Talun Hutan Rakyat VEGETASI untuk KONSERVASI TANAH DAN AIR

24 sebelum direklamasi tidak mengandung bahan organik. Dibandingkan dengan vegetasi alami, Flemingia sangat besar kontribusinya dalam peningkatan bahan organik tanah. Bahan organik ini sangat penting dalam peningkatan kapasitas tanah menahan air water holding capacity.

3. Talun Hutan Rakyat

Talun adalah lahan di luar wilayah permukiman penduduk yang ditanami aneka tanaman tahunan mixed garden yang dapat diambil kayu maupun buahnya. Sistem ini tidak memerlukan perawatan intensif dan hanya dibiarkan begitu saja sampai saatnya panen. Karena tumbuh sendiri secara spontan, maka jarak tanam sering tidak seragam, jenis tanaman sangat beragam dan kondisi umum lahan seperti hutan alami. Ditinjau dari segi konservasi tanah, talun hutan rakyat dengan tajuk multistrata yang rapat dapat mencegah erosi secara maksimal juga secara umum mempunyai fungsi seperti hutan. Hutan rakyat adalah hutan -hutan yang dibangun dan dikelola oleh rakyat, kebanyakan berada di atas tanah milik atau tanah adat ; meskipun ada pula yang berada di atas tanah negara atau kawasan hutan negara. Secara teknik, hutan-hutan rakyat ini pada umumnya berbentuk wanatani ; yakni campuran antara pohon-pohonan dengan jenis-jenis tanaman bukan pohon. Baik berupa wanatani sederhana, ataupun wanatani kompleks agroforest yang sangat mirip strukturnya dengan hutan alam . Macam Hutan Rakyat Ada beberapa macam hutan rakyat menurut status tanahnya. Di antaranya: 1. Hutan milik, yakni hutan rakyat yang dibangun di atas tanah-tanah milik. Ini adalah model hutan rakyat yang paling umum, terutama di Pulau Jawa . Luasnya bervariasi, mulai dari seperempat hektare atau kurang, sampai sedemikian luas sehingga bisa menutupi seluruh desa dan bahkan melebihinya. 2. Hutan adat, atau dalam bentuk lain: hutan desa, adalah hutan-hutan rakyat yang dibangun di atas tanah komunal ; biasanya juga dikelola untuk tujuan-tujuan bersama atau untuk kepentingan komunitas setempat. 3. Hutan kemasyarakatan HKm, adalah hutan rakyat yang dibangun di atas lahan-lahan milik negara , khususnya di atas kawasan hutan negara . Dalam hal ini, hak pengelolaan atas bidang kawasan hutan itu diberikan kepada sekelompok warga masyarakat; biasanya berbentuk kelompok tani hutan atau koperasi. Model HKm jarang disebut sebagai hutan rakyat, dan umumnya dianggap terpisah. Ada banyak bentuk-bentuk peralihan atau gabungan, yakni model-model pengelolaan hutan secara bermitra, misalnya antara perusahaan-perusahaan kehutanan Perhutani , HPH, HPHTI dengan warga masyarakat sekitar; atau juga antara pengusaha-pengusaha perkebunan dengan petani di sekitarnya. Model semacam ini, contohnya PHBM Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat, biasanya juga tidak digolongkan sebagai hutan rakyat; terutama karena dominasi kepentingan pengusaha. Produk-produk Hutan Rakyat Hutan rakyat zaman sekarang telah banyak yang dikelola dengan orientasi komersial , untuk memenuhi kebutuhan pasar komoditas hasil hutan. Tidak seperti 25 pada masa lampau, utamanya sebelum tahun 1980an, di mana kebanyakan hutan rakyat berorientasi subsisten , untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga petani sendiri. Pengelolaan hutan rakyat secara komersial telah dimulai semenjak beberapa ratus tahun yang silam, terutama dari wilayah-wilayah di luar Jawa. Hutan-hutan --atau tepatnya, kebun-kebun rakyat dalam rupa hutan-- ini menghasilkan aneka komoditas perdagangan dengan nilai yang beraneka ragam. Terutama hasil-hasil hutan non-kayu HHNK. Beberapa contoh produk hutan-hutan rakyat dan wilayah penghasilnya, di antaranya: Getah dan resin: Karet Hevea brasiliensis; terutama di Sumatra bagian timur dan Kalimantan Jelutung Dyera spp.; Sumatra dan Kalimantan Nyatoh Palaquium spp., Payena spp.; terutama Kalimantan Damar mata-kucing Hopea spp., Shorea javanica; Sumatera Selatan dan Lampung , terutama Lampung Barat Damar batu Shorea spp.; Sumatra dan Kalimantan Kemenyan Styrax benzoin; Sumatera Utara terutama Tapanuli Utara Buah-buahan:  Durian Durio spp., terutama D. zibethinus; Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Maluku.  Jambu mente Anacardium occidentale; Sulawesi Tenggara dan Sumbawa  Kluwek atau kepayang Pangium edule; banyak tempat, terutama di Jawa.  Kemiri Aleurites moluccana; Sumatra, Sumbawa dan Sulawesi Selatan  Kopi Coffea spp.; banyak tempat, termasuk Bali dan Lombok .  Lada Piper nigrum; Sumatra, Kalimantan  Pala Myristica fragrans; Aceh dan Maluku  Petai Parkia speciosa; Sumatra, Kalimantan dan Jawa  Tengkawang Shorea spp.; Kalimantan Rempah-rempah lain:  Kulit manis atau kayu manis Cinnamomum spp.; Sumatra, terutama Sumatera Barat dan Kerinci  Cengkeh Syzygium aromaticum, banyak tempat.  Aneka jahe-jahean empon-empon; Jawa. Kayu-kayuan:  Jeunjing Paraserianthes falcataria; Jawa, terutama Jawa Barat dan Jawa Tengah  Jati Tectona grandis; Jawa, terutama Gunungkidul di Yogyakarta , Wonogiri di Jawa Tengah, Pacitan di Jawa Timur , dan Kuningan serta Indramayu di Jawa Barat; juga di Muna , Sulawesi Tenggara  Mahoni Swietenia macrophylla; dari banyak tempat di Jawa Barat dan Jawa Tengah 26 Lain-lain:  Rotan banyak jenis; Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi ; terutama dari Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan  Cendana Santalum album; Sumba dan Timor  Sagu Metroxylon sago; Maluku dan Papua .

4. Kebun campuran Kebun campuran biasanya dirawat secara intensif oleh pemilik