Tugas Rumah. Cerita Penutup

 Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar berbagai jenis minuman.  Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai gambar  Guru menugasi siswa untuk menuliskan minuman yang cocok saat cuaca panas. 6. Mendengarkan cerita  Guru mengajak siswa untuk mendengarkan cerita.

C. Catatan

1. Di Indonesia ada dua musim, musim kemarau dan musim hujan. 2. Musim kemarau disebut juga musim panas. 3. Musim kemarau tidak pernah hujan. 4. Keadaan udara di musim kemarau sangat panas. 5. Pakaian yang cocok dipakai pada musim panas adalah: - bahan tipis - bahan dapat menyerap keringat - berwarna putih cerah - berlengan pendek 6. Jenis pakaian yang cocok dipakai pada musim kemarau: kaos, singlet, kemeja putih. 7. Bahan yang menyerap keringat adalah kain katun. 8. Kain katun dibuat dari kapas. 9. Minuman yang cocok saat cuaca panas adalah minuman dingin: es teh, air dingin, es kelapa muda, es jus buah, es krim.

D. Tugas Rumah.

IPA 1. Di Indonesia ada dua musim yaitu _____________________ 2. Keadaan cuaca di musim kemarau _______________________ 3. Ketika udara panas paling nikmat minum _____________________ 4. Bahan katun cocok dipakai di musim kemarau sebab ____________________ 5. Pakaian tipis dan lengan pendek cocok dipakai bila udara ________________

E. Cerita Penutup

Si Penyanyi Dalam sebuah hutan di Eropa, tinggalah Toni seekor tupai yang lain daripada yang lain. Dia selalu banyak berkhayal. Kadang-kadang dia berkhayal bermain-main dengan buah-buah pinus. Kadang-kadang dia berkhayal menangkap angin. Dan jika bulan purnama, dia selalu bercakap-cakap dengan si Burung Hantu. ”Dia aneh sekali,” kata tupai-tupai lainnya. Pada suatu malam purnama, tupai-tupai itu terbangun karena mendengar suara ribut-ribut. Ada binatang yang main gitar jelek sekali, sambil bernyanyi: ”Mulai hari ini, aku ingin sekali menjadi ... Mulai hari ini aku ingin sekali dinamai, Si Penyanyi si Penyanyi” Kedengarannya keributan itu berasal dari tempat kosong di tengah hutan. Dengan hanya memakai piyama atau gaun tidur saja, tupai-tupai itu bergegas ke sana. Dan siapa yang duduk di tengah hutan itu? Ya, tentu saja si Toni. Lehernya berkalung untaian bunga. Ada tupai yang berpendapat bahwa kalung itu bagus. Tapi kebanyakan berkata, dia seperti tupai gila. Toni tidak menoleh ke kanan atau ke kiri. Dia asyik memetik gitarnya sambil terus bernyanyi. Tupai-tupai yang lain berkata,”Sekarang malam purnama. Pantas tingkah lakunya aneh. Mungkin dia mimpi. Yuk, kita bangunkan.” Tapi Toni tidak mimpi dan tidak tidur. Sepanjang musim panas itu dia memetik gitar dan menyanyikan lagu-lagunya yang aneh. Dan lehernya selalu berkalung untaian bunga. Musim dingin sudah hampir tiba. Para tupai mulai sibuk mengumpulkan makanan untuk musim dingin. Buah kenari, kacang dan juga jamur yang dikeringkan. Si Penyanyi hanya ingat musimnya saja. ”Ingat, sebentar lagi musim dingin. Kau harus mengumpulkan makanan,” kata teman-temannya. Tapi, si Penyanyi itu seakan-akan tak mendengar. Dia terus saja menyanyi. Musim dingin tiba dan si Penyanyi tak punya sebutir kenari pun di rumahnya. Dengan menyandang gitarnya dia ke rumah teman-temannya kalau-kalau dia boleh ikut makan bersama mereka. Temannya berkata, ”Boleh saja. sekarang kau tentunya menyesal tidak mengumpulkan makanan untuk musim dingin, ya...” Si Penyanyi menundukkan kepala karena malu. Tiba-tiba dia mendapat ide. ”Sebagai tanda terima kasihku untuk makan yang kalian berikan, aku akan mengajar kalian bermain gitar.” Mulailah tupai-tupai itu belajar memetik gitar. Mereka murid yang baik. Tak lama berselang, terdengarlah suara musik riang di seluruh hutan. Ketika musim semi tiba,mereka membentuk sebuah orkes Semua binatang dari hutan itu, dan juga dari hutan-hutan lainnya, datang untuk mendengarkan orkes mereka. Mereka bernyanyi dan menari dengan riangnya. Belum pernah keadaan hutan semeriah itu. Tapi, binatang-binatang itu tidak hanya datang untuk mendengarkan orkes. Mereka ingin sekali berkenalan dengan dirigen orkes itu, si Penyanyi, yang selalu berkalung untaian bunga, Sumber: Kumpulan Dongeng Binatang 1. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta 2001: 45-46 Hari II. Bencana di Musim Kemarau

A. Jadwal Kegiatan N