Skenario Simulasi Hasil dan Analisis Simulasi

39 6. Pengaturan aplikasi ditunjukkan pada Tabel 4.1. Atribut dan nilai default untuk trafik low, medium, dan high dari masing-masing aplikasi bisa dilihat pada lampiran. 7. Tiap aplikasi akan menggunakan layanan yang berbeda serta persyaratan QoS default OPNET seperti ditunjukkan pada Tabel 4.2. 8. Parameter lain diset ke nilai default OPNET. 9. Durasi simulasi 20 detik. Tabel 4.1 Pengaturan Aplikasi [7] Atribut Server Client Alamat Transport Auto assigned Auto assigned Tabel Konfigurasi Server bobot Email 10 FTP 15 Remote login 25 Video Conferencing 20 - Waktu mulai - Uniform 1,3 Aplikasi Server - Random Load Aplikasi L = low M = medium H = high - Email L FTP M Remote login H Video Conferencing M Tabel 4.2 Tabel Permintaan QoS [11] No Aplikasi Layanan maxCTD ms ppCDV ms CLR 1 Email UBR 5000 1000 3E-07 2 FTP ABR 5000 1000 1E-05 3 Remote login RT-VBR 200 10 3E-07 4 Video conferencing CBR 200 10 3E-07

4.4 Skenario Simulasi

40 Ada beberapa skenario yang dibuat pada Tugas Akhir ini dan kemudian masing – masing hasilnya akan dibandingkan dan di analisis. Skenario 1 : Skenario ini dibuat untuk melihat pengaruh jumlah node. Awalnya jaringan hanya memiliki 140 node client dan total 182 node. Node client pada masing-masing subnet akan ditambah 8 node sehingga sekarang menjadi 28 node client per subnet. Total node pada jaringan menjadi 238 node. Dalam hal ini node server tujuan dibuat acak. Untuk selanjutnya jaringan dengan 182 node disebut jaringan A, dan jaringan dengan 238 node disebut jaringan B. Skenario 2 : Skenario simulasi dengan membuat trafik imbalance. Dalam hal ini, semua client dari semua node akan mengirimkan permintaan sambungan ke satu server tunggal. Hasilnya akan dibandingkan dengan skenario pertama di mana permintaan sambungan dilakukan secara acak. Skenario 3 : Skenario dengan merubah kapasitas buffer switch. Dalam hal ini akan digunakan tiga kapasitas buffer switch yaitu 10000 sel nilai default, 5000 sel, dan 1000 sel. Skenario 4 : Skenario dengan menaikkan besar trafik yang bersifat bursty. Trafik remote login akan dinaikkan dua kali lipat dari nilai awal dengan menaikkan nilai terminal traffic pada aplikasi remote login dari 60 bytescommand nilai default menjadi 120 bytescommand. Skenario 5 : Skenario terakhir dengan membuat trafik imbalance, mengurangi kapasitas buffer, dan juga dengan menaikkan trafik remote login.

4.5 Hasil dan Analisis Simulasi

41 OPNET menyediakan hasil simulasi berupa grafik dari kinerja jaringan yang diinginkan. Nilai berupa angka-angka juga dapat diperoleh dan ditransfer ke software microsoft excel untuk selanjutnya dianalisis.

4.5.1 Pengaruh Jumlah Node

Gambar 4.2 menunjukkan grafik perbandingan antara kinerja antara jaringan A yang terdiri dari 182 node dan jaringan B yang terdiri dari 238 node. Grafik warna biru menunjukkan statistik dari jaringan A dan warna merah untuk jaringan B. Seperti terlihat, CTD dan CDV jaringan B lebih besar daripada jaringan A. Hal ini terjadi karena semakin banyak node, maka semakin banyak sel yang dibangkitkan dan dikirimkan melewati jaringan sehingga jaringan makin padat dan buffer menjadi penuh sehingga sel menjadi lebih lama untuk mencapai tujuan. Antara detik ke 1 sampai detik ke 3 terlihat CTD naik cukup tajam. Hal ini terjadi karena pada waktu tersebut semua client mulai mengirimkan trafik. a b 42 c Gambar 4.2 Grafik Simulasi Skenario 1 a CTD b CDV c CLR Gambar 4.2 menunjukkan bahwa untuk jaringan A CLR bernilai nol yang mengindikasikan bahwa tidak ada sel yang hilang karena resource jaringan masih sanggup untuk menangani semua sel yang ada pada jaringan. Sedangkan untuk jaringan B mulai terjadi sel hilang walaupun kurang dari 0.4 . Hal ini menunjukkan bahwa dengan semakin bertambahnya jumlah node maka CLR juga akan semakin besar. Nilai CTD, CDV, dan CLR dari skenario 1 ditunjukkan oleh Tabel 4.3 Tabel 4.3 Statistik Simulasi Skenario 1 Skenario Parameter Maks Rata-Rata 182 Node CTD s 0.02194699 0.01549369 CDV s 0.00000665 0.00000292 CLR 238 Node CTD s 0.02439982 0.01890603 CDV s 0.00000835 0.00000356 CLR 0.32 0.3

4.5.2 Pengaruh Trafik Imbalance

43 Trafik imbalance merupakan keadaan di mana semua client pada tiap subnet meminta layanan dan mengirim sel ke server tunggal. Hal ini berbeda dari skenario sebelumya di mana semua client bisa meminta layanan ke server mana saja secara acak. Statistik yang diperoleh ditunjukkan pada Gambar 4.3. Grafik warna biru menunjukkan jaringan dengan server acak dan warna merah dengan trafik imbalance. a b c Gambar 4.3 Grafik Simulasi Skenario 2 a CTD b CDV c CLR 44 Dengan membuat trafik imbalance, terlihat pada Gambar 4.3 bahwa CTD sel dan CDV naik signifikan bila dibandingkan dengan tujuan yang acak. Hal ini terjadi karena pada saat tujuan hanya terpusat pada satu node, maka link menuju node tersebut akan menjadi bottleneck dengan trafik yang padat dan buffer yang terisi penuh sehingga tiap sel akan mengalami waktu yang lebih lama untuk mencapai tujuannya. Pada Gambar 4.3 terlihat juga bahwa CLR naik walaupun nilai maksimalnya tidak sampai 0.4 . Hal ini menunjukkan bahwa dengan beban yang diberikan, jaringan masih memiliki resource yang dapat menangani semua sel sehingga hanya sedikit sekali sel yang terbuang. Selanjutnya, nilai dari statistik kinerja untuk skenario 2 ini ditunjukkan oleh Tabel 4.4. Tabel 4.4 Statistik simulasi Skenario 2 Skenario Parameter Maks Rata-Rata Server Acak CTD s 0.02194699 0.01549369 CDV s 0.00000665 0.00000292 CLR Imbalance CTD s 0.03562121 0.03311431 CDV s 0.00001035 0.00000525 CLR 0.34 0.3

4.5.3 Pengaruh Kapasitas Buffer

Gambar 4.4 menunjukkan grafik statistik dari pengaruh kapasitas buffer terhadap kinerja jaringan ATM. Dalam hal ini tiga kapasitas buffer digunakan yaitu 10000 sel, 5000 sel, dan 1000 sel. 45 a b c Gambar 4.4 Grafik Simulasi Skenario 3 a CTD b CDV c CLR Seperti terlihat pada grafik, bahwa dengan semakin kecil kapasitas buffer ternyata CTD juga semakin kecil walaupun perbedaannya sangat kecil. CDV juga menunjukkan hal yang sama. CTD dan CDV yang paling kecil didapat dengan kapasitas buffer 1000 sel dan yang paling besar diperoleh oleh kapasitas buffer 10000 sel. Hal ini terjadi karena kapasitas buffer menentukan lama tidaknya sel harus mengantri pada buffer. Semakin besar kapasitas buffer, maka semakin lama juga waktu sebuah sel untuk keluar dari buffer. 46 Walaupun CTD dan CDV menjadi lebih kecil bila kapasitas buffer dikurangi, tetapi ternyata hal ini membuat nilai CLR tidak lagi nol. Hal ini terlihat pada grafik CLR. Dari grafik terlihat bahwa ada sekitar 0.4 sel yang hilang pada buffer 5000 dan 1.76 pada buffer 1000 sel. Hal ini disebabkan karena bila ukuran buffer kecil, tidak ada cukup ruang untuk menampung sel yang mengantri sehingga bila sel berikutnya datang terus menerus akan menyebabkan sel yang memiliki prioritas rendah akan dibuang dari antrian. Statistik nilai maksimum dan rata-rata dari parameter kinerja ditunjukkan oleh Tabel 4.5 Tabel 4.5 Statistik Simulasi Skenario 3 Buffer Parameter Maks Rata-Rata 10000 CDT s 0.02194699 0.01549369 CDV s 0.00000665 0.00000292 CLR 5000 CDT s 0.02176699 0.01536064 CDV s 0.00000665 0.00000281 CLR 0.48 0.46 1000 CDT s 0.02172699 0.01529314 CDV s 0.00000666 0.00000291 CLR 1.76 1.61

4.5.4 Pengaruh Trafik Bursty

Pada skenario ini terminal traffic dari remote login yang bersifat bursty dinaikkan dua kali lipat dari 60 bytescommand menjadi 120 bytescommand. Hasilnya ditunjukkan oleh Gambar 4.5. Dengan dinaikkannya trafik bursty memperbesar nilai CTD. CDV juga naik walaupun tidak terlalu signifikan. Begitu juga dengan CLR yang naik dari nol jadi maksimal 0.2 . Tabel 4.6 menunjukkan nilai CTD, CDV, dan CLR dari skenario 4. 47 a b c Gambar 4.5 Grafik Simulasi Skenario 4 a CTD b CDV c CLR Tabel 4.6 Statistik Simulasi Skenario 4 Skenario Parameter Maks Rata-Rata Bursty 1x CTD s 0.02194699 0.01549369 CDV s 0.00000665 0.00000292 CLR Bursty 2x CTD s 0.02394699 0.01706436 CDV s 0.00000695 0.00000370 CLR 0.26 0.25 48

4.5.5 Pengaruh Trafik Imbalance, Pengurangan Buffer, dan Trafik Bursty

Skenario ini dibuat untuk melihat bagaimana pengaruhnya bila ketiga faktor berupa trafik imbalance, pengurangan buffer, dan trafik bursty digabungkan. Hasilnya dibandingkan dengan skenario awal pada skenario pertama dan ditunjukkan pada Gambar 4.6. a b c Gambar 4.6 Grafik Simulasi Skenario 5 a CTD b CDV c CLR 49 Gambar 4.6 menunjukkan nilai CTD dan CDV meningkat tajam. CLR juga meningkat. Hal ini menunjukkan terjadinya kongesti pada jaringan. Kongesti terjadi ketika laju sel yang datang dan memasuki jaringan sudah lebih besar dari yang bisa ditangani oleh jaringan. Kongesti menyebabkan turunnya kinerja jaringan ATM. Tabel 4.7 Statistik Simulasi Skenario 5 Skenario Parameter Maks Rata-Rata Awal CTD s 0.02194699 0.01549369 CDV s 0.00000665 0.00000292 CLR Akhir CTD s 0.10799865 0.09560707 CDV s 0.00000962 0.00000425 CLR 12.4 9.25

4.5.6 Pengaruh Layanan ATM

Kinerja keseluruhan global jaringan ATM merupakan gabungan dari semua layanan yang disediakan oleh jaringan. Seperti misalnya CLR global merupakan gabungan dari CLR perkategori layanan. Tiap layanan memiliki QoS tersendiri yang membedakan prioritas antara satu layanan dengan yang lain. Gambar 4.7 menunjukkan statistik dari skenario akhir untuk tiap kategori layanan ATM yaitu CBR, RT-VBR, ABR, dan UBR. 50 a b c Gambar 4.7 Grafik Simulasi Layanan ATM a CTD b CDV c CLR Pada Gambar 4.7 terlihat bahwa CBR dan ABR memiliki CTD dan CDV yang rendah. Sesuai dengan teori bahwa CBR dan RT-VBR memang merupakan layanan real-time yang membutuhkan CTD yang minimal. CTD yang besar dialami oleh layanan ABR dan UBR. Seperti diketahui bahwa layanan ABR dan UBR bersifat non real-time dan mendapatkan prioritas yang rendah pada jaringan. Pada saat terjadi kongesti sel-sel yang memiliki prioritas rendah akan dibuang terlebih dahulu. Hal ini yang menyebabkan CLR dari layanan ABR dan UBR 51 yang paling tinggi seperti ditunjukkan oleh Gambar 4.7. Selanjutnya nilai statistik untuk tiap kategori layanan ATM ditunjukkan oleh Tabel 4.8. Tabel 4.8 Statistik Simulasi Skenario Akhir per Kategori Layanan Layanan Parameter Maks Rata-Rata CBR CDT s 0.0119468 0.01180967 CDV s 0.0000015 0.00000018 CLR RT-VBR CDT s 0.01463979 0.01262844 CDV s 0.00000010 0.00000008 CLR 0.7 0.6 ABR CDT s 0.05121134 0.03355085 CDV s 0.00000681 0.00000043 CLR 5.3 4.8 UBR CDT s 0.04544354 0.03934002 CDV s 0.00000693 0.00000268 CLR 6.9 6.2 BAB V 52 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan