmisi, delay switching, delay antrian, dan delay reassembly [12]. 14 2. Variasi delay sel puncak ke puncak Peak to Peak Cell Delay Variation P2P-CDV P2P CDV merupakan perbedaan Max CTD dan Min CTD terjadi selama koneksi berlangsung. 3. Rasio sel hilang Cell Loss Ratio CLR CLR merupakan persentasi sel hilang yang terjadi pada jaringan akibat dari error maupun kongesti sehingga sel tidak sampai ke tujuan. 4. Rasio sel error Cell Error Ratio CER CER merupakan rasio jumlah sel yang dikirim mengalami error terhadap jumlah total sel yang dikirimkan. 5. Rasio kesalahan penyisipan sel Cell Mis-insertion Ratio CMR CMR merupakan jumlah sel yang disisipkan pada tujuan yang salah per detik. 6. Rasio blok sel error Severely Errored Cell Block Ratio SECBR SECBR merupakan rasio blok sel yang error terhadap total sel yang dikirimkan. Untuk penjelasan parameter P2P-CDV dan maxCTD Forum ATM membuat sebuah model probabilitas kepadatan transfer sel seperti yang terdapat pada Gambar 2.5. Dari Gambar terlihat bahwa maxCTD terdiri dari fixed delay dan P2P-CDV [6]. 15 Gambar 2.5. Model Probabilitas Kepadatan Delay Transfer Sel

2.5.2 Parameter Trafik ATM

Pada jaringan ATM, banyak parameter-parameter yang digunakan untuk menentukan karakteristik dari koneksi yang dibutuhkan oleh sumber trafik tertentu. Adapun parameter-parameter tersebut adalah sebagai berikut [3]: 1. Laju sel puncak Peak Cell Rate PCR PCR merupakan laju maksimum data yang bisa dikirimkan oleh pengguna jaringan. Nilai maksimum dari PCR ini tergantung dari saluran transmisi yang digunakan. 2. Laju sel yang dapat ditangani Sustainable Cell Rate SCR SCR merupakan batas atas dari trafik rata-rata sel untuk sebuah koneksi ATM. Sebuah sumber ATM tidak dapat mengirimkan data dengan laju yang lebih besar dari SCR. 3. Ukuran maksimum burst Maximum Burst Size MBS MBS merupakan jumlah sel yang dapat dikirimkan oleh sumber ATM pada laju PCR. 16 4. Toleransi terhadap burst Burst Tolerance BT BT merupakan interval waktu setelah sumber ATM dapat kembali mengirimkan data pada laju PCR. 5. Laju sel minimum Minimum Cell Rate MCR MCR merupakan laju sel minimum untuk sebuah koneksi. MCR didefinisikan untuk aplikasi-aplikasi prioritas rendah yang membutuhkan transfer yang handal. 6. Ukuran frame maksimum Maximum Frame Size MFS MFS merupakan ukuran maksimum AAL PDU untuk kategori layanan Guaranted Frame Rate GFR.

2.5.3 Connection Admission Control CAC

Dalam menangani trafik, jaringan ATM menyediakan fungsi Connection Admission Control CAC. CAC berfungsi untuk menentukan apakah sebuah permintaan sambungan akan diterima atau ditolak oleh jaringan dengan melihat terlebih dahulu sumber daya yang dimiliki oleh jaringan. Adapun langkah - langkah yang dilakukan oleh prosedur CAC adalah: 1. Memeriksa QoS yang diminta oleh sambungan baru. 2. Mencocokkan permintaan sambungan dengan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh jaringan dan menentukan apakah QoS bisa dijamin tanpa mengganggu sambungan yang sudah ada. 3. Bila sumber daya yang dibutuhkan tersedia, maka sambungan baru akan diterima. 17

2.5.4 Usage Parameter Control UPC

Usage Parameter Control UPC merupakan prosedur yang digunakan pada jaringan ATM untuk memonitor dan mengontrol trafik apakah setiap user menaati kontrak trafik yang sudah disepakati. Tujuannya adalah untuk melindungi keseluruhan sumber daya jaringan dari user yang melanggar kesepakatan kontrak trafik agar QoS dari seluruh koneksi yang lain tidak terganggu. Metode yang umum digunakan menentukan kesesuaian sel adalah metode Generic Cell Rate Algorithm GCRA. Sedangkan algoritma yang banyak dipakai untuk mengontrol trafik pada ATM adalah algoritma leaky bucket [12]. UPC dapat melakukan cell passing, cell tagging, atau cell discarding. Cell tagging akan mengubah atribut sel CLP= 0 menjadi CLP= 1 yang akan memiliki prioritas rendah dan kemungkinan besar akan dibuang pada saat terjadi kongesti pada jaringan. Aksi cell passing akan meloloskan sel di antrian, sedangkan cell discarding akan membuang sel dari antrian [12].

2.6 Kongesti