Penjabaran Mata Uang Asing - Mata uang penyajian Aset dan Liabilitas Keuangan

11 PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Maret 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan b. Standar Akuntansi Baru lanjutan

Standar-standar tersebut adalah sebagai berikut: - PSAK 1 Revisi 2013, Penyajian Laporan Keuangan. - PSAK 4 Revisi 2013, Laporan Keuangan Tersendiri. - PSAK 15 Revisi 2013, Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama. - PSAK 24 Revisi 2013, Imbalan Kerja. - PSAK 65, Laporan Keuangan Konsolidasian. - PSAK 66, Pengaturan Bersama. - PSAK 67, Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain. - PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar. Bank sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari PSAK baru dan revisi tersebut terhadap laporan keuangan.

c. Penjabaran Mata Uang Asing - Mata uang penyajian

Laporan keuangan dijabarkan dalam mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Bank. - Transaksi dan saldo dalam mata uang asing 2014 2013 Dolar Amerika Serikat 11.360,00 12.170,00 Dolar Australia 10.521,07 10.855,65 Poundsterling Inggris 18.879,19 20.110,93 Dolar Singapura 9.000,16 9.622,08 Dolar Hongkong 1.464,28 1.569,54 Yen Jepang 111,20 115,75 Euro Eropa 15.575,13 16.759,31 Yuan China 1.830,27 2.010,28

d. Aset dan Liabilitas Keuangan

Pada bulan Desember 2013, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan beberapa standar akuntansi baru dan revisi yang akan berlaku efektif pada tahun buku yang dimulai 1 Januari 2014. Penerapan dini atas standar- standar tersebut tidak diperkenankan. Kebijakan akuntansi atas transaksi dan saldo dalam mata uang asing didasarkan pada peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.7 dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia “PAPI”. Bank mengacu pada Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia “PAPI” dimana transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs laporan penutupan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu kurs tengah yang merupakan rata-rata kurs beli dan kurs jual berdasarkan Reuters pada pukul 16.00 Waktu Indonesia Barat yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi komprehensif, kecuali apabila ditangguhkan pada ekuitas karena memenuhi kualifikasikriteria sebagai lindung nilai arus kas hedging. Selisih penjabaran mata uang asing atas aset moneter keuangan lain yang diukur berdasarkan nilai wajar dicatat sebagai bagian dari keuntungan dan kerugian selisih kurs. Berikut ini adalah kurs mata uang asing utama yang digunakan untuk penjabaran pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 yang menggunakan kurs spot Reuters pukul 16:00 Waktu Indonesia Barat dalam Rupiah penuh: Bank menerapkan PSAK 50 Revisi 2010, “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK 55 Revisi 2011, ”Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK 60 Rivisi 2010, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Bank menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal. 12 PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Maret 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan d. Aset dan Liabilitas Keuangan lanjutan