Mengapa Menggunakan belajar kooperatif?
memiliki peran yang penting, “saya gagal, maka tim saya pun gagal”, “ saya berenang, anggota tim pun harus mampu berenang”. Untuk itu
pengajar atau guru harus merancang dan mengkomunikasikan tujuan- tujuan dan tugas-tugas kelompok dalam cara-cara yang membantu
anggota-anggota tim dalam mencapai tujuannya. Pengajar harus meyakinkan bahwa masing-masing anggota tim memiliki kontribusi yang
unik untuk mencapai tujuan bersama. Pengajar harus mendefinisikan secara jelas peranan tim dan tanggung jawab dari setiap anggota tim.
2. Tanggung Jawab Individual. Keberhasilan kelompok ditentukan oleh
peran setiap anggota tim. Tanggung jawab individu untuk mendapatkan prestasi yang menjakin keberhasilan kelompok. Semakin kecil ukuran
kelompok semakin besar tanggung jawab individual. Guru harus mampu meningkatkan tanggung jawab individu dengan menilai prestasi masing-
masing individu agar dapat memastikan siapa yang membutuhkan lebih banyak bantuan, dukungan, dan anjuran dalam pembelajaran. Secara
acak, berikan pertanyaan secara oral kepada setiap siswa dengan cara memanggil salah seorang anggota kelompok untuk melaporkannya pada
guru atau kelas. Amati setiap kelompok dan catat berapa banyak anggota kelompok memberikan sumbangan pada kerja kelompok.
Berikan tugas pada seorang siswa dalam setiap kelompok yang berperan sebagai pemeriksa. Pemeriksa bertanya pada anggota kelompok lain
untuk menjelaskan alasan dan latar belakang dari jawaban kelompoknya.
3. Interaksi langsung face-to-face interaction. Setiap anggota tim
melakukan kerjasama dalam pencapaian suatu tujuan. Anggota-anggota tim harus meningkatkan keberhasilan satu sama lain dengan
menyediakan sumber daya dan bantuan bersama, menganjurkan, dan menghargai usaha-usaha anggota tim. Guru memberikan contoh
bagaimana kelompok-kelompok
seharusnya berfungsi,
seperti menjelaskan
secara lisan
bagaimana memecahkan
masalah, mengajarkan pengetahuan kepada anggota, dan menghubungkan
pembelajaran saat ini dengan pembelajaran sebelumnya. Memeriksa pemahaman, mendiskusikan konsep-konsep yang sedang dipelajari.
4. Keterampilan antar pribadi dan kelompok kecil. Belajar kooperatif
lebih kompleks dibandingkan dengan interaksi kelompok yang tidak terstruktur, yang tidak jarang menimbulkan pembelajaran kompetitif atau
individual. Pengajar harus focus pada keterampilan-keterampilan social yang harus diajarkan dengan tujuan yang tepat. Kepemimpinan,
pembuatan keputusan, membangun kepercayaan, komunikasi dan keterampilan manajemen konflik memungkinkan bagaiman bekerjasama
dan mengerjakan tugas dengan baik. 5.
Pemrosesan kelompok. Proses-proses pengajaran menekankan
pentingnya penyampaian kandungan pengajaran secara efisien. Tujuan- tujuan ditentukan secara jelas, urutan logis, dan kondisi-kondisi
pembelajaran yang menentukan seberapa baik bahan akan dipelajari. Kelompok-kelompok harus menjelaskan apakah tindakan-tindakan
anggota kelompok yang membantu dan tidak membantu. Kelompok membuat keputusan tentang perilaku yang diteruskan atau diubah.