5 Tidak ada kehidupan yang kekal, semua gejala berubah khirnya melampaui eksistensi dan kembali lagi ke dasar material.
B. Ciri-ciri Paham Materialisme
Ada 5 ideologi dasar dalam materialisme, yaitu:
Segala sesuatu yang ada bersumber dari materi
Tidak meyakini adanya alam ghaib
Menjadikan panca indra sebagai alat satu-satunya untuk mencapai ilmu
Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam dasar peletakkan hukum
Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlak
C. Aliran-aliran Materalisme
1. Materialisme Mekanis
Materialisme mekanis adalah aliran filsafat yang pandangannya materialis sedangkan metodenya mekanis. Aliran ini mengajarkan bahwa materi itu selal
dalam keadaan gerak dan berubah, geraknya secara mekanis, yaitu gerak yang tetap atau berulang-ulang. Dalam arti sempit, materialism adalah teori yang
mengatakan bahwa semua bentuk dapat diterangkan menurut hukum yang mengatur materi dan gerak. Cara berfikir yang representative dari pandangan
Yunani adalah cara yang terkandung dalam kata Phytagoras, Plato, dan Aristoteles. Menurut pandangan ini, teraturnya dunia dan keberesannya
disebabkan oleh adanya akal. Filosof Yunani lainnya berpendapat bahwaalam ini dapat dijelaskan hanya sebagi gerak. Atomisme kuantitatif dari Demokritos
mungkin merupakan penyajian pertama yang sistematik dari mekanisme. Aktifitas psikis hanya merupakan gerak atom yang mudah bergerak. Epicuros dan penyair
Romawi, Lucterius telah mempopulerkan pandangan yang samam, sebelum mekanisme dilipakan orang abad pertengahan. Dari abad ke-15 hingga abad ke-
20, materialisme menjadi sangat besar pengaruhnya dalam pemikiran barat
Karena perkembangan sains matematika serta metode eksperimen dalam ilmu alam. Banyak orang yang beranggapan bahw dunia ini hanya terdiri dari kuantitas
fisik yang dapat diukur dengan matematika. Menurut materialisme mekanik, akal dan aktivitas-aktivitasnya merupakan
bentuk-bentuk behavior tindak-tanduk makhluk hidup. Oleh karena itu, psikologi menjadi suatu penyelidikan tentang behavior, dan akibatnya, otak dan
kesadaran dijelaskan sebagai tindakan-tindakan otot, urat saraf atau kelenjar. Proses tersebut kemudian dapat dijelaskan dengan fisika dan kimia. Akhirnya,
nilai dan ideal hanya menjadi cap subjektif bagi situasi dan hubungan-hubungan fisik.
2. Materialisme Metafisik
Materialisme metafisik mengajarkan bahwa materi itu selalu dalam keadaan diam, tetap, atau statis selamanya. Seandainya materi itu berubah maka
perubahan tersebut terjadi karena faktor luar atau kekuatan dari luar. Selanjutnya, materi itu dalam keadaan terpisah-pisah atau tidah mempunyai hubungan antara
satu sama lain. Materialisme metafisik diwakili oleh Ludwig Feurbach. Materialisme
metafisik melihat segala sesuatu tidak secara keseluruhan, tidak dari saling hubungannya, atau segala seuatu itu berdiri sendiri, dan segala sesuatu yang real
itu tidak bergerak, diam. Pandangan ini mengidamkan seorang manusia suci yang penuh cinta
kasih. Feurbach berusaha memindahkan agama lama yang meneknkan hubungan manusia dengn tuhan menjadi sebuah agama baru yaitu hubungan cinta antara
manusia. Kata Feurbach: “tuhan adalah bayangan manusia dalam cermin”, Feurbach menentang teologi. Dalam filsafatnya atau “agama baru” nya, Feurbach
mengganti kedudukan tuhan dengan manusia. Pendeknya, manusia itu adalah tuhan.
Materialisme metafisik menganggap kontradiksi sebagai hal yang yang irasional, bukan sebagai hal yang nyata. Disinilah letak dari idealisme Feurbach.
Pandangannya bertolak dari materialisme namun metode penyelidikan yang dipakai ialah metafisik.
3. Materialisme Dialektis