25 kategori layanan CBR, rt-VBR, nrt-VBR, ABR, atau UBR. Requested
traffic contract berguna untuk memilih PCR, MCR, SCR, dan MBS dari sumber trafik. Requested QoS berguna untuk mengkonfigurasi parameter
QoS seperti ppCDV, maxCTD, dan CLR. 2.
Port Buffer Configuration Atribut ini digunakan untuk mengatur parameter dan konfigurasi buffer
pada tiap node. Konfigurasi berlaku untuk semua port pada node. Port buffer configuration terdiri dari parameter queue number, queue
parameters, max_avail_BW Link BW, min_guaran_BWLink BW, size, traffic and QoS parameters.
3.7 Mekanisme Antrian di OPNET
Mekanisme antrian atau disebut juga algoritma penjadwalan berfungsi untuk menentukan urutan pelayanan paket pada sistem. Sebuah paket bisa saja
disimpan untuk sementara dalam buffer antrian atau segera dibuang dari sistem bila terjadi kongesti pada sistem. Mekanisme antrian diterapkan pada port output
dari switch. Ada dua jenis mekanisme antrian yang disediakan OPNET secara default untuk jaringan ATM yaitu round robin dan weighted round robin.
1. Round robin Pada mekanisme round robin, semua sel yang berada dalam sistem antrian
akan memiliki prioritas dan kesempatan yang sama untuk dilayani. Bandwidth link dibagi rata antara semua sel atau koneksi yang sedang
dilayani.
26 2. Weighted round robin
Pada mekanisme ini, semua antrian dilayani berdasarkan bobot yang diberikan kepadanya. Bobot ditentukan berdasarkan atribut minimum
guaranteed bandwidth pada pengaturan atribut node ATM di OPNET.
Gambar 3.2 Mekanisme Antrian di OPNET
3.8 Perancangan Jaringan ATM menggunakan OPNET
OPNET menyediakan sejumlah besar model standar dari perangkat komunikasi yang dapat digunakan untuk merancang jaringan mulai dari yang
sederhana sampai yang rumit. Jaringan yang sudah dirancang kemudian dapat disimulasikan dan hasilnya dianalisis.
3.8.1 Langkah-Langkah Simulasi
Adapun langkah-langkah simulasi jaringan ATM menggunakan OPNET adalah sebagai berikut:
1. Langkah pertama dalam pemodelan dan simulasi jaringan ATM di
OPNET adalah pembuatan topologi jaringan. Topologi jaringan yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan akan parameter jaringan yang
akan dianalisis.
27 2.
Setelah topologi jaringan dibuat dan semua komponen sudah saling terhubung hal selanjutnya adalah mengkonfigurasi parameter atribut dari
setiap objek yang ada. Di sini ditetapkan parameter trafik, parameter QoS, antrian, dan yang lainnya.
3. Setelah semua objek dikonfigurasi, langkah selanjutnya adalah pemilihan
statistik kinerja jaringan yang akan dikumpulkan. 4.
Langkah selanjutnya adalah menjalankan simulasi. Sebelum menjalankan simulasi terlebih dahulu diatur atribut simulasi. Pada proses berjalannya
simulasi kita bisa melihat berapa event yang sudah dijalankan, penggunaan memori, serta kecepatan simulasi.
5. Setelah simulasi selesai dijalankan, kita bisa melihat hasil simulasi.
Hasilnya berupa grafik dari parameter kinerja jaringan yang sudah kita pilih sebelumnya. Hasil grafik bisa dipindahkan ke excel untuk
menganalisa hasilnya lebih lanjut. 6.
Langkah terakhir adalah menganalisa hasil simulasi. Di sini kita menganalisa, apakah hasil dari simulasi sesuai dengan yang diharapkan
dan masuk akal sesuai dengan teorinya. Langkah-langkah di atas bisa dibuat ke dalam bentuk diagram alir seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 3.3.
28 Gambar 3.3 Diagram Alir Simulasi Jaringan Dengan OPNET
29
3.8.2 Model Jaringan
Model yang digunakan pada simulasi ini adalah model jaringan client server karena model ini bisa memodelkan semua layanan pada jaringan ATM.
Ada empat jenis aplikasi yang akan digunakan. Untuk trafik CBR digunakan aplikasi video conferencing. Untuk mewakili kategori VBR yang bersifat burst
digunakan aplikasi remote login. Kategori ABR menggunakan aplikasi FTP dan untuk kategori UBR digunakan aplikasi email.
Model jaringan client server ditunjukkan oleh Gambar 3.4 [7]. Model ini terdiri dari dua puluh client, satu server dan lima switch ATM. Switch-switch
terhubung dalam topologi star.
Gambar 3.4 Model Client Server
3.8.3 Komponen – Komponen Jaringan
Untuk mensimulasikan jaringan ATM berupa jaringan client server digunakan komponen – komponen standar ATM yang tersedia di OPNET yaitu
switch ATM, ATM client, dan juga ATM server.
30
3.8.3.1 Switch ATM
Node switch ATM pada OPNET ditunjukkan pada Gambar 3.5. Switch ATM terdiri dari lapis ATM dan lapis fisik. Lapis ATM diimplementasikan
dengan tujuh modul prosesor. Fungsi lapis ATM dimuat dalam model proses yang berada didalam ketujuh modul prosesor tersebut. Lapis fisik diimplementasikan
dengan sejumlah modul penerima dan transmitter point to point.
Gambar 3.5 Model Node switch ATM Model pada Gambar 3.5 menunjukkan sebuah switch ATM yang memiliki
kemampuan switch VP dan VC pada jaringan ATM. Switch ini mampu menyambungkan sejumlah VCC di dalam delapan link VP. Switch mendukung
protokol ATM dan port yang terdiri dari delapan link berkapasitas 155 Mbps.
3.8.3.2 Server ATM
Node server dimodelkan pada Gambar 3.6a merepresentasikan sebuah station ATM dengan aplikasi server yang langsung menggunakan AAL5. Server
ini mendukung protokol ATM dan AAL. Parameter Tabel konfigurasi server, digunakan untuk mengkonfigurasikan aplikasi yang berjalan pada node tersebut.
31 Parameter lainnya, transport address, berfungsi untuk menentukan alamat dari
node. Modul server menerima dan memproses permintan dari client pada laju pemrosesan yang ditentukan oleh user. Permintaan dari client akan direspon oleh
server. Tiap respon memerlukan sejumlah waktu pemrosesan. Waktu pemrosesan tergantung ukuran paket, semakin besar paket semakin lama waktu untuk
memprosesnya.
3.8.3.3 Client ATM
Gambar 3.6b merepresentasikan sebuah model client. Atribut client, seperti email, FTP, remote login, dan video conferencing, memungkinkan untuk
menentukan pembangkitan trafik pada node. Sama seperti sebelumnya, atribut transport address berfungsi untuk menentukan alamat node. Beda antara dua node
tersebut adalah model proses yang diimplementasikan pada lapis aplikasi.
a Node model server b Node model client
Gambar 3.6 Struktur model server dan client ATM
32
3.9 Kedatangan Trafik Aplikasi Pada OPNET