Hubungan Tekanan panas dengan Tekanan darah

ditentukan oleh PER.13MENX2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja yaitu sebesar 28 C. Hal ini dapat dikarenakan kurangnya pertukaran udara pada basement, ruang yang tertutup, tidak adanya ventilasi, dan banyaknya mesin-mesin penghasil panas yang terdapat di basement ini, keadaan semakin parah jika pengunjung ramai misalnya pada hari-hari libur dan akhir pekan, jumlah mobil yang diparkirkan dapat lebih dari jumlah lot yang disediakan. Jarak antara lot yang satu dengan yang lainnya juga sangat dekat dibandingkan dengan lot - lot pada perparkiran yang lain sehingga memungkinkan jumlah mobil yang diparkirkan lebih banyak dari biasanya. Walaupun pihak perusahaan telah menyediakan air galon di kantor, namun pekerja perparkiran kurang memanfaatkan dan kurang peduli dengan kesehatan mereka. Jarang sekali didapati pekerja yang mau meminum air mineral sebelum ataupun sesudah ia bekerja. Pihak perusahaan juga kurang peduli terhadap pekerjanya yang kurang mengonsumsi air mineral.

5.3 Hubungan Tekanan panas dengan Tekanan darah

Pada hasil uji Chi Square antara tekanan panas dengan tekanan darah dapat diketahui nilai p = 0,001 dimana p 0,05 artinya ada hubungan tekanan panas dengan terjadinya kenaikan tekanan darah pada pekerja perparkiran kendaraan bermotor di basement Plaza Center Point Medan 2015. Hal diatas didukung dengan hasil pengukuran tekanan panas di basement Plaza Center Point Medan yang menunjukkan hasil untuk tekanan panas rata-rata adalah sebesar 28,95 C melebihi NAB menurut PER.13MENX2011 tentang Nilai Universitas Sumatera Utara Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja yaitu sebesar 28 C dengan pengaturan waktu kerja 75 kerja dan 25 istirahat, sedangkan untuk hasil pengukuran tekanan darah menunjukkan perbedaan antara sebelum melakukan pekerjaan dan sesudah melakukan pekerjaan. Pada tabel 4.4 dapat dilihat tekanan darah pekerja dan tekanan panas ketika pekerja melakukan pekerjaannya. Dari 30 responden yang melakukan pekerjaan pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Terdapat 2 orang yang mengalami peningkatan darah pada lingkungan kerja yang bertekanan darah normal. sedangkan sisanya yaitu 4 orang tetap memiliki tekanan darah yang normal. Hal tersebut bisa dikarenakan beberapa faktor seperti kelelahan dan lain sebagainya. Sedangkan ketika tekanan panas mengalami peningkatan tidak ada satu orangpun yang mempunyai tekanan darah normal. Hal ini menunjukkan adanya hubungan tekanan panas terhadap tekanan darah seorang pekerja khususnya pada pekerja perparkiran kendaraan bermotor di basement Plaza Center Point Medan. Menurut Suma’mur 2009 pada lingkungan kerja yang panas, tubuh mengatur suhunya dengan penguapan keringat yang dipercepat dengan pelebaran pembuluh darah tepi dan pembuluh darah dalam yang disertai peningkatan denyut nadi dan tekanan darah. Menurut Santoso 2004 Tenaga kerja yang terpapar panas di lingkungan kerja akan mengalami heat strain. Heat strain atau tegangan panas merupakan efek yang diterima tubuh atas beban iklim kerja tersebut. Salah satu indikator heat strain Universitas Sumatera Utara adalah tekanan darah. Untuk itu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan yang lebih serius perlu adanya upaya pengendalian. Grandjean 1988 juga menyatakan jika suhu lingkungan meningkat, maka efek fisiologis yang terjadi adalah peningkatan kelelahan, peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, mengurangi aktivitas organ pencernaan, sedikit peningkatan suhu inti dan peningkatan tajam suhu shell suhu kulit akan naik dari 32 C ke 36-37 C, peningkatan aliran darah melalui kulit, dan peningkatan produksi keringat yang menjadi berlebihan jika suhu kulit mencapai 34 C atau lebih. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN