Anaximandros 610 – 547 Anaximenes 590 – 548 Para Filosof Alam Beserta Pemikirannya

Dari pendapat itu kita artikan bahwa apa yang di sebut sebagai arche asas pertama dari alam semesta adalah air. Katanya, semua berasal dari air, dan semuanya kembali menjadi air. Bahwa bumi terletak di atas air, dan bumi merupakan bahan yang muncul dari air dan terapung di atasnya.

2. Anaximandros 610 – 547

Anaximandros adalah salah satu murid Thales. Anaximandros adalah seorang ahli astronomi dan ilmu bumi. Ia mempunyai prinsip dasar alam memang tersebut bukanlah dari jenis benda alam seperti air sebagaimana yang di katakan gurunya. Prinsip dasar alam haruslah dari jenis yang tak terhitung dan tak terbatas yang oleh dia disebut apeiron. Apeiron adalah zat yang tak terhingga dan tak terbatas dan tidak dapat dirupakan, tak ada persamaannya dengan apapun. Segala yang kelihatan itu, yang dapat ditentukan rupanya dengan panca indera kita. Adalah barang yang mempunyai akhir, yang berhingga. Oleh karena itu barang asal, yang tidak berhingga, dan tiada berkeputusan, mustahil salah satu dari barang yang berakhir itu. Segala yang tampak dan terasa dibatasi oleh lawannya. Yang panas dibatasi oleh yang dingin. Dimana bermula yang dingin, disana bermula yang panas. Yang cair dibatasi oleh yang beku, yang terang oleh yang gelap. Dan bagaimana yang terbatas itu akan dapat memberikan sifat kepada yang tidak berkeputusan. Segala yang tampak dan terasa, segala yang dapat ditentukan rupanya dengan panca indera kita, semuanya itu mempunyai akhir. Ia timbul jadi, hidup, mati, dan lenyap. Segala yang berakhir berada dalam kejadian senantiasa, yaitu dalam keadaan berpisah dari yang satu kepada yang lain. Yang cair menjadi beku dan sebaliknya. Semuanya itu terjadi dari ada Apeiron dan kembali pula kepada Apeiron. Jika kita melihat sifat – sifat yang di berikan oleh Anaximandros tentang Apeiron yaitu sebagai zat sesuatu yang tak terhingga, tak terbatas, tak dapat di serupakan dengan alam, maka barang kali yang di maksud dengan Apeiron adalah Tuhan.

3. Anaximenes 590 – 548

Anaximander mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya. Anaximenes mengatakan itu udara. Udara merupakan sumber segala kehidupan, demikian alasannya. Pembicaraan ketiga filosof ini saja telah memperlihatkan bahwa di dalam filsafat dapat terdapat lebih dari satu kebenaran tentang satu persoalan. Sebabnya ialah bukti kebenaran teori dalam filsafat terletak pada logis atau tidaknya argumen yang digunakan, bukan terletak pada kongklusi. Persoaalan inilah yang akan dikembangkan dalam filsafat sofisme. Anaximenes mengatakan, bahwa intisari alam atau dasarnya pertama ialah udara, karena udaralah yang meliputi seluruh alam serta udara pulalah yang menjadi dasar hidup bagi manusia yang amat di perlukan oleh nafasnya. Aniximenes yang mencari asal alam, belum memperhatikan benar soal jiwa dalam penghidupan masyarakat. Kepentingan jiwa itu tampak olehnya dalam perhubungan alam besar saja. Jiwa itu menyusun tubuh manusia jadi satu dan menjaga supaya tubuh itu jangan gugur dan bercerai – berai. Juga alam besar itu ada karena udara. Udaralah yang jadi dasar hidupnya. Kalau tak ada udara, gugurlah semuanya itu. Makro kosmos alam dan Mikro kosmos manusia pada dasarnya satu rupa. Menurut pendapat Anaximenes udara itu benda, materi. Tetapi walaupun dasar hidup dipandangnya sebagai benda, ia membedakan juga yang hidup dengan yang mati. Badan mati, karena menghembuskan jiwa itu keluar. Yang mati tidak berjiwa.

A. Realisme