Teori Nilai Aksiologi Tokoh-Tokoh Filsafat Yunani Kuno

1 Metafisika Umum atau Ontologi. Ontologi mempersoalkan adanya segala sesuatu yang ada. hal ini berbeda dengan metafisika khusus yang mempersoalkan hakikat yang ada. 2 Metafisika Khusus. Metafisika khusus mempersoalkan hakikat segala sesuatu yang ada. Secara umum, terdapat tiga kelompok atau hal yang berbeda menurut Langeveld. Oleh karena itu Langeveld mengemukakan bahwa dalam mempersoalkan hakikat segala sesuatu terdapat tiga bagian, yaitu: a. Kosmologi adalah bagian metafisika khusus yang mempersoalkan hakikat alam semesta termasuk segala isinya, kecuali manusia. b. Antropologi adalah bagian metafisika khusus yang mempersoalkan hakikat manusia. c. Teologi adalah bagian metafisika khusus yang mempersoalkan hakikat Tuhan. hal-hal yang dibicarakan didalamnya menyangkut kebaikan, kesucian, kebenaran, keadilan dan sifat- sifat baik Tuhan lainnya.

3. Teori Nilai Aksiologi

Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai atau wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, social dan agama. Sistem mempunyai rancangan bagaimana tatanan, rancangan dan aturan sebagai satu bentuk pengendalian terhadap satu institusi dapat terwujud. Menurut Richard Bender : Suatu nilai adalah sebuah pengalaman yang memberikan suatu pemuasan kebutuhan yang diakui bertalian dengan pemuasan kebutuhan yang diakui bertalian, atau yang menyummbangkan pada pemuasan yang demikian. Dengan demikian kehidupan yang bermanfaat ialah pencapaian dan sejumlah pengalaman nilai yang senantiasa bertambah. Berikut ini dijelaskan beberapa definisi aksiologi : a. Menurut Suriasumantri aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang di peroleh. b. Menurut Wibisono dalam Surajiyo 2009, aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran, etika dan moral sebagai dasar normative penelitian dan penggalian, serta penerapan ilmu. c. Scheleer dan Langeveld memberikan definisi tentang aksiologi sebagai berikut. Scheleer mengontraskan aksiologi dengan praxeology, yaitu suatu teori dasar tentang tindakan tetapi lebih sering dikontraskan dengan deontology, yaitu suatu teori mengenai tindakan baik secara moral. d. Langeveld memberikan pendapat bahwa aksiologi terdiri atas dua hal utama, yaitu etika dan estetika. Etika merupakan bagian filsafat nilai dan penilaian yang membicarakan perilaku orang, sedangkan estetika adalah bagian filsafat tentang nilai dan penilaian yang memandang karya manusia dari sudut indah dan jelek. e. Kattsoff mendefinisikan aksiologi sebagai ilmu pengetahuan yang menyelediki hakekat nilai yang umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan Aksiologi adalah bagian filsafat yang mempersoalkan penilaian, terutama berhubungan dengan masalah atau teori umum formal mengenai nilai. Aksiologi yang kita kenal dalam dua jenis, yaitu etika dan estetika. 1. Etika Istilah etika berasal dari kata “ethos” Yunani yang berarti adat kebiasaan. Dalam istilah lain, para ahli yang bergerak dalam bidang etika menyubutkan dengan moral, berasal dari bahasa Yunani, juga berarti kebiasaan. Etika merupakan teori tentang nilai, pembahasan secara teoritis tentang nilai, ilmu kesusilaan yang meuat dasar untuk berbuat susila. Sedangkan moral pelaksanaannya dalam kehidupan. Jadi, etika merupakan cabang filsafat yang membicarakan perbutan manusia. Cara memandangnya dari sudut baik dan tidak baik, etika merupakan filsafat tentang perilaku manusia. Etika adalah bagian filsafat yang mempersoalkan penilaian atau perbuatan manusia dari sudut baik dan jahat. Etika dalam bahasa Yunani, ethos yang artinya kebiasaan, habit atau custom. Maksudnya hampir tidak ada orang yang tidak memiliki kebiasaan baik atau buruk. Istilah yang lebih tepat adalah etika baik dan etika jahat. 2. Estetika Estetika merupakan nilai-nilai yang berkaitan dengan kreasi seni dengan pengalaman-pengalaman kita yang berhubungan dengan seni. Hasil-hasil ciptaan seni didasarkan atas prinsip-prinsip yang dapat dikelompokkan sebagai rekayasa, pola, bentuk dsb. Estetika merupakan bagian filsafat yang mempersoalkan penilaian atas sesuatu dari sudut indah dan jelek. Secara umum, estetika disebut sebagai kajian filsafati mengenai apa yang membuat rasa senang. Tokoh paling terkenal dalam bidang ini ialah Alexander Baumgarten 1714-1762 dalam disertasinya pada 1735 yang justru dianggap awal diwacanakannya estetika.

A. Pengertian Materialisme

Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Materialisme berasal dari kata materi dan isme. Jadi, materialisme mendasarkan sesuatu pada materi atau kebendaan semata. Para pengikut paham materialism tidak mempercayai adanya hal-hal yang bersifat nonmaterial, seperti setan, jin, malaikat, surga, neraka, bahkan tuhan. Mereka beranggapan, bahwa materi ada terlebih dahulu, baru ada pemikiran. Jadi, benda diletakkan di tempat primer, sedangkan pemikiran sekundernya. Misalnya, ketika seorang materialis melihat bola benda yang belum pernah dilihat, maka ia akan berpikir. Benda apa itu? Kenapa berbentuk seperti itu? Apa guna benda itu? Bagaimana membuat benda