2.2 Tekanan Darah 2.2.1 Definisi Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah dari sistem sirkulasi atau sistem vascular terhadap dinding pembuluh darah Joyce dkk, 2008. Tekanan
darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Tekanan darah dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih
rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari Joyce dkk, 2008.
Tekanan darah sistolik adalah tekanan yang diturunkan sampai suatu titik dimana denyut dapat dirasakan, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan diatas
arteri brakialis perlahan-lahan dikurangi sampai bunyi janyung atau denyut arteri dengan jelas dapat didengar dan titik dimana bunyi mulai menghasilkan perbedaan
tekanan antara sistole dan diastole disebut tekanan nadi dan normalnya adalah 30-50 mmHg Hull, 1986.
2.2.2 Sistem Sirkulasi Tekanan Darah
Darah mengambil oksigen dari dalam paru-paru. Darah yang mengandung oksigen ini memasuki jantung dan kemudian dipompakan ke seluruh bagian tubuh
melalui pembuluh darah yang disebut arteri. Pembuluh darah yang lebih besar bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh darah lebih kecil hingga berukuran
mikroskopik, yang akhirnya membentuk jaringan yang terdiri dari pembuluh- pembuluh darah sangat kecil yang disebut kapiler. Jaringan ini mengalirkan darah ke
sel-sel tubuh dan menghantarkan oksigen untuk menghasilkan energi yang
Universitas Sumatera Utara
dibutuhkan demi kelangsungan hidup. Kemudian darah, yang sudah tidak beroksigen kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena, dan di pompa kembali ke paru-
paru untuk mengambil oksigen lagi. Saat jantung berdetak, otot jantung berkontraksi untuk memompakan darah ke seluruh tubuh. Tekanan tertinggi berkontraksi dikenal
sebagai tekanan sistolik. Kemudian otot jantung rileks sebelum kontraksi berikutnya, dan tekanan ini paling rendah, yang dikenal sebagai tekanan diastolik. Tekanan
sistolik dan diastolik ini diukur ketika Anda memeriksakan tekanan darah Dian, 2011.
2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah
Beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu: 1. Olahraga
Respon fisiologis terhadap olahraga adalah meningkatnya curah jantung yang akan disertai meningkatnya distribusi oksigen ke bagian tubuh yang membutuhkan,
sedangkan pada bagian-bagian yang kurang memerlukan oksigen akan terjadi vasokonstriksi, misal, traktus digestivus. Meningkatnya curah jantung pasti akan
mempengaruhi tekanan darah Ridjab, 2005. 2. Emosi
3. Stress 4. Umur
Tekanan darah akan cenderung tinggi bersama dengan peningkatan usia. Umumnya sistolik akan meningkat sejalan dengan peningkatan usia, sedangkan
Universitas Sumatera Utara
diastolik akan meningkat sampai usia 55 tahun, untuk kemudian menurun lagi Vita, 2004. Semakin tua seseorang tekanan sistoliknya akan semakin tinggi.
5. Jenis Kelamin Tekanan darah pada perempuan sebelum menopause adalah 5-10 mmHg lebih
rendah dari pria seumurnya, tetapi setelah menopause tekanan darahnya lebih meningkat Vita, 2004.
6. Obesitas Jika mempunyai ukuran tubuh yang termasuk kedalam katagori obesitas yaitu
dengan nilai IMT lebih dari 27,5 maka memungkinkan terjadinya peningkatan tekanan darah.
7. Minum Alkohol Minuman alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan
menyebabkan resistensi terhadap obat anti hipertensi Vita,2004. 8. Merokok
Pada keadaan merokok pembuluh darah di beberapa bagian tubuh akan mengalami penyempitan, dalam keadaan ini dibutuhkan tekanan yang lebih tinggi
supaya darah dapat mengalir ke bagian tubuh dengan jumlah yang tetap Vita, 2004. Untuk itu jantung harus memompa darah lebih kuat, sehingga tekanan darah pada
pembuluh darah meningkat Wardoyo, 1996.
Universitas Sumatera Utara
9. Faktor Eksternal Selain faktor dari pribadi, ada juga faktor yang mempengaruhi perubahan
tekanan darah baik sistolik maupun diastolik. Faktor tersebut adalah faktor yang berasal dari lingkungan, khususnya lingkungan kerja, seperti:
Tekanan panas Pada lingkungan kerja panas, tubuh mengatur suhunya dengan penguapan
keringat yang dipercepat dengan pelebaran pembuluh darah tepi dan pembuluh darah dalam yang disertai meningkatnya denyut nadi dan tekanan darah,
sehingga beban kardiovaskular bertambah Suma’mur, 2009. Kebisingan
Efek kebisingan terlihat dari persyarafan otonom yang ditandai dengan kenaikan tekanan darah, percepatan denyut jantung, pengerutan pembuluh darah
kulit, bertambah cepatnya metabolisme, menurunnya aktivitas alat pencernaan. Kebisingan menyebabkan kelelahan, kegugupan, rasa ingin marah, hipertensi dan
menambah stress Dian, 2011. Masa kerja
Semakin lama masa kerja dapat dikatakan semakin tinggi pula kemampuan kerja yang dimiliki, semakin efesien badan dan jiwa bekerja,
sehingga beban kerja relatif sedikit. Lamanya bekerja seseorang dari pertama bekerja hingga dilakukannya penelitian pada sampel penelitian, baik dari hari ke
hari ataupun seumur hidup Tarwaka dkk, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Lama paparan Tekanan panas memerlukan upaya tambahan pada anggota tubuh untuk
memelihara keseimbangan panas. Selanjutnya apabila pemaparan terhadap panas terus berlanjut, maka resiko terjadinya gangguan kesehatan juga akan meningkat
Dian, 2011. Beban kerja
Menurut Meskahati dalam Tarwaka 2010, dapat didefenisikan sebagai suatu perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan tuntutan
pekerjaan yang harus dihadapi.
2.2.4 Penggolongan Tekanan darah