Pembelajaran kooperatif. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
                                                                                dan  menunjukkan  sebuah  kekuatan  yang  memiliki  pengaruh  kuat  dalam pembelajaran. Belajar kooperatif mampu mengembangkan kerja kelompok,
leadership,  komunikasi,  tanggung  jawab  individual  serta  kemampuan akademik siswa.
C. Apakah Belajar Kooperatif?
Cooperative  learning  atau  belajar  kooperatif    adalah  sebuah  pendekatan atau  model  belajar  untuk  mengorganisasikan    kegiatan  dalam  kelas  ke
dalam  pengalaman  belajar  sosial  dan  akademis.  Siswa  harus  melakukan proses  belajar  dalam  kelompok  untuk  menyelesaikan  dua  jenis  tugas
secara  bersamaan,  yaitu  keberhasilan  anggota  kelompok  terjadi  ketika kelompok berhasil http:www.
wikipedia .org.
Belajar  kooperatif  merupakan  cara  yang  bagus  untuk  membangun pengetahuan siswa dan kehidupan sosialnya. Belajar koperatif  tidak hanya
mendorong  siswa  untuk  belajar  menyelesaikan  tugas-tugas  kelompok  dan kegiatan  tetapi  juga  membantu  mereka  dalam  membangun  kepribadian
sosial di dalamnya. Berbagai jenis kecakapan bisa dibangun melalui model pembelajaran ini.
Hasil  riset  menunjukkan  bahwa  belajar  kooperatif  mampu  meningkatkan prestasi dan retensi dalam belajar, meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dan  berpikir  tingkat  tinggi,  pemahaman  terhadap  pandangan  dan persepektif  orang  lain  semakin  akurat,  hubungan  sosial  semakin  baik,
harga  diri,  keterampilan  sosial  meningkat  dan  siswa  lebih  menyukai  guru sehingga meningkatkan hubungan yang baik antara guru dan siswa.
Hasil positif dari belajar kooperatif  antara lain memiliki  keuntungan secara akademik,  hubungan  ras  membaik  dan  pengembangan  pribadi  dan  sosial
meningkat  Brown    Ciuffetelli  Parker,  2009.  Brady    Tsay  2010 melaporkan  bahwa  siswa  yang  berpartisipasi  penuh  dalam  kegiatan
kelompok,  menunjukkan  perilaku  kolaboratif,  memberikan  umpan  balik yang  konstruktif  dan  bekerja  sama  dengan  kelompok  mereka  memiliki
kemungkinan  lebih  tinggi  untuk  menerima  skor  tes  yang  lebih  tinggi  dan tentu  saja  nilai  di  akhir  semester.  Hasil  dari  2010  mendukung  penelitian
Brady    Tsay  adalah  gagasan  bahwa  pembelajaran  kooperatif  adalah pedagogi aktif yang menumbuhkan prestasi akademik yang tinggi hal. 85.
Model belajar kooperatif pertama kali dikembangkan di tahun 1970-an oleh Robert Slavin di Universitas John Hopkins. Pertama kali dilaporkan sebagai
artikel  penelitian  dalam  jurnal  pendidikan.  Pertama  kali  model  ini diperkenalkan  dengan  nama  Student  Team  Learning  Belajar  Kelompok
Siswa berdasarkan tiga konsep dasar yaitu: 1.  Penghargaan kelompok Team rewards
2.  Tanggung jawab individual Individual Accountability 3.  Kesempatan  untuk  sukses  yang  sama  Equal  Opportunities  for
Success
D. Mengapa Menggunakan belajar kooperatif?
Hasil riset menunjukkan bahwa belajar kooperatif mampu: 1.  Mendorong belajar dan kemampuan akademik siswa
2.  Meningkatkan daya ingat siswa 3.  Meningkatkan rasa puas siswa dengan pengalaman belajar
4.  Membantu siswa mengembangkan kecakapan dalam komunikasi oral 5.  Mengembangkan kecakapan sosial siswa
6.  Mendorong rasa percaya diri siswa 7.  Membantu menodorong siswa dalam hubungan ras yang positif
Walaupun  banyak  hasil  riset  yang  menunjukkan  keuntungan  belajar kooperatif terhadap kemampuan akademik dan social siswa, namun model
pembelajaran  ini  masih  banyak  yang  belum  diterapkan  khususnya  di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia.
Beberapa  alasan  yang  menyebabkan  kurangnya  minat  guru  dalam menggunakan  model  ini  diantaranya  adalah  adanya  kekhawatiran
terjadinya  kekacauan  dalam  proses  pembelajaran  ketika  mereka  bekerja dalam  kelompok.  Selain  itu  banyak  siswa  yang  tidak  suka  bekerja  secara
kelompok.  Beberapa  siswa  lebih  suka  untuk  berkeja  sendiri  bahkan beberapa  siswa  merasa  minder  ketika  bekerja  dalam  suatu  kelompok.
Adanya orang  lain  dalam  kelompok malahan menjadi beban  bagi anggota lain, atau sebaliknya mereka hanya manut pada anggota kelompok lainnya
                                            
                