Latar Belakang Masalah PENELITIAN TINDAKAN KELAS SMA - Blog Sekolah Dasar PTK

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Geografi mengemban amanah untuk membangun dan mengembangkan pemahaman peserta didik tentang variasi dan organisasi spasial masyarakat, tempat dan lingkungan di muka bumi Sri Hayati,2010. Dalam hal ini peserta didik didorong untuk memahami aspek dan proses fisik yang membentuk pola muka bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologis di permukaan bumi. Selain itu peserta didik dimotivasi secara aktif dan kreatif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat dan wilayah. Dalam kurikulum SMA, matapelajaran Geografi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : a memahami pola spasial, lingkungan dan kewilayahan serta proses yang berkaitan, b menguasai ketrampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi, c menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan memanfaatkan sumber daya alam secara arif serta memiliki toleransi terhadap keragaman budaya masyarakat Lampiran Permendiknas No.22 Tahun 2006. Salah satu aspek yang harus dikuasai oleh peserta didik adalah memahami pemanfaatan citra Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis. Dari aspek tersebut diharapkan akan terasah spatial intelegence peserta didik. Pembelajaran Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi bagi guru Geografi saat ini masih menjadi masalah utama untuk menyampaikannya kepada siswa. Seperti diketahui, banyak guru Geografi saat ini sebagian besar baru mengenal ilmu ini sehingga masih dianggap baru. Untuk menyampaikannya kepada siswa masih banyak mencoba dengan metode- metode baru yang dapat mempermudah siswa untuk menerimanya dalam pembelajaran. Permasalahan lain yang dihadapi oleh banyak guru Geografi 1 untuk mengajarkan PJ dan SIG adalah masih rendahnya kemampuan teknologi mereka. Guru perlu mengetahui dasar-dasar penggunaan komputer, internet dan multimedia lain. Pembelajaran PJ dan SIG bila menggunakan metode ceramah hanya akan menghasilkan konsep-konsep abstrak yang tidak dipahami oleh siswa. Siswa menjadi bingung, dan akhirnya ramai sendiri pada saat pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran pokok bahasan PJ dan SIG di SMA Negeri Gondangrejo banyak ditemui kendala, baik yang bersumber dari guru, siswa, maupun sekolah. Salah satu kendala yang dihadapi guru adalah keterbatasan kemampuan guru di bidang teknologi. Kendala yang berasal dari siswa adalah ketrampilan komputer siswa yang masih rendah, dan keengganan mereka mengikuti pelajaran Geografi karena selama ini dianggap sebagai matapelajaran yang tidak menarik selain itu pemahaman siswa terhadap ruang juga masih rendah. Kendala yang bersumber dari sekolah adalah kurang lengkapnya fasilitas pendukung dalam proses pembelajaran siswa, akibatnya proses pembelajaran geografi di sekolah tidak berjalan dengan optimal. Konsep- konsep geografi yang abstrak lebih mempersulit proses pemahaman siswa. Fenomena yang muncul di lapangan selanjutnya adalah rendahnya prestasi siswa dalam mata pelajaran geografi. Siswa kelas XII IPS1 di SMA Negeri tahun pelajaran 20102011 sebanyak 40 siswa. Kelas ini merupakan kelas yang paling ramai, siswa malas belajar, dan prestasi belajarnya juga paling rendah. Berdasarkan hasil ulangan harian I ada 15 anak yang nilianya di bawah batas ketuntasan. Berbagai kendala yang muncul tentu harus disikapi secara arif, agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal, meskipun dengan berbagai keterbatasan. Salah satu langkah yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan ini adalah memanfaatkan teknologi multimedia yang diaplikasikan dengan berbagai metode pembelajaran yang disebut “METODE MIMIKO ATRAKTIF”, akronim dari MultI MedIa Komputer Aktif TRAmpil KreaTIF. Dengan pemanfaatan MIMIKO ATRAKTIF diharapkan 2 siswa lebih mudah memahami konsep-konsep Penginderaan Jauh dan SIG sekaligus dapat meningkatkan spatial intelegence kecerdasan keruangan. Dengan metode MIMIKO, siswa diberi kesempatan belajar geografi dengan memanfaatkan teknologi, bekerja sama dengan rekan-rekannya, dan bermain kuis pembelajaran sehingga kendala-kendala dalam proses pembelajaran geografi di SMA diharapkan dapat diminimalisasi atau bahkan dihilangkan. Melvin L. Silberman 2004: 20-21 menyatakan bahwa proses belajar berlangsung secara bergelombang. Belajar memerlukan kedekatan dengan materi yang hendak dipelajarinya serta keterlibatan aktif. Ketika kegiatan belajar sifatnya pasif, siswa mengikuti pelajaran tanpa rasa keingintahuan, tanpa mengajukan pertanyaan, dan tanpa minat terhadap hasilnya. Ketika kegiatan belajar bersifat aktif, siswa akan mengupayakan sesuatu, seperti menginginkan jawaban atas sebuah pertanyaan, membutuhkan informasi untuk memecahkan masalah, atau mencari cara untuk mengerjakan tugas. Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti penggunaaan MIMIKO ATRAKTIF Sebagai Upaya Meningkatkan Spatial Intelligence dalam Penginderaan Jauh PJ dan Sistem Informasi Geografis SIG.

B. Rumusan Masalah