Hubungan Tekanan Panas Dengan Tekanan Darah Pada Pekerja Perparkiran Kendaraan Bermotor Di Basement Plaza Center Point Medan Tahun 2015

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

KETERANGAN :

Hari 1 : Jumat Hari 2 : Sabtu Hari 3 : Minggu

UmurK : Umur Kategorik 1 : ≤ 20 tahun

2 : > 20 tahun

MasaK : Masa Kerja Kategorik

1 : ≤ 4 tahun

2 : > 4 tahun

TekpanK : Tekanan Panas Kategorik 1 : Tekanan Panas Normal 2 : Tekanan Panas Tinggi

TekdarK : Tekanan Darah kategorik 1 : Normal


(15)

OUTPUT

Frequency Statistics Umur Responden Vali d 30 Mis sing 0

Median 20

.00

Minimum 19

Maximum 29

Umur Responden Freq uency Pe rcent Valid Percent Cumulat ive Percent

alid =20

20 66

.7

66.7 66.7

20

10 33

.3

33.3 100.0

otal

30 10

0.0

100.0

Statistics

masa kerja responden

Vali d 30 Mis sing 0


(16)

Median 4. 00

Minimum 1

Maximum 12

masakerjak Freq uency Pe rcent Valid Percent Cumulat ive Percent

alid =4

16 53

.3

53.3 53.3

4

14 46

.7

46.7 100.0

otal

30 10

0.0

100.0

Statistics

Jenis Kelmain Responden V alid 30 M issing 0

Jenis Kelmain Responden

Freq uency Pe rcent Valid Percent Cumulat ive Percent


(17)

Jenis Kelmain Responden Freq uency Pe rcent Valid Percent Cumulat ive Percent alid LA KI-LAKI

30 10

0.0

100.0 100.0

Statistics pendidikanterakhir V alid 30 M issing 0 pendidikanterakhir Freq uency Pe rcent Valid Percent Cumulat ive Percent alid tama t sma

30 10

0.0

100.0 100.0

Crosstabs

Tekanank * Tekanan_Darah Crosstabulation

Tekanan_Darah To tal No rmal Men ingkat Tek anank

Tekanan Panas Normal

Count 4 2 6

Expected Count

.8 5.2 6.

0

% of Total 13 .3%

6.7 %

20 .0%


(18)

Tekanan Panas Tinggi

Count 0 24 24

Expected Count

3. 2

20.8 24

.0

% of Total .0 %

80.0 %

80 .0%

Total Count 4 26 30

Expected Count

4. 0

26.0 30

.0

% of Total 13 .3% 86.7 % 10 0.0% Chi-Square Tests Va

lue df

Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) E xact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 18 .462a

1 .000

Continuity Correctionb

13 .143

1 .000

Likelihood Ratio 15 .922

1 .000

Fisher's Exact Test .001 .

001

Linear-by-Linear Association

17 .846

1 .000

N of Valid Cases 30

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .80.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Agustin Sugiyarto. 2011. Peningkatan Tekanan Darah Tenaga Kerja Akibat Terpapar Tekanan Panas Melebihi Standar Di Unit Weaving PT. Dan Liris Sukoharjo. Skripsi, Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Beevers, D.G. 2002. Tekanan Darah. Jakarta: Dian Rakyat.

C. Pearce, Evelyn. 2008. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis (Diterjemahkan oleh Sri Yuliani Handoyo). Jakarta: PT. Gramedia Jakarta.

Dian Pitaloka. 2011. Hubungan Tekanan Panas Dengan Tekanan Darah Pada Karyawan di Unit Fermentasi PT.Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Skripsi, Program Diploma III HIPERKES dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Gabriel, J.F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Guyton A.C., etc. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Harrianto, Ridwan. 2013. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Hidayat, Iyus. 2009. Iklim Kerja dan Radiasi Nonionisasi. Bunga Rampai HIPERKES & KK. Semarang: BP UNDIP.

Hull, Arison. 1986. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jennie Babba. 2007. Hubungan Antara Intensitas Kebisingan di Lingkungan Kerja

dengan Peningkatan Takanan Darah (Penelitian Pada Karyawan PT Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan). Tesis, Program Pasca Sarjana Megister Kesehatan Lingkungan Universitas Diponogoro Semarang. James, Joyce dkk. 2008. Prinsip-prinsip sains untuk keperawatan. Jakarta: Erlangga.


(20)

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2011. Nomor: PER. 13/MEN/2011. Tentang Nilai ambang Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja. Jakarta: 28 Oktober 2011.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurmianto, Eko. 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Guna Widya.

Ridjab DA. 2005. Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Tekanan Darah. Majalah Kedokteran Atma Jaya.

Rosy Daniar K. 2011. Hubungan Antara Tekanan Panas Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi di CV.Rakabu Furniture Surakarta. Skripsi, Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas maret.

Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Penerbit Buku Kesehatan.

Soedirman dan Suma’mur P.K. 2014. Kesehatan Kerja Dalam Perspektif Hiperkes

dan Keselamatn Kerja. Erlangga Medical Series.

Soesetyo, Boedi. 2003. Ilmu Penyakit Jantung. Surabaya: Airlangga University Press Sudijono, Anas. 1989. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali

Suma’mur P.K. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES).

Jakarta: Sagung Seto.

Sumantri, Arif. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana.

Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: Uniba Press.

Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat kerja. Surakarta: Harapan Press.


(21)

Undang - Undang RI. 2009. Nomor: 36 Tahun 2009. Tentang Kesehatan. Jakarta: 13 Oktober 2009.

Wardoyo. 1996. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. Solo: Toko Buku Agency.

Watson, R. 2002. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Wignjosoebroto, Sritomo. 2008. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Surabaya: Guna Widya.


(22)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian menggunakan metode penelitian survey analitik dengan rancangan cross sectional yaitu suatu rancangan penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Faktor risiko dan faktor efek pada penelitian ini adalah tekanan panas dengan tekanan darah pada pekerja perparkiran kendaraan bermotor di basement Plaza Center Point Medan 2015.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah di basement Plaza Center Point Medan. Adapun pertimbangan pelaksanaan penelitian di tempat tersebut adalah karena belum pernah dilakukan penelitian yang sama di tempat tersebut. kemudian lingkungan kerja yang panas serta kurangnya ventilasi atau ruang terbuka sebagai pertukaran udara, sehingga peneliti berasumsi bahwa lokasi penelitian tersebut memiliki suhu diatas nilai ambang batas.

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 – Juli 2015

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah semua pekerja perparkiran kendaraan bermotor Plaza Center Point Medan yang berjumlah 40 orang.


(23)

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling purposif sampling

yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

Kriteria untuk menjadi sampel adalah sebagai berikut :

1. Pekerja yang diteliti adalah pekerja yang bekerja di basement (pada suhu tertinggi) perparkiran Center Point saat dilakukan pengukuran suhu pada

basement tersebut, yaitu dihari Jumat/13 Februari 2015, Sabtu/14 Februari 2015 dan Minggu/15 Februari 2015 pukul 10.00 hingga 18.00 WIB pada pekerja

middle shift.

Berdasarkan teknik sampling diatas, maka diperoleh sampel sebanyak 30 orang.

3.4 Metode Pengumpulan data

Data penelitian diperoleh dari :

1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung. Untuk mengukur tekanan panas lingkungan kerja basement menggunakan questtemp head stress area monitor

sedangkan untuk mengukur tekanan darah pekerja parkir basement Plaza Center Point Medan menggunakan tensi meter.

2. Data sekunder yaitu data tidak langsung yang dapat diperoleh dari basement

Plaza Center Point Medan yaitu data tentang gambaran umum perpakiran Plaza Center Point.


(24)

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Variabel independen dalam penelitian ini adalah tekanan panas di basement Plaza Center Point.

2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tekanan darah para pekerja perparkiran kendaraan bermotor di basement Plaza Center Point.

3.5.2 Definisi Operasional

1. Tekanan panas adalah suhu udara yang terdapat pada lingkungan kerja basement

yang diukur dengan alat Questtemp yang diukur oleh teknisi yang sudah pernah mengoperasikaan alat tersebut sebelumnya.

2. Tekanan darah adalah tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik pekerja parkir di basement Plaza Center Point yang diukur dengan menggunakan tensi meter digital OMRON oleh paramedis.

3.6 Aspek Pengukuran 3.6.1 Tekanan Panas

Tekanan panas diukur dengan alat yang bernama Questtemp. Dimana alat tersebut dioperasikan secara digital yang meliputi parameter suhu basah, suhu kering, suhu radiasi dan ISBB dalam satuan 0C atau 0F. Pada waktu pengukuran alat tersebut ditempatkan sekitar sumber panas dimana pekerja melakukan pekerjaannya. Alat tersebut dioperasikan oleh tenaga kerja (teknisi) yang sudah pernah mengoperasikan alat tersebut sebelumnya. Pengukuran dilakukan pada hari Jumat/13 Februari 2015,


(25)

Sabtu/14 Februari 2015 dan Minggu/15 Februari 2015 yaitu pukul 10.00 pagi hingga 18.00 WIB.

Untuk mengukur suhu pada basement parking area, terlebih dahulu ditentukan titik pengukuran, fungsinya agar data suhu yang diambil lebih valid dan tidak memfokuskan hanya pada satu titik saja. Makin banyak titik yang diambil maka akan semakin valid data yang didapat. Sama halnya dengan waktu pengukuran makin pendek jarak hitung antar suhu maka akan semakin valid data tersebut.

Questtemp tidak dapat menunjukkan angka ISBB lingkungan secara langsung.

Questemp hanya dapat menunjukkan angka suhu basah (Wet Bulb) dan suhu radiasi (Globe). Oleh karena itu, untuk mendapatkan ISBB lingkungan kerja terlebih dahulu harus mengetahui suhu basah (Wet Bulb) dan suhu radiasi (Globe) di lingkungan kerja tersebut. Setelah mengetahui angka Wet Bulb dan Globe, barulah dapat dicari suhu pada lingkungan kerja tersebut atau ISBB.

Untuk pekerja perparkiran di basement Plaza Center Point Medan, pekerja tidak mengalami paparan sinar matahari secara langsung untuk itu dapat dipakai rumus kedua ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi (Globe).

Menurut analisa pekerja perparkiran kendaraan bermotor di basement Plaza Center Point termasuk kedalam katagori jam kerja 75% - 100% dan dalam beban kerja yang sedang. Jadi suhu yang diperkenankan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam surat keputusan nomor PER.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja adalah tidak lebih dari 280C.


(26)

Adapun cara pengukurannya adalah: 1. Tombol power ditekan

2. Tombol 0C atau 0F ditekan untuk menentukan suhu yang digunakan 3. Tombol globe ditekan untuk menentukan suhu bola

4. Tombol wet bulb ditekan untuk mendapatkan suhu bola basah 5. Hasil akan keluar kemudian dicatat

6. Tombol power ditekan kembali untuk mematikan Adapun kategori untuk tekanan panas adalah

1. Suhu normal yaitu suhu yang tidak melebihi 28,0 0C

2. Suhu melebihi nilai ambang batas jika suhu melebihi 28,0 0C

3.6.2 Tekanan Darah

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan tensi meter digital OMRON

dengan satuan mmHg yang diukur oleh paramedis. Dimana tekanan darah optimal orang dewasa menurut WHO-ISH 1999 adalah 120/80 mmHg. Pengukuran dilakukan sebelum dan 15 menit sesudah pekerja melakukan pekerjaannya. Pegukuran dilakukan pada pekerja di lingkungan kerjanya (basement) pada saat dilakukan pengukuran suhu yaitu pada hari Jumat/13 Februari 2015, Sabtu/14 Februari 2015, dan Minggu/15 Februari 2015 pukul 10.00 pagi hingga 18.00 WIB yaitu pada pekerja

middle shift.

Adapun cara pengukurannya adalah: 1. Pasang manset perekat pada lengan 2. Tekan tombol power


(27)

3. Tunggu hingga angka pada monitor stabil 4. Catat hasil

Adapun kategori untuk tekanan darah adalah:

1. Tekanan darah normal yaitu 120/80 mmHg atau tekanan darah sebelum pekerja melakukan pekerjaannya.

2. Tekanan darah meningkat jika tekanan darah pekerja bekerja melebihi tekanan darah sebelum pekerja melakukan pekerjaannya.

3.7 Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini mencangkup:

1. Analisa univariat, yaitu analisis yang menggambarkan secara tunggal variable-variabel independen dan dependen dalam bentuk distribusi frekuensi.

2. Analisis bivariat, yaitu analisis lanjutan untuk melihat hubungan antara variabel independen (tekanan panas) dan variabel dependen (tekanan darah) menggunakan uji Chi Square dengan membandingkan nilai a sebesar 0,05 pada taraf kepercayaan 95%. Jika P value < 0,05 artinya ada hubungan yang bermakna antara variabel independen (tekanan panas) dengan variabel dependen (tekanan darah). Jika P value > 0,05 artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel independen (tekanan Panas) dengan variabel dependen (tekanan darah).


(28)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Plaza Center Point Medan

Centre Point terletak di Jl. Jawa no 8, Kelurahan Gang Buntu, Kecamatan Medan Timur. Bangunan yang terpampang sepanjang jalan dari Jalan Irian Barat ini hingga kini masih dalam proses pembangunan. Namun, walaupun begitu Plaza Center Point ini sudah sangat ramai dikunjungi oleh para pengunjung. Bangunan seluas ± 38.000 meter2 ini berseberangan langsung dengan stasiun kereta api railway Medan. Sebelah Utara Plaza center Point adalah Jl. Prof Hm Yamin, sebelah timur berbatasan dengan Jl. Timor, sebelah selatan berbatasan dengan Jl. Veteran dan Sebelah barat berbatasan dengan Jl. Jawa. Plaza yang dikemas dengan berbagai tempat makanan, toko-toko yang menarik, dan desaign yang unik ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung khususnya masyarakat kota Medan.

4.2 Gambaran Umum Perparkiran Plaza Center Point

Plaza Center Point memiliki 2 lahan parkir yaitu parkiran indoor atau yang biasa disebut dengan basement parking area dan parkiran outdoor atau ground floor

(diruang terbuka). Di basement parking area sendiri terdapat mesin-mesin penghasil panas seperti mesin AC, genset dan lain sebagainya. Parkiran basement terdapat pada satu ruangan yang memiliki 2 lantai. Lantai atas berukuran ± 20.000 meter2 dengan jumlah lot sebanyak 350 lot. Sedangkan, pada lantai bawah berukuran ± 18.000 meter2 dengan 150 lot. Sering didapati jumlah mobil yang di parkirkan di basement


(29)

ini melebihi jumlah lot yang ada. Pada ground floor parking area jumlah lot yang disediakan tidak sebanyak pada basement parking area, ground floor parking area

dibedakan menjadi 4 area yaitu pada Jl. Prof Hm Yamin luas perparkiran seluas ± 2.000 meter2, Jl. Timor memiliki luas seluas ± 5.000 meter2, Jl. Jawa memiliki luas seluas ± 3.000 meter2 , kemuadian City walk yaitu tempat dimana pengunjung dapat berbelanja di luar bangunan Plaza, City Walk juga memiliki lahan parkir seluas ± 8.000 meter2.

4.3 Gambaran Umum PT. Center Park 4.3.1 Profil PT. Center park

PT. Center Park bergerak dibidang Parking Services berdiri di awal tahun 2010. Dibalik nama usaha tersebut, para pendiri dan pelaksana harian perusahaan adalah figur yang telah memiliki pengalaman di industry parking service, building management. environment service dan hospitality yang sangat menunjang kualitas terbaik dan kompetitif yang diberikan perusahaan ini. Seiring dengan perkembangan teknologi dan sistem perparkiran Center Park hadir dengan sistem pengoperasian parkir yang lebih inovatif, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasaan klien.

4.3.2 Visi PT. Center Park

Menggabungkan teknosains dan unsur ramah lingkungan untuk menjadi

parking operator yang berskala internasional serta bermutu tinggi didukung oleh sumber daya manusia yang professional.


(30)

4.3.3 Misi PT. Center Park

Sebagai Perusahaan yang mengedepankan faktor ramah lingkungan, PT. Center Park mempunyai Misi :

1. Selalu inovatif dan menerapkan teknologi terkini dalam mengembangkan mutu pelayanan serta Sumber Daya Manusia

2. Memberikan keuntungan secara finansial dan pelayanan kepada mitra usaha dengan memberdayakan aspek sumber daya manusia, operasional, keuangan dan pengembangan bisnis.

4.4 Karakteristik Responden

Distribusi karakteristik responden yang terdiri dari umur di bagi menjadi 2 kategori berdasarkan median yang didapatkan yaitu 20 sehingga dibuat menjadi ≤ 20 tahun dan > 20 tahun, masa kerja dibagi menjadi 2 kategori berdasarkan median yang didapatkan yaitu 4 sehingga dibuat menjadi ≤ 4 tahun dan > 4 tahun, jenis kelamin dibagi menjadi 2 kategori yaitu laki-laki dan perempuan, dan status pendidikan dibagi menjadi 2 lulus SMA dan tidak lulus SMA. Maka karakteristik responden pada pekerja perparkiran Plaza Center Point Medan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:


(31)

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Pekerja Perparkiran Plaza Center Point Medan Tahun 2015

Karakteristik Responden Jumlah

N %

Umur ≤ 20 tahun > 20 tahun

20 10

66,7% 33,3%

Total 30 100%

Masa Kerja ≤ 4 bulan > 4 bulan

16 14

53,3% 46,7%

Total 30 100%

Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 30 0 100% 0%

Total 30 100%

Pendidikan Terakhir Lulus SMA

Tidak Lulus SMA

30 0

100% 0%

Total 30 100%

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, diketahui bahwa umur pekerja perparkiran terbanyak adalah kelompok umur ≤ 20 tahun yaitu 20 orang (66,7%). Pada masa kerja dapat diketahui bahwa banyak pekerja perparkiran yang memiliki masa kerja ≤ 4 bulan yaitu 16 orang (53,3%). Seluruh pekerja perparkiran umumya semua berjenis kelamin laki-laki (100%) dan telah lulus SMA (100%).

4.5Hasil Univariat 4.5.1 Tekanan Panas

Suhu pada lingkungan kerja perparkiran di basement Plaza Center Point Medan tahun 2015 pada saat dilakukan penelitian dapat dilihat dari tabel berikut:


(32)

Tabel 4.2 Distribusi Hasil Pengukuran Tekanan Panas di Basement Plaza Center Point Medan 2015

O HAR I WET BULB GLO BE ISBB Juma t

27,26 31,9

7

28,68 Sabt

u

27,77 33,6

0

29,54 Min

ggu

27,23 31,7

0

28,63

TOTAL 27,42 32,4 2

28,95

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, diketahui bahwa rata-rata tekanan panas sebesar 28,950C. Suhu paling tinggi adalah pada hari Sabtu pada tanggal 14 Februari 2015 yaitu 29,540C dengan suhu basah (Wet Bulb) 27,770C dan suhu radiasi (Globe) 33,600C. Hal tersebut bisa jadi dikarenakan, karena cuaca lingkungan ketika peneliti melakukan penelitian memang sedang panas. Semakin panas cuaca di luar basement

maka akan semakin tinggi pula suhu pada basement tersebut. Hal yang lainnya yang juga dapat mempengaruhi suhu basement adalah karena banyaknya kendaraan yang parkir maupun lalu lalang di basement tersebut, bisa jadi hal ini dikarenakan hari pekan dan adanya event yang sedang berlangsung di Plaza Center point ini yang membuat pengunjung ramai berdatangan. Suhu terendah adalah pada hari Minggu tanggal 15 Februari 2015 yaitu 28,630C dengan suhu basah (Wet Bulb) 27,230C dan suhu radiasi (Globe) 31,700C.

4.5.2 Tekanan Darah

Tekanan darah pekerja perparkiran di basement Plaza Center Point Medan tahun 2015 pada saat dilakukan penelitian dapat dilihat dari tabel berikut:


(33)

Tabel 4.3 Distribusi Hasil Pengukuran Tekanan Panas di Basement Plaza Center Point Medan 2015

NO HARI SEBELUM SESUDAH

SISTOLIK DIASTOLIK SISTOLIK DIASTOLIK

Jumat 122 81 136 88

Sabtu 120 81 132 90

Minggu 121 82 130 88

TOTAL 121 81 133 89

Dari hasil pengukuran tekanan darah pekerja perpakiran di basement Plaza Center Point diperoleh perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah melakukan pekerjaannya, dimana tekanan darah normal sistolik adalah antara 120 – 130 mmHg dan tekanan darah diastolik 80-90 mmHg. dari tabel diatas dapat dilihat rata-rata tekanan darah sistolik sebelum bekerja sebesar 121 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik sebelum bekerja sebesar 81 mmHg. Sedangkan rata-rata tekanan darah sistolik setelah bekerja sebesar 133 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik setelah bekerja sebesar 89 mmHg. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan tekanan darah sebelum dan sesudah pekerja melakukan pekerjaannya.

4.6Hasil Bivariat

Tabel 4.4 Hasil Uji Chi Square Tekanan Panas dengan Tekanan Darah Pada Pekerja Perpakiran Kendaraan bermotor di Plaza Center Point Medan Tahun 2015

Tekanan Panas (oC)

Tekanan Darah Sig. (p) Normal Meningkat

N % N %

Normal (28oC) 4 13,3 2 6.7 0,001 Tinggi (>28oC) 0 0 24 80

Dari tabel 4.4 diatas, dapat dilihat bahwa pada tekanan panas yang normal yaitu ≤ 28 pekerja yang mengalami peningkatan tekanan panas berjumlah 2 orang


(34)

(6,7%) sedangkan yang tidak mengalami peningkatan tekanan darah berjumlah 4 orang (13,3%). Pada tekanan panas tinggi > 28 pekerja yang mengalami peningkatan tekanan panas berjumlah 24 orang (80%).

Pada hasil uji Chi Square antara tekanan panas dengan tekanan darah dapat diketahui nilai p = 0,001 dimana p < 0,05 artinya ada hubungan tekanan panas dengan terjadinya kenaikan tekanan darah pada pekerja perparkiran kendaraan bermotor di


(35)

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa karakteristik responden bervariasi mulai dari umur, masa kerja, jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa kelompok umur yang terbanyak adalah kelompok umur ≤ 20 tahun yaitu 20 orang (66,7%) dan sisanya pada umur > 20 tahun yaitu 10 orang (33,3%). Dalam penelitian Dian Pitaloka tekanan darah akan cenderung tinggi bersama dengan peningkatan usia. Umumnya sistolik akan meningkat sejalan dengan peningkatan usia, sedangkan diastolik akan meningkat sampai usia 55 tahun, untuk kemudian menurun lagi. berdasarkan kelompok umur pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa umur subjek penelitian masih dalam keadaan normal untuk peningkatan dan penurunan tekanan darah.

Masa kerja yang paling banyak adalah Pada masa kerja dapat diketahui bahwa banyak pekerja perparkiran yang memiliki masa kerja ≤ 4 bulan yaitu 16 orang (53,3%). Masa kerja berhubungan dengan aklimatisasi tenaga kerja terhadap tekanan panas. Menurut Santoso (2004) Pekerja baru yang mulai bekerja pada lingkungan kerja dengan tekanan panas yang tinggi akan mengalami proses aklimatisasi terhadap intensitas paparan panas yang sebelumnya tidak pernah dialaminya. Proses aklimatisasi ini biasanya memerlukan waktu 7-10 hari.


(36)

Kemudian untuk jenis kelamin, seluruh pekerja perparkiran di Plaza Center Point Medan tahun 2015 adalah laki-laki. Jenis kelamin juga berpengaruh terhadap tekanan darah. Umumnya tekanan darah laki-laki lebih tinggi keitimbang perempuan. Tingkat pendidikan rata-rata pekerja sudah lulus SMA. Hal ini dikarenakan untuk melamar di PT. Center Park ini memang yang menjadi salah satu syarat untuk melamar adalah tamatan SMA.

5.2 Hasil Univariat 5.2.1 Tekanan Panas

Suma’mur (2009) tekanan panas adalah kombinasi suhu udara, kelembapan udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Tekanan panas dalam penelitian ini adalah suhu basement yang diambil ketika peneliti melakukan penelitian berdasarkan teknik sampling yang telah ditentukan. Dapat dilihat pada tabel 4.2 rata-rata tekanan panas yaitu pada hari Jumat/13 Februari 2015, sabtu/14 Februari 2015 dan Minggu/15 Februari 2015 sebesar 28,950C. Suhu paling tinggi adalah pada hari Sabtu/14 Februari 2015 yaitu 29,540C dengan suhu basah (Wet Bulb) 27,770C dan suhu radiasi (Globe) 33,600C. Hal ini, dapat dikarenakan beberapa faktor seperti akhir pekan, adanya event tertentu, suhu pada hari tersebut, dan lain sebagainya. Suhu terendah adalah pada hari Minggu/15 Februari 2015 yaitu 28,630C dengan suhu basah (Wet Bulb) 27,230C dan suhu radiasi (Globe) 31,700C. Sedangkan pada hari Jumat/13 Februari 2015 suhu di basement tersebut adalah 28,680C. Dari ketiga suhu tersebut diketahui suhu pada lingkungan kerja telah melebihi ambang batas yang telah


(37)

ditentukan oleh PER.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja yaitu sebesar 280C.

Hal ini dapat dikarenakan kurangnya pertukaran udara pada basement, ruang yang tertutup, tidak adanya ventilasi, dan banyaknya mesin-mesin penghasil panas yang terdapat di basement ini, keadaan semakin parah jika pengunjung ramai misalnya pada hari-hari libur dan akhir pekan, jumlah mobil yang diparkirkan dapat lebih dari jumlah lot yang disediakan. Jarak antara lot yang satu dengan yang lainnya juga sangat dekat dibandingkan dengan lot - lot pada perparkiran yang lain sehingga memungkinkan jumlah mobil yang diparkirkan lebih banyak dari biasanya.

Walaupun pihak perusahaan telah menyediakan air galon di kantor, namun pekerja perparkiran kurang memanfaatkan dan kurang peduli dengan kesehatan mereka. Jarang sekali didapati pekerja yang mau meminum air mineral sebelum ataupun sesudah ia bekerja. Pihak perusahaan juga kurang peduli terhadap pekerjanya yang kurang mengonsumsi air mineral.

5.3 Hubungan Tekanan panas dengan Tekanan darah

Pada hasil uji Chi Square antara tekanan panas dengan tekanan darah dapat diketahui nilai p = 0,001 dimana p < 0,05 artinya ada hubungan tekanan panas dengan terjadinya kenaikan tekanan darah pada pekerja perparkiran kendaraan bermotor di

basement Plaza Center Point Medan 2015.

Hal diatas didukung dengan hasil pengukuran tekanan panas di basement

Plaza Center Point Medan yang menunjukkan hasil untuk tekanan panas rata-rata adalah sebesar 28,950C melebihi NAB menurut PER.13/MEN/X/2011 tentang Nilai


(38)

Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja yaitu sebesar 280C dengan pengaturan waktu kerja 75% kerja dan 25% istirahat, sedangkan untuk hasil pengukuran tekanan darah menunjukkan perbedaan antara sebelum melakukan pekerjaan dan sesudah melakukan pekerjaan.

Pada tabel 4.4 dapat dilihat tekanan darah pekerja dan tekanan panas ketika pekerja melakukan pekerjaannya. Dari 30 responden yang melakukan pekerjaan pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Terdapat 2 orang yang mengalami peningkatan darah pada lingkungan kerja yang bertekanan darah normal. sedangkan sisanya yaitu 4 orang tetap memiliki tekanan darah yang normal. Hal tersebut bisa dikarenakan beberapa faktor seperti kelelahan dan lain sebagainya. Sedangkan ketika tekanan panas mengalami peningkatan tidak ada satu orangpun yang mempunyai tekanan darah normal. Hal ini menunjukkan adanya hubungan tekanan panas terhadap tekanan darah seorang pekerja khususnya pada pekerja perparkiran kendaraan bermotor di

basement Plaza Center Point Medan. Menurut Suma’mur (2009) pada lingkungan kerja yang panas, tubuh mengatur suhunya dengan penguapan keringat yang dipercepat dengan pelebaran pembuluh darah tepi dan pembuluh darah dalam yang disertai peningkatan denyut nadi dan tekanan darah.

Menurut Santoso (2004) Tenaga kerja yang terpapar panas di lingkungan kerja akan mengalami heat strain. Heat strain atau tegangan panas merupakan efek yang diterima tubuh atas beban iklim kerja tersebut. Salah satu indikator heat strain


(39)

adalah tekanan darah. Untuk itu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan yang lebih serius perlu adanya upaya pengendalian.

Grandjean (1988) juga menyatakan jika suhu lingkungan meningkat, maka efek fisiologis yang terjadi adalah peningkatan kelelahan, peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, mengurangi aktivitas organ pencernaan, sedikit peningkatan suhu inti dan peningkatan tajam suhu shell (suhu kulit akan naik dari 320C ke 36-370C), peningkatan aliran darah melalui kulit, dan peningkatan produksi keringat yang menjadi berlebihan jika suhu kulit mencapai 340C atau lebih.


(40)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

1. Rata-rata tekanan panas sebesar 28,950C. Suhu paling tinggi adalah pada hari Sabtu/14 Februari 2015 yaitu 29,540C dengan suhu basah (Wet Bulb) 27,770C dan suhu radiasi (Globe) 33,600C. Suhu terendah adalah pada hari Minggu/15 Februari 2015 yaitu 28,630C dengan suhu basah (Wet Bulb) 27,230C dan suhu radiasi (Globe) 31,700C.

2. Rata-rata tekanan darah sistolik sebelum bekerja sebesar 121 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik sebelum bekerja sebesar 81 mmHg.sedangkan rata-rata tekanan darah sistolik setelah bekerja sebesar 133 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik setelah bekerja sebesar 89 mmHg. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan tekanan darah sebelum dan sesudah pekerja melakukan pekerjaannya.

3. Ada hubungan tekanan panas dengan terjadinya kenaikan tekanan darah pada pekerja perparkiran kendaraan bermotor di basement Plaza Center Point Medan 2015 ( p = 0,001 ).


(41)

6.2 Saran

1. Sebaiknya pekerja lebih banyak mengonsumsi air ketika sedang bertugas dengan tujuan untuk mencegah dehidrasi akibat dari paparan panas selama bekerja. 2. Agar pekerja mau mengonsumsi air, pihak perusahaan sebaiknya menyediakan

dan mewajibkan pekerja perparkirannya untuk meminum air.

3. Sebaiknya pekerja menggunakan waktu istirahatnya dengan baik seperti beristirahat di tempat yang sejuk baik di ruang operator maupun di luar basement

dan tidak merokok.

4. Pemasangan exhaust fan pada Basement jika memungkinkan, yang berguna untuk mempercepat sirkulasi pertukaran udara.


(42)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tekanan Panas

2.1.1 Definisi Tekanan Panas

Tekanan panas adalah kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara, dan panas radiasi yang kemudian dipadankan dengan produksi panas oleh tubuh. Suhu nyaman bagi orang Indonesia adalah antara 24-260C

(Suma’mur, 2009). Suhu lingkungan di tempat kerja yang terlalu panas atau terlalu dingin berbahaya terhadap kesehatan individu pekerja. Pajanan suhu yang terlalu panas disebut juga heat stress (Harrianto, 2013).

Rentan temperatur dimana manusia merasa nyaman dengan suhu lingkungan adalah antara 2-3 derajat celcius namun kenyamanan tersebut sangat bervariasi tergantung pada jenis pakaian yang dipakai dan aktivitas fisik yang ia lakukan (Nurmianto, 2004).

2.1.2 Lingkungan Kerja Panas

Pekerja di dalam lingkungan panas, seperti di sekitar furnaces, peleburan, boiler, oven, tungku, pemanas atau bekerja di luar ruangan di bawah terik matahari dapat mengalami tekanan panas. Selama aktivitas pada lingkungan panas tersebut, tubuh secara otomatis akan memberikan reaksi untuk memelihara suatu kisaran panas lingkungan yang konstan dengan menyeimbangkan antara panas yang diterima dari luar tubuh dengan kehilangan panas dari dalam tubuh. Menurut Tarwaka dkk (2004)


(43)

bahwa suhu tubuh manusia dipertahankan hampir menetap oleh suatu pengaturan suhu. Suhu menetap ini dapat dipertahankan akibat keseimbangan di antara panas yang dihasilkan dari metabolism tubuh dan pertukaran panas di antara tubuh dan lingkungan sekitarnya.

Produksi panas di dalam tubuh tergantung dari kegiatan fisik tubuh, makanan, gangguan sistem pengaturan panas seperti dalam kondisi demam dan lain-lain. Selanjutnya faktor-faktor yang menyebabkan pertukaran panas di antara tubuh dengan lingkungan sekitarnya adalah panas konduksi, panas konveksi, panas radiasi, dan panas penguapan (Tarwaka dkk, 2004).

Suhu nikmat kerja adalah suhu yang diperlukan seseorang agar dapat bekerja secara nyaman. Suhu nikmat kerja berkisar antara 24°C-26°C bagi orang Indonesia. Orang Indonesia pada umumnya beraklimatisasi dengan iklim tropis yang suhunya sekitar 29°C-30°C dengan kelembaban 85%-95%. Aklimatisasi terhadap panas berarti suatu proses penyesuaian yang terjadi pada seseorang selama satu minggu pertama berada di tempat kerja. Setelah satu minggu pertama berada di tempat panas, tenaga kerja mampu bekerja tanpa pengaruh tekanan panas, hal ini tergantung dari aklimatisasi setiap individu yang dilihat dari beban kerja sehingga diperlukan variasi


(44)

2.1.3 Fisiologi Pertukaran Panas Tubuh

Faktor-faktor yang menyebabkan pertukaran panas menurut Suma’mur (2009) sebagai berikut :

1. Konduksi

Konduksi adalah pertukaran panas antar tubuh dengan benda-benda sekitar melalui mekanisme sentuhan atau kontak langsung. Konduksi dapat menghilangkan panas dari tubuh, apabila benda-benda sekitar lebih rendah suhunya, dan dapat menambah panas kepada badan apabila suhunya lebih tinggi dari tubuh.

2. Konveksi

Konveksi adalah pertukaran panas dari tubuh dan lingkungan melalui kontak udara dengan tubuh. Udara adalah penghantar panas yang kurang begitu baik, tetapi melalui kontak dengan tubuh dapat terjadi pertukaran panas antara udara dengan tubuh. Tergantung dari suhu udara dan kecepatan angin, konveksi memainkan besarnya peran dalm pertukaran panas antar tubuh dengan lingkungan. Konveksi dapat mengurangi atau menambah panas kepada tubuh.

3. Radiasi

Setiap benda termasuk tubuh manusia selalu memncarkan gelobang panas. Tergantung dari suhu benda-benda sekitar, tubuh menerima atau kehilangan panas lewat mekanisme radiasi.

4. Penguapan

Manusia dapat berkeringat dengan penguapan dipermukaan kulit atau melalui paru-paru tubuh kehilangan panas untuk penguapan.


(45)

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Panas

Menurut Tarwaka, dkk (2004) faktor yang mempengaruhi daya tahan tubuh tenaga kerja antara lain :

1. Umur

Daya tahan tubuh terhadap panas akan menurun pada umur yang lebih tua. Orang yang lebih tua akan lamban keluar keringatnya dibandingkan dengan orang muda.

2. Jenis Kelamin

Terdapat perbedaan kecil dalam kapasitas antara laki-laki dan perempuan untuk berkeringat secara cukup, dalam iklim panas tidak dapat beraklimatisasi secara baik seperti laki-laki. Seorang wanita lebih tahan terhadap suhu dingin dari pada suhu panas. Hal tersebut disebabkan karena tubuh wanita mempunyai jaringan dengan daya konduksi yang lebih tinggi terhadap panas bila dibandingkan dengan laki-laki.

3. Masa Kerja

Lamanya bekerja seseorang dari pertama bekerja hingga dilakukannya penelitian pada sampel penelitian.

4. Aklimatisasi

Aklimatisasi adalah penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungannya yang ditandai dengan penurunan detak nadi dan suhu mulut atau suhu badan sebagai akibat pembentukan keringat.


(46)

2.1.5 Pengukuran Suhu Udara Atmosfer

Terdapat beberapa cara untuk menetapkan besarnya tekanan panas, yaitu

adalah sebagai berikut (Suma’mur, 2009):

1. Suhu efektif, yaitu indeks sensoris tingkat panas (rasa panas) yang dialami oleh seseorang tanpa baju dan bekerja enteng dalam berbagai kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan aliran udara. Kelemahan penggunaan suhu efektif ialah tidak memperhitungkan panas radiasi dan panas metabolisme tubuh. Untuk penyempurnaan pemakaian suhu efektif dengan memperhatikan panas radiasi, dibuat skala Suhu Efektif Yang Dikoreksi (Corrected Effektive Temperature Scalle). Namun tetap saja ada kelemahan pada suhu efektif yaitu tidak diperhitungkannya panas hasil metabolisme tubuh.

2. Indeks Suhu Basah dan Bola (ISSB) (Wet Bulb-Globe Temperature Index), dengan rumus-rumus sebagai berikut:

ISBB = 0,7 X suhu basah + 0,2 X suhu radiasi + 0,1 suhu kering untuk bekerja pada pekerjaan dengan adanya paparan sinar matahari).

ISBB = 0,7 X suhu basah + 0,3 suhu radiasi (untuk bekerja pada pekerjaan tanpa disertai penyinaran sinar matahari).

ISBB adalah cara pengukuran yang paling sederhana karena tidak banyak membutuhkan keterampilan cara atau metode yang tidak sulit dan besarnya tekanan panas dapat diukur dengan cepat.

Nilai Ambang Batas untuk Indeks Suhu Basah dan Bola tekanan panas yang diperkenankan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam surat


(47)

keputusan nomor PER.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja adalah

Tabel 2.1 Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB)

Pengaturan Waktu Kerja Setiap Jam

ISBB (OC) Beban Kerja Ringan Sedang Berat Berkerja

terus

menerus (8 jam/hari)

- 30,0 26,7 25,0

75% kerja 25% istirahat 30,6 28,0 25,9 50% kerja 50%istirahat 31,4 29,4 27,9 25% kerja 75%istirhat 32,2 31,1 30,0

Menurut Tarwaka (2010) peralatan modern yang digunakan untuk mengukur ISBB adalah Area Heat Monitor. Dimana alat tersebut dioperasikan secara digital yang meliputi parameter suhu basah, suhu kering, suhu radiasi dan ISBB atau WBGT in dan WBGT out yang hasilnya tinggal membaca pada alat dengan menekan tombol operasional dalam satuan 0C atau 0F. pada waktu pengukuran alat ditempatkan sekitar sumber panas dimana pekerja melakukan pekerjaannya.

3. Prediksi kecepatan keluar keringat selama 4 jam (predicted – 4 – hour sweat rate

disingkat P4SR), yaitu banyaknya prediksi keringat keluar selama 4 jam sebagai akibat kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan aliran udara serta panas radiasi. Nilai prediksi ini dapat pula dikoreksi untuk bekerja dengan berpakaian dan juga menurut tingkat kegiatan dalam melakukan pekerjaan.


(48)

4. Indeks Belding-Hacth, yaitu kemampuan berkeringat orang standar yaitu orang muda dengan tinggi 170 cm dan berat badan 154 pon, dalam keadaan sehat memiliki kesegaran jasmani, serta beraklimatisasi terhadap iklim kerja panas. Dalam lingkungan panas , efek pendinginan penguapan keringat adalah mekanisme terpenting untuk mempertahankan keseimbangan termis badan. Maka dari itu, Belding dan Hacth mendasarkan indeksnya atas perbandingan banyaknya keringat yang diperlukan untuk mengimbangi panas dan kapasitas maksimal tubuh untuk berkeringat untuk menentukan indeks tersebut, diperlukan pengukuran suhu kering dan suhu basah, suhu bola, kecepatan aliran udara, dan produksi panas sebagai akibat kegiatan melakukan pekerjaan. Namun Indeks Belding-Hacth mempunyai kelemahan yaitu:

 Dalam perusahaan dan terutama bagi bangsa (ras) yang berbeda, pengertian orang standar tidak bisa berlaku untuk keseluruhan.

 Indeks didasarkan atas percobaan orang tanpa pakaian, sedangkan tenaga kerja melakukan pekerjaannya dengan berpakaian. Untuk itu, perlu koreksi sekitar 40% terhadap Indeks Belding-Hacth, jika digunakan untuk orang-orang yang berkerja.

2.1.6 Gangguan Kesehatan Akibat Tekanan Panas

Pekerjaan yang berisiko tinggi menimbulkan gangguan kesehatan dan penyakit akibat pajanan lingkungan yang terlalu panas dapat mengakibatkan


(49)

gangguan kesehatan. Penyakit dan gangguan akibat pajanan lingkungan panas sebagai berikut (Harrianto, 2013) :

1. Kelainan Kulit :

a. Heat edema. Biasanya terjadi pada Para pekerja yang baru bekerja di lingkungan yang panas tanpa melaksanakan periode aklimatisasi. Paling sering terlihat di pergelangan kaki. Kembali menjadi normal secara spontan setelah 1 atau 2 hari berada di lingkungan yang lebih dingin.

b. Erythema igne. Nodul-nodul hyperkeratosis yang berlanjut pada luka bakar. c. Intertrigo rash. Eritema disekitar ketiak, lipatan siku, lutut dan leher akibat

keringat yang berlebihan.

d. Heat rash (miliaria). Obstruksi saluran kelenjar keringat,sehingga terjadi retensi keringat yang mengakibatkan timbulnya warna kemerahan dan papel-papel kecil di permukaan kulit.

2. Heat Cramps. Rasa nyeri tajam di otot yang dapat terjadi sendiri atau bersama-sama dengan kelainan akibat pajanan lingkungan panas yang lain. Hal ini diakibatkan oleh kegagalan tubuh mengganti kehilangan NaCl yang hilang bersama keringat. Heat cramps sering kali terjadi bila banyak minum tanpa disertai suplementasi NaCl. Paling sering terjadi pada otot-otot fleksor tangan dan kaki untuk beberapa menit atau jam.

3. Heat Exhaustion. Heat exhaustion diakibatkan oleh kegagalan tubuh untuk beradaptasi, karena darah mengalir secara serentak ke permukaan kulit akibat vasodilatasi pembuluh darah kulit. Gejala yang timbul dalam bentuk pengeluaran


(50)

keringat yang berlebihan, rasa lemah, pusing, penglihatan gelap, rasa sangat haus, mual, muntah, diare, kram otot, kesemutan, palpitasi, dan kesukaran bernapas. Penyakit ini akan sembuh setelah beristirahat di tempat yang dingin dan rehidrasi serta restorasi cairan elektrolit yang cukup.

4. Heat Syncope. Kesadaran menurun secara mendadak akibat kehilangan cairan yang berlebihan oleh pengeluran keringat dan terjadinya hipotensi serebri, yaitu insufisiensi aliran darah ke otak untuk sementara pada saat berdiri, akibat terjadinya vasodilatasi pembuluh darah kulit secara serentak sehingga darah menumpuk di tungkai. Biasanya terjadi pada para pekerja yang tidak melaksanakan periode aklimatisasi. Penyakit ini akan sembuh setelah beristirahat di tempat yang dingin dan rehidrasi serta restorasi cairan elektrolit yang cukup. 5. Heat Stroke dan Hiperpireksia. Meningkatnya suhu tubuh merupakan gangguan

kesehatan akibat bekerja di lingkungan panas yang paling serius. Gejalanya yaitu kulit memerah, kering karena tubuh tidak mampu lagi menghasilkan keringat, suhu tubuh mungkin lebih dari 41oC, lemah, sakit kepala, rasa berputar, nadi cepat, kadang-kadang timbul kejang, kesadaran menurun sampai koma. Gejala hiperpereksia hampir sama dengan heat stroke, tetapi pada hiperpereksia, kulit masih terasa agak basah. Kedua kondisi ini memerlukan pertolongan secepatnya, yaitu dengan membuka semua pakaian, menyemprot tubuh korban dengan air dingin, mendinginkan suhu tubuh, dan meningkatkan proses evaporasi dengan kipas angin, serta membawa korban sesegera mungkin kerumah sakit. Heat sroke dan hiperpereksia dapat terjadi karena tidak dilaksanakan proses aklimatisasi,


(51)

kondisi tubuh yang kurang fit, atau adanya gejala demam dan diare yang meningkatkan kerentanan terhadap terjadinya kondisi ini.

2.1.7 Pengendalian Pajanan Lingkungan Panas

Resiko gangguan kesehatan akibat bekerja di lingkungan panas yang terlalu tinggi dapat dikurangi dengan cara (Harrianto, 2013) :

1. Pengendalian administratif

a. Periode aklimasi yang cukup sebelum melaksanakan beban kerja yang penuh b. Untuk mempersingkat pajanan dibutuhkan jadwal istirahat yang pendek

tetapi sering dan rotasi pekerja yang memadai

c. Ruangan dengan penyejuk udara (AC) perlu disediakan untuk memberikan efek pendinginan pada para pekerja waktu istirahat

d. Penyediaan air minum yang cukup

2. Pengendalian teknik. Pengendalian teknik merupakan usaha yang paling efektif untuk mengurangi pajanan lingkungan panas yang berlebihan, yaitu dengan cara:

a. Mengurangi produksi panas metabolik tubuh

b. Automatisasi dan mekanisasi beban tugas akan meminimalisasi kebutuhan kerja fisik para pekerja

c. Mengurangi penyebaran panas radiasi dari permukaan benda-benda yang panas, dengan cara sebagai berikut:

 Isolasi/penyekat. Melapisi permukaan benda-benda yang panas dengan bahan yang memiliki emisi yang rendah, seperti alumenium atau cat


(52)

 Perisai. Dua jenis perisai panas radiasi yang dapat digunakan yaitu dengan baja tahan karat, aluminium, atau benda logam lainnya yang berwarna putih, sehingga akan memantulkan panas kembali ke sumbernya, atau perisai absorben, misalnya jas pendingin yang dibuat dari alumenium yang permukaannya berwarna hitam dapat mengabsorpsi dan membuang panas

Remote control

d. Mengurangi bertambahnya panas konveksi. Kipas angin untuk meningkatkan kecepatan gerak udara di ruang kerja yang panas

e. Mengurangi kelembapan. AC, peralatan penarik kelembaban dan upaya lain untuk mengeliminasi uap panas sehingga dapat mengurangi kelembaban di lingkungan tempat kerja

3. Alat pelindung diri

a. Untuk berkerja di tempat kerja yang panas dan lembap, perlu disediakan baju yang tipis dan berwarna terang sehingga pengeluaran panas tubuh dengan proses evaporasi keringat menjadi lebih efisien

b. Kacamata yang dapat menyerap panas radiasi bila bekerja dekat dengan benda-benda yang sangat panas, misalnya cairan logam atau oven yang panas.


(53)

2.2 Tekanan Darah

2.2.1 Definisi Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah dari sistem sirkulasi atau sistem vascular terhadap dinding pembuluh darah (Joyce dkk, 2008). Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Tekanan darah dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari (Joyce dkk, 2008).

Tekanan darah sistolik adalah tekanan yang diturunkan sampai suatu titik dimana denyut dapat dirasakan, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan diatas arteri brakialis perlahan-lahan dikurangi sampai bunyi janyung atau denyut arteri dengan jelas dapat didengar dan titik dimana bunyi mulai menghasilkan perbedaan tekanan antara sistole dan diastole disebut tekanan nadi dan normalnya adalah 30-50 mmHg (Hull, 1986).

2.2.2 Sistem Sirkulasi Tekanan Darah

Darah mengambil oksigen dari dalam paru-paru. Darah yang mengandung oksigen ini memasuki jantung dan kemudian dipompakan ke seluruh bagian tubuh melalui pembuluh darah yang disebut arteri. Pembuluh darah yang lebih besar bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh darah lebih kecil hingga berukuran mikroskopik, yang akhirnya membentuk jaringan yang terdiri dari pembuluh-pembuluh darah sangat kecil yang disebut kapiler. Jaringan ini mengalirkan darah ke sel-sel tubuh dan menghantarkan oksigen untuk menghasilkan energi yang


(54)

dibutuhkan demi kelangsungan hidup. Kemudian darah, yang sudah tidak beroksigen kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena, dan di pompa kembali ke paru-paru untuk mengambil oksigen lagi. Saat jantung berdetak, otot jantung berkontraksi untuk memompakan darah ke seluruh tubuh. Tekanan tertinggi berkontraksi dikenal sebagai tekanan sistolik. Kemudian otot jantung rileks sebelum kontraksi berikutnya, dan tekanan ini paling rendah, yang dikenal sebagai tekanan diastolik. Tekanan sistolik dan diastolik ini diukur ketika Anda memeriksakan tekanan darah (Dian, 2011).

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu: 1. Olahraga

Respon fisiologis terhadap olahraga adalah meningkatnya curah jantung yang akan disertai meningkatnya distribusi oksigen ke bagian tubuh yang membutuhkan, sedangkan pada bagian-bagian yang kurang memerlukan oksigen akan terjadi vasokonstriksi, misal, traktus digestivus. Meningkatnya curah jantung pasti akan mempengaruhi tekanan darah (Ridjab, 2005).

2. Emosi 3. Stress 4. Umur

Tekanan darah akan cenderung tinggi bersama dengan peningkatan usia. Umumnya sistolik akan meningkat sejalan dengan peningkatan usia, sedangkan


(55)

diastolik akan meningkat sampai usia 55 tahun, untuk kemudian menurun lagi (Vita, 2004). Semakin tua seseorang tekanan sistoliknya akan semakin tinggi.

5. Jenis Kelamin

Tekanan darah pada perempuan sebelum menopause adalah 5-10 mmHg lebih rendah dari pria seumurnya, tetapi setelah menopause tekanan darahnya lebih meningkat (Vita, 2004).

6. Obesitas

Jika mempunyai ukuran tubuh yang termasuk kedalam katagori obesitas yaitu dengan nilai IMT lebih dari 27,5 maka memungkinkan terjadinya peningkatan tekanan darah.

7. Minum Alkohol

Minuman alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan resistensi terhadap obat anti hipertensi (Vita,2004).

8. Merokok

Pada keadaan merokok pembuluh darah di beberapa bagian tubuh akan mengalami penyempitan, dalam keadaan ini dibutuhkan tekanan yang lebih tinggi supaya darah dapat mengalir ke bagian tubuh dengan jumlah yang tetap (Vita, 2004). Untuk itu jantung harus memompa darah lebih kuat, sehingga tekanan darah pada pembuluh darah meningkat (Wardoyo, 1996).


(56)

9. Faktor Eksternal

Selain faktor dari pribadi, ada juga faktor yang mempengaruhi perubahan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik. Faktor tersebut adalah faktor yang berasal dari lingkungan, khususnya lingkungan kerja, seperti:

 Tekanan panas

Pada lingkungan kerja panas, tubuh mengatur suhunya dengan penguapan keringat yang dipercepat dengan pelebaran pembuluh darah tepi dan pembuluh darah dalam yang disertai meningkatnya denyut nadi dan tekanan darah,

sehingga beban kardiovaskular bertambah (Suma’mur, 2009).  Kebisingan

Efek kebisingan terlihat dari persyarafan otonom yang ditandai dengan kenaikan tekanan darah, percepatan denyut jantung, pengerutan pembuluh darah kulit, bertambah cepatnya metabolisme, menurunnya aktivitas alat pencernaan. Kebisingan menyebabkan kelelahan, kegugupan, rasa ingin marah, hipertensi dan menambah stress (Dian, 2011).

 Masa kerja

Semakin lama masa kerja dapat dikatakan semakin tinggi pula kemampuan kerja yang dimiliki, semakin efesien badan dan jiwa bekerja, sehingga beban kerja relatif sedikit. Lamanya bekerja seseorang dari pertama bekerja hingga dilakukannya penelitian pada sampel penelitian, baik dari hari ke hari ataupun seumur hidup (Tarwaka dkk, 2004).


(57)

 Lama paparan

Tekanan panas memerlukan upaya tambahan pada anggota tubuh untuk memelihara keseimbangan panas. Selanjutnya apabila pemaparan terhadap panas terus berlanjut, maka resiko terjadinya gangguan kesehatan juga akan meningkat (Dian, 2011).

 Beban kerja

Menurut Meskahati dalam Tarwaka 2010, dapat didefenisikan sebagai suatu perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan tuntutan pekerjaan yang harus dihadapi.

2.2.4 Penggolongan Tekanan darah

1. Tekanan darah normal

Tekanan darah normal bila tekanan sistolik menunjukkan kurang dari 140 mmHg dan diastolik kurang dari 90 mmHg (Guyton dkk, 2008). Menurut WHO – ISH 1999 tekanan darah normal adalah <130/85 mmHg sedangkan tekanan darah optimal <120/80 mmHg.

2. Tekanan darah rendah

Seseorang dikatakan memiliki tekanan darah rendah bila tekanan darah untuk yang normal tetap di bawah 100/60 mmHg, tekanan darah sistolik kurang dari 100 mmHg dan diastolik kurang dari 60 mmHg (Watson, 2002).


(58)

3. Tekanan darah tinggi

Tekanan darah untuk yang normal tetap diatas 100/90 mmHg, tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg (Watson, 2002). Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik. Sebagai contoh, tekanan darah pada angka 120/80 menunjukkan tekanan sistolik pada nilai 120 mmHg, dan tekanan diastolik pada nilai 80 mmHg. Nilai tekanan darah pada orang dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 mmHg (Smeltzer dkk, 2001). Menurut WHO, tekanan darah normal orang Indonesia adalah 120/80 mmHg.

2.2.5 Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah biasanya diukur secara tak langsung dengan

sphygmomanometer air raksa atau alat noninvasive lainnya pada posisi duduk atau terlentang. Ketepatan alat yang bukan air raksa harus dibandingkan dengan

sfigmomanometer air raksa secara bersamaan dan hal ini (kalibrasi) dilakukan secara berkala. Pada saat mengukur tekanan darah, perhatian utama harus ditujukan pada hal-hal berikut:

1. Sebelum pengukuran penderita istirahat beberapa menit diruang yang tenang 2. Ukuran manset lebar 12-13 cm serta sepanjang 35 cm, ukuran lebih kecil pada

anak-anak dan lebih besar pada penderita gemuk (ukuran sekitar 2/3 lengan) 3. Diperiksa pada fosa kubiti dengan cuff setinggi jantung (ruang antar iga IV) 4. Tekanan darah dapat diukur pada keadaan duduk atau terlentang


(59)

5. Tekanan darah dinaikkan sampai sampai 30 mmHg diatas tekanan sistolik (palpasi), kemudian diturunkan 2 mmHg/detik dan dimonitor dengan stetoskop diatas a brakhialis

6. Tekanan sistolik adalah tekanan pada saat terdengar suara Korotkoff I sedangkan tekanan diastolik pada saat Korotkoff V menghilang. Bila suara terdengar, dipakai patokan Korotkoff IV

7. Pada pengukuran pertama dianjurkan pada kedua lengan terutama bila terdapat penyakit pembuluh darah perifer

8. Perlu pengukuran pada posisi duduk/ terlentang dan berdiri untuk mengetahui ada tidaknya hipotensi postural terutama pada orang tua, diabetes mellitus dan keadaan lain yang menimbulkan hal tersebut (pemberian penyekat alfa).

Alat pengukuran lain dengan aneroid atau digital (semi-otomatik atau otomatik) yang kurang tepat dan harus dikalibrasi secara periodik terhadap sphygmomanometer

air raksa. Beberapa mesin otomatik dipakai untuk mengukur tekanan darah selama 24-72 jam yang biasanya yang menggunakan cara osilometrik. Digunakan pula alat yang dijepitkan pada ujung jari untuk monitor selama operasi atau keadaan lain dalam posisi penderita duduk atau telentang (Soesetyo, 2003).

Terdapat alat semi-otomatis dan otomatis untuk mengukur tekanan darah selama 24 jam atau lebih. Indikasi pemeriksaan tersebut (ABPM = Ambulatory Blood Monitoring) ialah sebagai berikut:

1. Adanya variasi tekanan darah yang tidak seperti biasanya pada kunjungan hari yang sama ataupun pada hari yang berbeda


(60)

2. Office hypertension pada penderita dengan resiko kardiovaskuler rendah 3. Gejala menunjukkan adanya episode hipotensi

4. Hipertensi yang resisten terhadap pengobatan

Keterbatasan cara pengukuran tekanan darah ambulatory tersebut adalah: 1. Data mengenai nilai prognostik pengukuran tekanan darah dengan cara ini

terbatas

2. Pengukuran tekanan darah ambulatory lebih rendah daripada pengukuran di klinik/praktek. Pengukuran tekanan darah ambulatory sebesar 125/80 mmHg setara dengan pengukuran tekanan darah di praktek/klinik 140/90 mmHg

3. Alat yang digunakan harus dicek untuk ketepatan dan penampilannya secara berkala (dikalibrasi). Dihindarkan penggunaan alat dengan mengukur tekanan darah pada jari dan tangan dibawah siku

Keuntungan cara pengukuran ini:

1. Pengukuran dapat dilakukan lebih sering dengan keadaan yang mendekati kehidupan sehari-hari

2. Memperbaiki persepsi penderita terhadap hipertensi dan memperbaiki kepatuhan terhadap pengobatan

3. Mungkin berguna untuk menilai efektifitas pengobatan. Penelitian menunjukkan bahwa kerusakan organ target lebih erat berhubungan dengan tekanan darah 24 jam dibandingkan tekanan darah di praktek/klinik. Demikian pula kerusakan organ target


(61)

2.3 Hubungan Tekanan Panas dengan Tekanan Darah

Akibat suhu lingkungan yang tinggi, suhu tubuh akan meningkat. Hal ini akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi pembuluh darah tepi dan pembuluh darah

dalam. Suma’mur (2009) juga menyatakan bahwa pada lingkungan kerja panas, tubuh

mengatur suhunya dengan penguapan keringat yang dipercepat dengan pelebaran pembuluh darah tepi dan vasokontraksi pembuluh darah dalam yang disertai meningkatnya denyut nadi dan tekanan darah, faktor penyebab tekanan darah meningkat antara lain olahraga, umur, jenis kelamin, emosi, stress, obesitas, konsumsi alkohol, merokok, masa kerja, lama paparan serta beban kerja, sehingga beban kardiovaskular bertambah dan curah jantung meningkat.

Tenaga kerja yang terpapar panas di lingkungan kerja akan mengalami heat strain. Heat strain atau tegangan panas akan merupakan efek yang diterima tubuh atas beban iklim kerja tersebut (Santoso, 2004). Indikator heat strain adalah peningkatan denyut nadi, tekanan darah, suhu tubuh, pengeluaran keringat dan berat badan (Wignjosoebroto, 2009).

2.4 Kerangka Konsep

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang diuraikan sebelumnya, maka dapat dikembangkan kerangka konsep sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Tekanan Darah

Tekanan Panas


(62)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 2 ditetapkan bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pekerjaan dan penghidupan yang layak mengandung pengertian bahwa pekerjaan sesungguhnya merupakan suatu hak manusia yang mendasar dan memungkinkan seseorang untuk melakukan aktivitas atau bekerja dalam kondisi yang sehat, selamat bebas dari segala resiko akibat kerja, kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 pasal 164 mengenai kesehatan kerja dijelaskan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Untuk itu pengusaha wajib menjamin kesehatan pekerja melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan serta wajib menanggung seluruh biaya pemeliharaan kesehatan pekerja.

Banyaknya penduduk di suatu daerah akan berakibat pada banyaknya pusat perbelanjaan yang akan dibangun di daerah tersebut. Salah satu kota besar yang memilki banyak pusat perbelanjaan adalah kota Medan. Kota Medan merupakan ibukota Sumatera Utara yang menjadi kota terbesar ketiga di Indonesia. Dalam 2 tahun terakhir sudah berdiri kurang lebih 4 plaza baru yang meramaikan pusat perbelanjaan di kota Medan. Tidak jarang dari bangunan-bangunan tersebut


(63)

menggunakan lahan yang tersedia dengan sebaik mungkin. Bangunan-bangunan tersebut biasanya dibangun bertingkat. Hal ini tidak menutup kemungkinan dibangunnya ruang di bawah tanah atau yang biasa disebut dengan basement. Kegunaan basement inipun sangat beragam namun lahan basement sendiri biasanya lebih banyak dipakai sebagai lahan parkir.

Ketersediaan lahan parkir juga pastinya didukung oleh fasilitas yang mendukung dari pihak perusahaan seperti contohnya pekerja perparkiran khususnya di basement. Banyak dari perusahaan yang kurang memperhatikan kondisi fisik lingkungan kerja dengan pekerja perparkiran. Padahal basement sendiri tidak mempunyai cukup ventilasi sebagai ruang pertukaran udara. Kemudian dengan adanya mobil dan motor yang diparkirkan di basement ini mengakibatkan peningkatan suhu pada basement.

Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Ketidaknyamanan dapat menjadi sebuah gangguan atau bahkan akan menimbulkan efek-efek psikologis ataupun salah satu nyeri fisiologis tergantung pada level dari proses pertukaran panasnya. Ketidaknyamanan akan mengakibatkan perubahan fungsional pada organ yang bersesuaian pada tubuh manusia, menurut Grandjean (1986) kondisi panas sekeliling yang berlebihan akan mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi kestabilan dan meningkatkan jumlah angka kesalahan kerja (Nurmianto, 2004).

Suhu nyaman kerja di Indonesia adalah antara 24-260C. suhu panas terutama berakibat menurunkan prestasi kerja berfikir. Suhu panas mengurangi kelincahan,


(64)

memperpanjang waktu reaksi dan memperlambat waktu pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi saraf perasa dan motoris, serta memudahkan emosi untuk dirangsang. Bekerja pada lingkungan kerja bersuhu tinggi dapat membahayakan bagi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja sehingga untuk bekerja pada lingkungan dengan keadaan temperatur demikian perlu upaya penyesuaian waktu kerja dan penyelenggaraan perlindungan yang tepat kepada

tenaga kerja yang bersangkutan (Suma’mur, 2009). Pekerjaan yang berisiko tinggi

menimbulkan gangguan kesehatan dan penyakit akibat pajanan lingkungan yang terlalu panas dapat mengakibatkan gangguan kesehatan seperti kelainan kulit, heat rash, heat exhaustion, heat syncope, heat stroke dan hiperpereksia (Ridwan, 2009).

Tekanan panas adalah kombinasi suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Tekanan panas sendiri dapat berasal dari mesin atau alat produksi, iklim, dan kerja otot manusia. Tekanan panas dapat mempengaruhi salah satu fungsi tubuh manusia, seperti: tekanan darah, kecepatan denyut jantung ataupun nadi, ketahanan fisik, dan daya konsentrasi. Suhu lingkungan kerja yang meningkat maupun menurun dapat mempengaruhi penurunan maupun peningkatan tekanan darah pada pekerja (Suma’mur, 2009).

Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah dari sistem sirkulasi atau sistem vaskuler terhadap dinding pembuluh darah (Joyce dkk, 2008). Tekanan darah sangat bervariasi tergantung pada keadaan, akan meningkat saat aktivitas fisik, emosi, dan stress. Semakin tinggi tekanan darah akan semakin besar risikonya dan


(65)

jika tekanan darah lebih dari 160/90 mmHg akan memiliki faktor risiko penyakit jantung (Hawon dkk, 2002).

Menurut Santoso dalam Agustin (2011) iklim kerja panas atau tekanan panas dapat mengakibatkan beban tambahan pada sirkulasi darah. Pada waktu melakukan pekerjaan fisik, maka darah akan mendapat beban tambahan karena harus membawa oksigen ke bagian otot yang sedang bekerja. Disamping itu harus membawa panas dari dalam tubuh ke permukaan kulit. Hal demikian juga merupakan beban tambahan bagi jantung yang harus memompa darah lebih banyak lagi. Akibat dari pekerjaan ini, maka frekuensi denyut nadi pun akan semakin banyak lagi atau meningkat.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dian Pitaloka (2011) dengan judul

“Hubungan Tekanan Panas dengan Tekanan Darah Pada Karyawan di Unit Fermentasi PT.Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar”. Didapati hasil penilitian ini berupa tekanan panas dengan nilai tertinggi sebesar 30,9 0C, nilai tersebut melebihi NAB yang diperkenankan yaitu 30,6 0C dan pada tekanan darah normal didapati berjumlah 8 orang sedangkan 12 orang karyawan dinyatakan mengalami peningkatan tekanan darah. Dari hasil statistik dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan tekanan panas dengan tekanan darah pada karyawan di unit fermentasi PT.Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Hal ini mempunyai arti bahwa semakin tinggi tekanan panas, maka semakin tinggi pula tekanan darah pada karyawan.

Salah satu plaza yang baru saja berdiri di kota Medan sendiri adalah Center Point. Center Point adalah salah satu plaza yang berada sangat strategis yaitu berada


(66)

di tengah-tengah kota. Bangunan yang megah dan fasilitas yang tersedia di plaza ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat menengah keatas untuk berbelanja di plaza tersebut. Kebanyakan dari pengunjung Plaza Center Point memiliki kendaraan pribadi. Kendaraan pribadi tersebut tentunya diparkirkan di tempat parkir yang sudah di sediakan oleh pihak perusahaan. Salah satu lahan parkir yang di sediakan oleh pihak perusahaan terletak pada basement gedung tersebut.

Basement Center Point ini dibangun satu ruangan dengan 2 lantai. Luas pada lantai dasar bangunan kurang lebih 18.000 meter2 dengan kapasitas 150 mobil sedangkan pada lantai atas memiliki luas kurang lebih 20.000 meter2 dengan kapasitas 350 mobil. Pada akhir pekan, biasanya jumlah kendaraan yang diparkirkan di basement ini bisa mencapai 400 lebih kendaraan. Namun juga tidak menutup kemungkinan jumlah mobil yang dipakirkan dapat lebih dari jumlah lot yang disediakan oleh pihak plaza. Semakin banyak kendaraan yang di parkirkan di

basement tersebut maka semakin panas juga suhu didalam basement tersebut. Belum lagi pada basement tersebut terdapat mesin-mesin yang menghasilkan sumber panas seperti mesin AC. Tidak adanya ventilasi juga semakin mempengaruhi suhu di lingkungan kerja basement ini. Berdasarkan kondisi basement tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pekerja parkir di basement Plaza Center Point tersebut mengalami pertukaran panas tubuh melalui keempat proses yaitu konduksi pertukaran panas tubuh dengan benda-benda sekitar seperti mesin pada mobil, konveksi pertukaran panas melalui udara sekitar (dapat diakibatkan karena kurangnya ventilasi) evaporasi dengan terjadinya keringat dan radiasi dari mesin AC.


(67)

Pekerja perpakiran kendaraan bermotor yang bekerja di basement Plaza Center Point ini juga beraneka ragam. Mereka umumnya sudah bekerja selama 1 bulan hingga 1 tahun. Mereka dibagi menjadi 3 shift kerja yaitu shift kerja pagi bekerja pukul 07.00 WIB - pukul 15.00 WIB, middle shift bekerja pukul 10.00 WIB - pukul 18.00 WIB dan shift sore bekerja pukul 15.00 WIB - pukul 23.00 WIB.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada pekerja parkir mobil dan motor di basement Plaza Center Point di kota Medan. Ketika sampai di basement

parkiran terjadi peningkatan keringat pada peneliti, dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tekanan suhu di basement tersebut cukup tinggi. Kemudian peneliti mengemukakan beberapa pertanyaan. Dari pertanyaan tersebut, mereka mengaku sering mengalami pusing, berkunang-kunang, cepat merasa lelah, cepat merasa haus dan tidak nyaman. Gejala tersebut sering dirasakan khususnya pada saat ramai pengunjung yaitu di hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Dari informasi yang didapatkan dari pihak pengelola perparkiran di basement Plaza Center Point ini, jumlah kendaraan yang biasa diparkirkan pada hari Jum’at, Sabtu dan Minggu bisa mencapai 400 lebih kendaraan setiap jamnya. Hal ini akan konstan terjadi khusunya pada pukul 10.00 WIB hingga 18.00 WIB yaitu di jam kerja middle shift.

Pihak perusahaan telah menyediakan air minum galon yang diletakkan di kantor yang terletak di pojok basement ini. Namun pekerja parkir sendiri lebih sering untuk membeli minuman dingin di warung dekat plaza ini berdiri ketimbang untuk mengambil minum di kantor mereka, dengan alasan karena air minum galon yang terletak di kantor tersebut tidak dingin.


(68)

Dari survey awal yang dilakukan dapat disimpulkan pekerja parkir di

basement ini bekerja pada suhu yang tidak nyaman yaitu suhu yang melebihi nilai ambang yang telah ditetapkan. Namun demi keakuratan data, peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai suhu yang terdapat di basement

tersebut. Peneliti juga ingin mengetahui apakah ada Hubungan antara Tekanan Panas dengan Tekanan Darah pada pekerja perparkiran kendaraan bermotor di Plaza Center Point Medan 2015.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti adalah adanya hubungan tekanan panas dengan tekanan darah pada pekerja perparkiran kendaraan bermotor di basement Plaza Center Point Medan 2015.

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara tekanan panas dengan tekanan darah pada pekerja perparkiran kendaraan bermotor di basement Plaza Center Point Medan 2015.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tekanan panas di parkiran basement Plaza Center Point Medan 2015.

2. Untuk mengetahui tekanan darah para pekerja perparkiran kendaraan bermotor di basement Plaza Center Point Medan 2015.


(69)

1.4Hipotesis

Ada hubungan antara tekanan panas dengan tekanan darah pada pekerja perparkiran kendaraan bermotor di basement Plaza Center Point Medan 2015.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan pembelajaran mengenai ada tidaknya hubungan antara tekanan panas dengan tekanan darah pada pekerja perparkiran kendaraan bermotor di

basement Plaza Center Point Medan 2015.

2. Memberikan informasi tentang akibat yang ditimbulkan dari paparan langsung tekanan panas yang berlebihan dan terus menerus pada pekerja perparkiran kendaraan bermotor di basement Plaza Center Point Medan 2015.

3. Memberikan masukan bagi perusahaan agar dapat melakukan tindakan preventif terhadap pekerja dan dapat melakukan tindakan korektif dalam hal pengendalian terjadinya penyakit akibat kerja, kelelahan dan stress akibat kerja.


(70)

ABSTRAK

Kota Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia. Dalam 2 tahun terakhir sudah berdiri kurang lebih 4 plaza baru. Tidak jarang dari bangunan-bangunan tersebut mempunyai ruang di bawah tanah atau basement. Kegunaan

basement sendiri biasanya lebih banyak dipakai sebagai lahan parkir. Ketersediaan lahan parkir juga pastinya didukung oleh fasilitas yang mendukung dari pihak perusahaan seperti contohnya pekerja perparkiran. Banyak dari perusahaan yang kurang memperhatikan kondisi fisik lingkungan kerja dengan pekerja perparkiran. Padahal basement sendiri tidak mempunyai cukup ventilasi, adanya kendaraan yang diparkirkan membuat suhu di basement menjadi meningkat.

Metode penelitian berupa survey analitik dengan rancangan cross sectional.

Sampel yang diambil sebanyak 30 dari 40 populasi dengan teknik purposive sampling, pengukuran suhu lingkungan kerja basement menggunakan alat yang bernama questtemp yang diukur oleh teknisi yang sudah pernah mengoperasikan alat tersebut sebelumnya. Sedangkan tekanan darah diukur dengan menggunakan tensi meter digital OMRON yang diukur oleh paramedis.

Dari hasil penelitian yang didapatkan selama 3 hari, Rata-rata tekanan panas sebesar 28,950C. Suhu paling tinggi adalah pada hari Sabtu yaitu 29,540C. Suhu terendah adalah pada hari Minggu yaitu 28,630C. Rata-rata tekanan darah sistolik sebelum bekerja sebesar 121 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik sebelum bekerja sebesar 81 mmHg.sedangkan rata-rata tekanan darah sistolik setelah bekerja sebesar 133 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik setelah bekerja sebesar 89 mmHg. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan tekanan darah sebelum dan sesudah pekerja melakukan pekerjaannya. Ada hubungan tekanan panas dengan terjadinya kenaikan tekanan darah pada pekerja perparkiran kendaraan bermotor di basement

Plaza Center Point Medan 2015 ( p = 0,001 ).

Di sarankan Sebaiknya pekerja lebih banyak mengonsumsi air ketika sedang bertugas dan menggunakan waktu istirahatnya dengan baik seperti beristirahat di tempat yang sejuk baik di ruang operator maupun di luar basement dan juga tidak merokok. Agar pekerja mau mengonsumsi air, pihak perusahaan sebaiknya menyediakan dan mewajibkan pekerja perparkirannya untuk meminum air. Jika memungkinkan pihak perusahaan sebaiknya memasang exhaust fan.


(71)

ABSTRACT

Medan city is a third bigger city in Indonesia. In the last 2 years, there are 4 new plazas. The buildings have basement. The basement is used as parking area. The availability of parking area is supported by the auxiliary facilities of the company such as the parking operator. More of the companies did not pay attention to the environment physical condition of the worker in parking area, while basement has not sufficient ventilation and there are any parked vehicles that cause the increasing of temperature in the basement area.

The method of research is an analytic survey with cross sectional design. The sample is 30 of 40 population by purposive sampling; the measurement of temperature in work area in basement using questtemp by technician who have operate the tools previously. And the blood pressure is measured using digital tension meter OMRON by paramedic.

Based on the results of research indicates that during 3 days, the average of temperature is 28.95 C. The higher temperature is 29.54 C. The lower temperature is 28.63 C on Sunday. The average of systolic blood pressure before take work is 121 mmHg and the average of diastolic blood pressure before take work is 81 mmHg, while the average of systolic blood preasure after to take work is 133 mmHg and the average of diastolic blood pressure after to take work is 89 mmHg. this indicates that there is increasing of blood pressure before and after to take work. There is a correlation between the temperature and the increasing of blood pressure to the parking operator in the basement Plaza Center Point Medan 2015 (p = 0.001).

It is suggested to the workers should be consuming water while being

served and use the rest time effectively on the fresh area both in operator’s room and

outside the basement and also do not smoke. So that workers want to consume water, the company should prepare and obiges workers to drink. If possible the company should put up the exhaust fan.

Keywords : Heat Pressure, Blood Pressure, Basement


(72)

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA PERPARKIRAN KENDARAAN BERMOTOR

DI BASEMENT PLAZA CENTER POINT MEDAN TAHUN 2015

SKRIPSI

Oleh :

AMITA RAHMA SHINTYAR NIM. 111000211

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015


(73)

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA PERPARKIRAN KENDARAAN BERMOTOR

DI BASEMENT PLAZA CENTER POINT MEDAN TAHUN 2015

Skripsi ini diajukan sebagai

Salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

AMITA RAHMA SHINTYAR NIM. 111000211

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015


(74)

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA PERPARKIRAN KENDARAAN BERMOTOR DI BASEMENT PLAZA CENTER POINT MEDAN TAHUN 2015” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Juli 2015

Yang membuat pernyataan,


(75)

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... i

HALAMAN PENGESAHAN... ... ... ii

ABSTRAK... iii

ABSTRACT... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR lAMPIRAN... xii

RIWAYAT HIDUP... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang… ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.2 Tujuan Umum.. ... 7

1.3.2 Tujuan Khusus. ... 7

1.4 Hipotesis Penelitian ... 8

1.5 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tekanan Panas…… ... 9

2.1.1 Definisi Tekanan Panas……… ... 9

2.1.2 Lingkungan Kerja Panas ... 9

2.1.3 Fisiologi Pertukaran Panas Tubuh ... 11

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Tekanan Panas ... 12

2.1.5 Pengukuran Suhu Udara Atmosfer ... 13

2.1.6 Gangguan Kesehatan Akibat Tekanan Panas… ... 15

2.1.7 Pengendalian Pajanan Lingkungan Panas ... 18

2.2 Takanan Darah ... 20

2.2.1 Definisi Tekanan Darah ... 20

2.2.2 Sistem Sirkulasi Tekanan Darah ... 20

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Tekanan Darah ... 21

2.2.4 Penggolongan Tekanan Darah... 24

2.2.5 Pengukuran Tekanan Darah ... 25

2.3 Hubungan Tekanan Panas ... 28


(2)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian……… ... 29

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

3.3 Populasi dan Sampel ... 29

3.3.1 Populasi Penelitian ... 29

3.3.2 Sampel Penelitian ... 30

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 30

3.5 Variabel penelitian dan Definisi Operasional ... 31

3.5.1 Variabel Penelitian ... 31

3.5.2 Pengumpulan Data ... 31

3.6 Aspek Pengukuran ... 31

3.6.1 Tekanan Panas ... 31

3.6.2 Tekanan Darah ... 33

3.7 Analisa Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Plaza Center Point Medan ... 35

4.2 Gambaran Umum Perparkiran Plaza Center Point... 35

4.3 Gambaran Umum PT.Center Park ... 36

4.3.1 Profil PT.Center Park ... 36

4.3.2 Visi PT.Center Park ... 36

4.3.3 Misi PT.Center Park ... 37

4.4 Karakteristik Responden ... 37

4.5 Hasil Univariat ... 38

4.5.1 Tekanan Panas…… ... 38

4.5.2 Tekanan Darah ... 39

4.6 Hasil Bivariat... ... 40

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden ... 42

5.2 Hasil Univariat ... 43

5.2.1 Tekanan Panas ... 43

5.3 Hubungan Tekanan Panas dengan Tekanan Darah ... 44

BAB IV PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 47

6.2 Saran……… ... 48

DAFTAR PUSTAKA


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai Ambang Batas Iklim kerja Indeks Suhu

Basah dan Bola……….. 14 Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Pekerja perparkiran

Plaza Center Point Medan Tahun 2015……… 38 Tabel 4.2 Distribusi Hasil Pengukuran Tekanan Panas di Basement Plaza Center Point Medan 2015………… 39 Tabel 4.3 Distribusi Hasil Pengukuran Tekanan Panas di Basement

Plaza Center Point Medan 2015……….………. 40 Tabel 4.4 Hasil Uji Chi Square Tekanan Panas dengan Tekanan

Darah Pada Pekerja Perpakiran Kendaraan bermotor di Plaza Center Point Medan Tahun 2015 ... 40


(4)

DAFTAR GAMBAR

Lampiran 2.1 Kerangka Konsep……….. 28


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Survey Pendahuluan

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian

Lampiran 3. Surat Balasan Izin Melakukan Penelitian

Lampiran 4. Surat Keterangan Selesai Penelitian

Lampiran 5. Denah Perparkiran Basement Plaza Center Point Medan

Lampiran 6. Hasil Pengukuran Tekanan Panas di Basement Parking Area Plaza Center Point Medan 2015

Lampiran 7. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Pada Pekerja Perparkiran Kendaraan Bermotor di Plaza Center Point Medan 2015

Lampiran 8. Master Data


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Amita Rahma Shintyar Tempat Lahir : Pekanbaru

Tanggal Lahir : 19 April 1994 Suku Bangsa : Jawa

Agama : Islam

Nama Ayah : Joko Sudarwanto Suku Bangsa Ayah : Jawa

Nama Ibu : Sinta Sukua Bangsa Ibu : Minang

Pendidikan Formal

1. SD/Taman tahun : SD Swasta Al-azhar Medan/2006 2. SLTP/Tamat tahun : SMP Swasta Al-azhar Medan/2008 3. SLTA/Tamat tahun : SMA Negeri 2 Medan/2011

4. Lama studi di FKM USU : 2011-2015