PT BANK INA PERDANA TBK Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
- 49 - Rasio kecukupan modal pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar
18,66 dan 18,42. Rasio kecukupan modal pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 dihitung sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.
2013 2012
I. Komponen Modal A. Modal Inti
155.725 119.494
B. Modal Pelengkap 9.906
422 II. Jumlah modal
165.631 119.916
III. Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR Risiko kredit setelah memperhitungkan
risiko spesifik 864.838
651.034 Risko pasar
22.802 -
Risiko operasional 103.736
96.104 Jumlah ATMR untuk risiko kredit, pasar
dan operasional 991.376
747.138 IV Rasio Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum KPMM yang tersedia KPMM dengan memperhitungkan
risiko kredit 19,15
18,42 KPMM dengan memperhitungkan
risiko kredit dan pasar 18,66
18,42 KPMM dengan memperhitungkan
risiko kredit dan operasional 17,10
16,05 KPMM dengan memperhitungkan risiko
kredit dan operasional dan pasar 16,71
16,05 V. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum yang diwajibkan 8,00
8,00
20. Saldo Laba yang Ditentukan Penggunaannya
Saldo laba yang ditentukan penggunaannya pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp 1.920 merupakan saldo yang berasal dari saldo laba tahun 1994 sebesar Rp 837 dan laba
tahun 2007 sebesar Rp 1.083.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham yang didokumentasikan dalam Akta No. 64 tanggal 30 April 2013 dari Edward Suharjo Wiryomartani, S.H., M.kn., notaris di Jakarta,
pemegang saham menyetujui untuk menyisihkan saldo laba sebesar Rp 815 untuk cadangan umum, sehingga saldo laba yang ditentukan penggunaannya pada tanggal 31 Desember 2013
adalah sebesar Rp 2.735.
BANK INA PERDANA
I
LAPORAN TAHUNAN 2013
I
49
PT BANK INA PERDANA TBK Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
- 50 -
21. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu instrumen keuangan dapat dipertukarkan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar, dan bukan merupakan
nilai penjualan akibat kesulitan keuangan atau likuidasi yang dipaksakan. Nilai wajar diperoleh dari kuotasi harga atau model arus kas diskonto.
Berikut adalah nilai tercatat aset keuangan dan estimasi nilai wajar Perusahaan dari aset keuangan dan liabilitas keuangan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai
berikut:
Nilai Tercatat Estimasi Nilai
Wajar Nilai Tercatat
Estimasi Nilai Wajar
Aset Keuangan
Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Efek-efek 9.435
9.435 -
- Dimiliki hingga jatuh tempo
Efek-efek 39.389
39.389 39.277
39.277 Tersedia untuk dijual
Efek-efek 59.195
59.195 26.967
27.239 Pinjaman diberikan dan piutang
Kas 13.981 13.981
14.745 14.745
Giro pada Bank Indonesia 88.865
88.865 104.301
104.301 Giro pada bank lain
496 496
66 67
Penempatan pada Bank Indonesia 123.180
123.180 227.943
227.943 Kredit yang diberikan - bersih
1.051.067 1.051.067
1.081.713 1.081.713
Pendapatan bunga akrual 5.850
5.850 5.583
5.583 Aset lain-lain
1.294 1.294
282 282
Jumlah Aset Keuangan 1.392.752
1.392.752 1.500.877
1.501.150
Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
Liabilitas segera 1.324
1.324 648
648 Simpanan
1.183.101 1.183.101
1.327.811 1.327.811
Simpanan dari bank lain 39.729
39.729 40.716
40.716 Beban bunga akrual
3.467 3.467
3.865 3.865
Jumlah Liabilitas Keuangan 1.227.621
1.227.621 1.373.040
1.373.040 2013
2012
Hirarki Nilai Wajar
Tabel berikut mengungkapkan hirarki nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:
Tingkat 1 Tingkat 2
Jumlah Tingkat 1
Tingkat 2 Jumlah
Aset Keuangan Aset keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi Efek-efek 9.435
- 9.435
- -
-
Tersedia untuk dijual
Efek-efek 59.195
- 59.195
27.239 -
27.239
Jumlah Aset Keuangan
68.630 -
68.630 27.239
- 27.239
2013 2012
I
LAPORAN TAHUNAN 2013
I
BANK INA PERDANA
50
PT BANK INA PERDANA TBK Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
- 51 - Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif adalah berdasarkan
kuotasi harga pasar pada tanggal pelaporan. Pasar dianggap aktif apabila kuotasi harga tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek, perantara
efek, kelompok industri atau badan penyedia jasa penentuan harga, atau badan pengatur, dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi
yang wajar. Kuotasi harga pasar yang digunakan untuk aset keuangan yang dimiliki oleh Perusahaan adalah harga penawaran bid price terkini. Instrumen keuangan seperti ini
termasuk dalam hirarki Tingkat 1. Instrumen yang termasuk dalam hirarki Tingkat 1 terdiri dari investasi dalam obligasi termasuk obligasi Pemerintah dan diklasifikasikan sebagai surat
berharga tersedia untuk dijual atau diperdagangkan.
Teknik penilaian spesifik yang digunakan untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan adalah kuotasi harga pasar atau kuotasi harga penjual untuk instrumen sejenis.
Metode dan asumsi berikut ini digunakan oleh Perusahaan untuk melakukan estimasi atas nilai wajar setiap kelompok instrumen keuangan:
Nilai wajar efek-efek, kecuali Sertifikat Bank Indonesia, adalah berdasarkan harga pasar. Nilai wajar Sertifikat Bank Indonesia, adalah mendekati nilai tercatatnya karena bersifat
jangka pendek. Nilai wajar kredit yang diberikan adalah berdasarkan metode arus kas diskonto
menggunakan suku bunga pasar yang berlaku. Nilai wajar aset keuangan selain efek-efek dan kredit yang diberikan adalah mendekati nilai
tercatatnya karena bersifat jangka pendek. Nilai wajar liabilitas keuangan dengan fitur dapat ditarik sewaktu-waktu, atau jatuh tempo
dalam jangka pendek adalah sama dengan yang terutang pada saat penarikan yakni sebesar nilai tercatatnya.
22. Pendapatan Bunga