7 itu pemilihan teknik konservasi yang tepat sangat diperlukan Kasdi Subagyono,
Setiari Marwanto, dan Undang Kurnia, 2003.
Restorasi lahan kering kritis di dataran tinggi dilakukan dengan cara penghutanan kembali secara alamiah sumber:
http:www.snh.org.uk uplandpathwork4.5.shtml
3. Teknik Vegetatif
Teknik konservasi tanah secara vegetatif adalah setiap pemanfaatan tanamanvegetasi maupun sisa-sisa tanaman sebagai media pelindung tanah dari
erosi, penghambat laju aliran permukaan, peningkatan kandungan lengas tanah, serta perbaikan sifat-sifat tanah, baik sifat fisik, kimia maupun biologi Kasdi Subagyono,
Setiari Marwanto, dan Undang Kurnia, 2003. Pada dasarnya konservasi tanah secara vegetatif adalah segala bentuk pemanfaatan tanaman ataupun sisa-sisa tanaman untuk
mengurangi erosi. Tanaman ataupun sisa-sisa tanaman berfungsi sebagai pelindung tanah terhadap daya pukulan butir air hujan maupun terhadap daya angkut air aliran
permukaan runoff, serta meningkatkan peresapan air ke dalam tanah.
Tajuk tumbuhan berfungsi menahan laju butiran air hujan dan mengurangi tenaga kinetik butiran air dan pelepasan partikel tanah sehingga pukulan butiran air
dapat dikurangi. Air yang masuk di sela-sela kanopi interception sebagian akan kembali ke atmosfer akibat evaporasi. Fungsi perlindungan permukaan tanah
terhadap pukulan butir air hujan merupakan hal yang sangat penting karena erosi yang terjadi di Indonesia penyebab utamanya adalah air hujan. Semakin rapat
penutupannya akan semakin kecil risiko hancurnya agregat tanah oleh pukulan butiran air hujan. Batang tanaman juga menjadi penahan erosi air hujan dengan cara
merembeskan aliran air dari tajuk melewati batang stemflow menuju permukaan tanah sehingga energi kinetiknya jauh berkurang. Batang juga berfungsi memecah
dan menahan laju aliran permukaan. Jika energi kinetik aliran permukaan berkurang,
8 maka daya angkut materialnya juga berkurang dan tanah mempunyai kesempatan
yang relatif tinggi untuk meresapkan air. Beberapa jenis tanaman yang ditanam dengan jarak rapat, batangnya mampu membentuk pagar sehingga memecah aliran
permukaan. Partikel tanah yang ikut bersama aliran air permukaan akan mengendap di bawah batang dan lama-kelamaan akan membentuk bidang penahan aliran
permukaan yang lebih stabil.
Keberadaan perakaran mampu memperbaiki kondisi sifat tanah yang disebabkan oleh penetrasi akar ke dalam tanah, menciptakan habitat yang baik bagi
organisme dalam tanah, sebagai sumber bahan organik bagi tanah dan memperkuat daya cengkeram terhadap tanah Foth, 1995, Killham, 1994, Agus et al., 2002.
Perakaran tanaman juga membantu mengurangi air tanah yang jenuh oleh air hujan, memantapkan agregasi tanah sehingga lebih mendukung pertumbuhan tanaman dan
mencegah erosi, sehingga tanah tidak mudah hanyut akibat aliran permukaan, meningkatkan infiltrasi, dan kapasitas memegang air.
Apakah Vegetasi dapat Mengkonservasi Tanah dan Air?
Teknik konservasi tanah dan air dapat dilakukan secara vegetatif dalam bentuk pengelolaan tanaman berupa pohon atau semak, baik tanaman tahunan
maupun tanaman setahun dan rumput-rumputan. Teknologi ini sering dipadukan dengan tindakan konservasi tanah dan air secara pengelolaan.
Pengelolaan tanah secara vegetatif dapat menjamin keberlangsungan keberadaan tanah dan air karena memiliki sifat : 1 memelihara kestabilan struktur
tanah melalui sistem perakaran dengan memperbesar granulasi tanah, 2 penutupan lahan oleh seresah dan tajuk mengurangi evaporasi, 3 disamping itu dapat
meningkatkan aktifitas mikroorganisme yang mengakibatkan peningkatan porositas tanah, sehingga memperbesar jumlah infiltrasi dan mencegah terjadinya erosi.
Pengaruh vegetasi penutup tanah terhadap erosi adalah: 1 Melindungi permukaan tanah dari tumbukan air hujan menurunkan kecepatan terminal dan
memperkecil diameter air hujan, 2 menurunkan kecepatan dan volume air runoff, 3 menahan partikel-partikel tanah pada tempetnya melelui sistem perakaran dan serasah
yang dihasilkan, dan 4 mempertahankan kapasitas tanah dalam menyimpan air; dan 5 meningkatkan laju infiltrasi dan perkolasi air dalam tanah.
Vegetasi secara umum dapat mencegah erosi, namun setiap jenis tanaman dan banyaknya tajuk terhadap erosi berbeda-beda. Pada tanaman yang rimbun
kemungkinan erosi lebih kecil dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh jarang. Pengaruh vegetasi terhadap aliran permukaan dan erosi yaitu intersepai air hujan oleh
tanaman, mengurangi kecepatan aliran dan energi perusak air serta meningkatkan efektivitas mikroorganisme yang berperan dalam proses humifikasi. Juga dapat
menigkatkan agregasi dimana akar-akar tanaman dengan selaput koloidnya menyebabkan agregat menjadi stabil dan pengaruh traspirasi dimana terjadi
peningkatan kehilangan air tanah melalui penguapan sehingga kemampuan menyerap air meningkat.
Sruktur tajuk taumbuhan pada suatu areal tertentu, jika berlapis dengan tanaman penutup tanah dan serasah akan memberikan ketahanan berganda terhadap
pukulan butiran hujan yang jatuh ke permukaan tanah. Menurut Soemarwoto 1983 bahwa selain berfungsi menghalangi pukulan langsung air hujan kepermukaan tanah,
vegetasi penutup lahan juga menambah kandungan bahan organik tanah yang
9 meningkatkan resistensi terhadap erosi yang terjadi. Selanjutnya, menurut
Hardjowigeno 1987, pencegahan erosi dapat berlangsung secara efektif ap[abila paling sedikit 70 permukaan lahan tertutup oleh vegetasi.
Pengaruh vegetasi terhadap aliran permukaan dan erosi terjadi melalui a intersepsi hujan oleh tajuk tumbuhan, b mengurangi laju aliran permukaan dan gaya
dispersinya, c pengaruh akar dalam peningkatan granulasi dan porositas, d kegiatan biologi dalam tanah yang memperbaiki porositas, dan efek transpirasi yang
mengeringkan tanah.
Fungsi lain vegetasi berupa tanaman kehutanan yang tak kalah pentingnya yaitu memiliki nilai ekonomi sehingga dapat menambah penghasilan petani. Efek
penutup tanah dapat dikelompokkan menjadi lima kategori : 1. Intersepsi terhadap curah hujan
2. Mengurangi kecepatan run off 3. Perakaran tanaman akan memperbesar granulasi dan porositas tanah.
4. Mempengaruhi aktifitas mikro organisme yang berakibat pada
meninhkatkan porositas tanah. 5. Transpirasi tanaman akan berpengaruh pada lengas tanah pada hari
berikutnya. Hasil-hasil penelitian oleh Kelman 1969 dalam Hamilton, et al. 1997 di
Mount APO Mindanau pada kemiringan 20 mengenai erosi pada berbagai penutup tanah seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Pengaruh Penutup Tanah pada Erosi No. Penutup Tanah
Erosi Tonhathn Ratio thd hutan
primer 1
Primary forest 0.09
1.0 2
Soft wood grassland 0.13
1.4 3
Imperata 0.18
2.0 4
New rice Kaingin 0.38
4.2 5
12 year old Kaingin 27.60
306.7 Erosi meningkat secara eksponensial dengan berkurangnya penutupan tanah.
Pengelolaan tanaman penutup tanah secara intercropping dengan tanaman pohon dapat mengurangi erosi. Tanaman penutup tanah dapar berupa: Centrosema,
Indegofera, Bahia grass, Guinea grass, Summer soy bean, Rice straw mulch. Hasilnya menunjukkan bahwa Bahia grass, Guinea grass dan Rice Straw mulch sangat efektif
sekali untuk mencegah erosi dan run off.
Pengaruh berbagai penutup tanah, praktek-praktek pengelolaan penutup tanah dan praktek konservasi terhadap erosi pada perkebunan pisang dengan kemiringan
yang cukup di Taiwan telah banyak ditel;iti oleh para peneliti. Barier rumput atau jalur-jalur mulsa mengurangi run-off. Tanpa adanya mulsa penutup tanah dengan
indegofera atau bahia grass adalah sangat efektif dalam mengurangi run-off dan erosi. Pemangkasan selektif terhadap kelebatan pohon sebesar 40 tidak menimbulkan
10 erosi yang berarti. Akan tetapi penebangan hutan dimana pohon-pohonnya ditarik
keluar akan menimbulkan erosi tanah
4. Bagaimana Vegetasi Dapat Mengkonservasi Tanah dan Air?