5. Jika kamu m agar tidak te
. . A. ujung lidah
B. pinggiran lid C. pangkal lida
D. permukaan
2. Aspek Psikomoto
Lembar Pengam
Nama Siswa Kelompok
Kelas semester No.
Aspek 1.
2.
3.
4. Cara menyiapkan
Cara melakukan pe Pengamatan
a. Keadaan baha b. Mencatatkan h
dalam tabel c. Kebersihan me
Laporan a. Membuat lapo
b. Menjawab pert
Jum minum obat yang rasanya pahit misaln
erasa pahit, maka tablet tersebut jangan d
lidah dah
n lidah
tor
matan Praktek Biologi
Topik : Alat Indera
: ......... : ........
: ......... yang dinilai
Ska 1
2 3
n alat dan bahan percobaan
an hasil pengamatan ke
eja kerja oran dengan rapi
rtanyaan dalam LK lah Skor
Bandung, ... 20
Penguji, nya tablet kina,
diletakkan di . .
ala 3
4 5
2011
Keterangan Skor 5 jika sangat tep
Skor 4 jika tepat Skor 3 jika cukup
Skor 2 jika kurang Skor 1 jika tidak tepat
Nilai
Mengetahui, Kepala Sekolah
………………… NIP.
Jumlah skor p Jumlah skor m
ALAT INDERA PADA MANUSIA
pat
at
X 100 = ........
………., …………… Guru Mata
…………… NIP.
r perolehan r maksimum
ALAT INDERA PADA MANUSIA
……………. a Pelajaran,
…………
3. Aspek Afektif
Tabel 1. Penilaian
No Nama
1. Any
2. Basor
3. Ning
4. Rubi
5. ....
Catatan untuk penilai: a. Kolom perilaku diisi d
1 = sangat kurang 2 = kurang
3 = sedang 4 = baik
5 = amat baik b. Nilai merupakan jum
Keterangan diisi den 1. Nilai 18-20 berart
2. Nilai 14-17 berart 3. Nilai 10-13 berart
4. Nilai 6-9 berarti k 5. Nilai 0-5 berarti s
Perhitungan nilai ak Nilai Akhir =
Skor n sikap dalam praktek Alat Indera
Perilaku
Bekerja sama
Berinisiatif Ingin
mengetahui Kreatif
i dengan angka yang sesuai dengan kriteria b
mlah dari skor-skor tiap indikator perilaku ngan kriteria berikut
rti amat baik rti baik
rti sedang kurang
sangat kurang khir dalam skala 1 – 100 adalah sebagai beri
= Perolehan Skor x Skor Ideal 100 r Maksimum 10
Nilai Keteranga
n
berikut.
rikut :
ALAT INDERA PADA MANUSIA ALAT INDERA PADA MANUSIA
A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Sekolah adalah sebuah lembaga yang memiliki tujuan dalam pembentukan karakter manusia, baik dari segi pengetahuan, cara berpikir, sikap, dan
keterampilan. Di masa lalu, sekolah merupakan salah satu tempat terjadinya persaingan siswa dalam mencapai tujuannya. Seiring dengan
berubahnya pandangan manusia tentang belajar, maka sekolah pun telah mengalami perubahan dalam paradigmanya, selain sebagai tempat
kompetisi, sekolah pun diciptakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam berkerja sama, saling menghargai atau berkomunikasi.
Dalam mencapai tujuan pembelajaran, sekolah dapat melakukan berbagai cara. Cara-cara yang saat ini dilakukan sekolah untuk mencapai tujuannya
dengan melakukan pembelajaran secara kompetisi, individual, atau
secara kooperatif. Masing-masing cara memiliki kelemahan dan kekuatan
masing-masing dan sangat tergantung pada tujuan dan kondisinya. 1.
Pembelajaran Kompetitif.
Pembelajaran secara kompetitif terjadi ketika setiap individu dalam kelas dipacu untuk menjadi yang terbaik sehingga setiap orang
berusaha untuk menunjukkan keberhasilannya dalam pencapaian tujuan individualnya. Seseorang bisa berhasil mencapai tujuannya bila
ada orang lain yang gagal. Hubungan negatif diantara siswa dalam mencapai
tujuannya sangat
jelas sehingga
menumbuhkan ketergantungan negatif. ”Jika saya bisa berenang, maka kamu
tenggelam, jika kamu berenang saya tenggelam”. Penilaian pencapaian tujuan dilakukan secara komparatif, membandingkan keberhasilan
seseorang dengan orang lain – berdasarkan norma. Juara diberi hadiah.
Seringkali sistem
pembelajaran secara
kompetitif menumbuhkan rasa cemas pada siswa. Kecemasan siswa bisa saja
memacu siswa untuk meningkatkan belajarnya atau sebaliknya kalau siswa memiliki rasa cemas berlebihan. Suasana permusuhan pun akan
mudah muncul dalam pembelajaran kompetitif ini karena setiap siswa merasa ada yang ”menang” dan ”kalah”. Siswa pintar seringkali
dimusuhi karena mereka menganggapnya ”tidak kompak”, sebaliknya siswa yang kalah akan tumbuh rasa antipati terhadap sesama siswa
atau pada proses belajar. Dalam situasi belajar ini menumbuhkan sikap ”siapa kuat, dia yang menang” sehingga erat hubungannya dengan
sikap hidup ”menghalalkan segala cara”.
2. Pembelajaran individual
Pembelajaran secara
individual tidak
ada suasana
saling ketergantungan karena setiap orang bekerja dan belajar sendiri-sendiri.
Pencapai tujuan saling tidak berhubungan dengan pencapaian tujuan orang lain, sehingga tidak menunjukkan adanya korelasi diantara siswa
yang telah mencapai tujuan pembelajaran. Karena pencapaian tujuan seseorang merupakan hasil pekerjaan sendiri maka penilaian dilakukan
terhadap produk secara individual dan penilaian bisa dilakukan dengan berbasis pada kriteria. Model pembelajaran ini sering dipakai di
universitas, misalnya pada sistem pendidikan jarak jauh. Dalam sistem ini dibutuhkan motivasi individu yang tinggi sehingga tidak terlalu
menggantungkan diri pada guru atau dosen. Sistem ini belum banyak digunakan dalam pendidikan dasar dan menengah.
3. Pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran secara kooperatif merupakan cara belajar dimana keberhasilan pencapaian tujuan suatu kelompok sangat tergantung
pada keberhasilan setiap anggota kelompoknya. Setiap kegagalan anggota kelompok akan mempengaruhi kegagalan kelompoknya
sehingga pencapaian tujuan seseorang berhubungan dengan keberhasilan pencapaian tujuan yang lainnya – ketergantungan yang
positif. ”Kita berenang bersama atau tenggelam bersama”. Tujuan kelompok adalah menjadi tujuan utama sehingga penghargaan
diberikan untuk hasil kelompok. Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria dan mendorong kelompok untuk berhasil.
Komp
B. Hubungan Bel
Pendidikan aba memiliki kemam
critical thinke berkomunikasi
tradisional sang karena perana
learning tidak kecakapan-kec
Model dan stra semua kecakap
guru untuk men pada siswa stu
harus dikemba atau pendekat
kegiatan belaja oleh para ahli d
1. Aktif le 2. Collabo
3. Inquiry 4. Coope
5. Problem Belajar koope
mendukung pe mampu mengo
petisi Individual
elajar Kooperatif dengan Kecakapan Ab
bad ke-21 menuntut sekolah untuk mengha ampuan memecahkan masalah problem s
ker, bekerja secara kelompok coll si
communicator dan
kreatif-innova ngat sulit untuk menumbuhkan kecakapan
an siswa sangat sedikit dibanding guru k memberikan kesempatan siswa untu
ecakapan abad ke-21. rategi pembelajaran sangat berperan dala
apan yang dibutuhkan oleh siswa. Diperlu engubah cara mengajar dalam kelas. Keg
student centered learning merupakan sala angkan oleh guru dalam kelas. Berbagai m
atan yang berpusat pada siswa harus jar siswa. Beberapa model atau pendeka
i diantaranya: learning BonwellEison, 1991
borativeLearning Bruffee, 1984 ry-based Learning
erative Learning Johnson, Johnson, Sm lem-based Learning, dll.
eratif merupakan salah satu pendeka pengembangan kecakapan abad ke-21.
gorganisasi kelompok heterogen yang di
Kooperatif
bad ke-21
hasilkan lulusan yang solver, berpikir kritis
ollaborator, mampu vatif.
Pembelajaran an-kecakapan di atas
ru. Teacher centered tuk mengembangkan
lam mengembangkan lukan usaha kuat dari
giatan yang berpusat lah satu strategi yang
i model pembelajaran us diterapkan dalam
atan yang dianjurkan
mith, 1991
katan yang mampu 1. Belajar kooperatif
disusun dengan baik
dan menunjukkan sebuah kekuatan yang memiliki pengaruh kuat dalam pembelajaran. Belajar kooperatif mampu mengembangkan kerja kelompok,
leadership, komunikasi, tanggung jawab individual serta kemampuan akademik siswa.
C. Apakah Belajar Kooperatif?
Cooperative learning atau belajar kooperatif adalah sebuah pendekatan atau model belajar untuk mengorganisasikan kegiatan dalam kelas ke
dalam pengalaman belajar sosial dan akademis. Siswa harus melakukan proses belajar dalam kelompok untuk menyelesaikan dua jenis tugas
secara bersamaan, yaitu keberhasilan anggota kelompok terjadi ketika kelompok berhasil http:www.
wikipedia .org.
Belajar kooperatif merupakan cara yang bagus untuk membangun pengetahuan siswa dan kehidupan sosialnya. Belajar koperatif tidak hanya
mendorong siswa untuk belajar menyelesaikan tugas-tugas kelompok dan kegiatan tetapi juga membantu mereka dalam membangun kepribadian
sosial di dalamnya. Berbagai jenis kecakapan bisa dibangun melalui model pembelajaran ini.
Hasil riset menunjukkan bahwa belajar kooperatif mampu meningkatkan prestasi dan retensi dalam belajar, meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dan berpikir tingkat tinggi, pemahaman terhadap pandangan dan persepektif orang lain semakin akurat, hubungan sosial semakin baik,
harga diri, keterampilan sosial meningkat dan siswa lebih menyukai guru sehingga meningkatkan hubungan yang baik antara guru dan siswa.
Hasil positif dari belajar kooperatif antara lain memiliki keuntungan secara akademik, hubungan ras membaik dan pengembangan pribadi dan sosial
meningkat Brown Ciuffetelli Parker, 2009. Brady Tsay 2010 melaporkan bahwa siswa yang berpartisipasi penuh dalam kegiatan
kelompok, menunjukkan perilaku kolaboratif, memberikan umpan balik yang konstruktif dan bekerja sama dengan kelompok mereka memiliki
kemungkinan lebih tinggi untuk menerima skor tes yang lebih tinggi dan tentu saja nilai di akhir semester. Hasil dari 2010 mendukung penelitian
Brady Tsay adalah gagasan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pedagogi aktif yang menumbuhkan prestasi akademik yang tinggi hal. 85.
Model belajar kooperatif pertama kali dikembangkan di tahun 1970-an oleh Robert Slavin di Universitas John Hopkins. Pertama kali dilaporkan sebagai
artikel penelitian dalam jurnal pendidikan. Pertama kali model ini diperkenalkan dengan nama Student Team Learning Belajar Kelompok
Siswa berdasarkan tiga konsep dasar yaitu: 1. Penghargaan kelompok Team rewards
2. Tanggung jawab individual Individual Accountability 3. Kesempatan untuk sukses yang sama Equal Opportunities for
Success
D. Mengapa Menggunakan belajar kooperatif?
Hasil riset menunjukkan bahwa belajar kooperatif mampu: 1. Mendorong belajar dan kemampuan akademik siswa
2. Meningkatkan daya ingat siswa 3. Meningkatkan rasa puas siswa dengan pengalaman belajar
4. Membantu siswa mengembangkan kecakapan dalam komunikasi oral 5. Mengembangkan kecakapan sosial siswa
6. Mendorong rasa percaya diri siswa 7. Membantu menodorong siswa dalam hubungan ras yang positif
Walaupun banyak hasil riset yang menunjukkan keuntungan belajar kooperatif terhadap kemampuan akademik dan social siswa, namun model
pembelajaran ini masih banyak yang belum diterapkan khususnya di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia.
Beberapa alasan yang menyebabkan kurangnya minat guru dalam menggunakan model ini diantaranya adalah adanya kekhawatiran
terjadinya kekacauan dalam proses pembelajaran ketika mereka bekerja dalam kelompok. Selain itu banyak siswa yang tidak suka bekerja secara
kelompok. Beberapa siswa lebih suka untuk berkeja sendiri bahkan beberapa siswa merasa minder ketika bekerja dalam suatu kelompok.
Adanya orang lain dalam kelompok malahan menjadi beban bagi anggota lain, atau sebaliknya mereka hanya manut pada anggota kelompok lainnya
sehingga tidak Seringkali mun
pribadi ketika dengan anggot
Sebenarnya, benar-benar m
pengajar hanya pedoman atau
kebingungan. S dan tidak tahu
sama. Model belajar
unsur dasar kelompok dan
prosedur mod pendidik menge
Untuk itu para belajar koopera
yang harus dipe
1. Ketergantung
setiap anggo kelompok dip
ak merasakan manfaat keberadaannya uncul perasaan khawatir kehilangan kara
berada dalam kelompok karena harus ota kelompok lain.
, kekhawatiran ini bisa dihindarkan apa menerapkan prosedur model cooperativ
ya membagi tugas pada setiap kelompok u pembagian tugas yang jelas, sehingga m
. Siswa merasa ditinggal sendiri karena be hu bagaimana cara menyelesaikan tug
r kooperatif tidak sama dengan belajar k belajar kooperatif memiliki keunikan
n tugas masing-masing anggota kelom del belajar kooperatif yang benar ak
gelola kelas dengan efektif. ra guru harus memahami prinsip-prinsip
ratif. Menurut JohnsonJohnson dan Shar iperhatikan dalam pembelajaran kooperatif
ngan positif. Setiap anggota kelompok
ota kelompok saling berhubungan. Usa diperlukan untuk keberhasilan kelompo
ya dalam kelompok. rakter atau keunikan
us menyesuaikan diri
pabila para pengajar tive learning. Banyak
ok tanpa memberikan membuat para siswa
elum berpengalaman gas dengan bekerja
kelompok. Beberapa n dalam pembagian
ompok. Pelaksanaan akan memungkinkan
sip yang ada dalam aran, ada lima prinsip
tif adalah:
k merasakan bahwa saha setiap anggota
ok. Setiap anggota