Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Panas Pengukuran Suhu Udara Atmosfer

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Panas

Menurut Tarwaka, dkk 2004 faktor yang mempengaruhi daya tahan tubuh tenaga kerja antara lain : 1. Umur Daya tahan tubuh terhadap panas akan menurun pada umur yang lebih tua. Orang yang lebih tua akan lamban keluar keringatnya dibandingkan dengan orang muda. 2. Jenis Kelamin Terdapat perbedaan kecil dalam kapasitas antara laki-laki dan perempuan untuk berkeringat secara cukup, dalam iklim panas tidak dapat beraklimatisasi secara baik seperti laki-laki. Seorang wanita lebih tahan terhadap suhu dingin dari pada suhu panas. Hal tersebut disebabkan karena tubuh wanita mempunyai jaringan dengan daya konduksi yang lebih tinggi terhadap panas bila dibandingkan dengan laki-laki. 3. Masa Kerja Lamanya bekerja seseorang dari pertama bekerja hingga dilakukannya penelitian pada sampel penelitian. 4. Aklimatisasi Aklimatisasi adalah penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungannya yang ditandai dengan penurunan detak nadi dan suhu mulut atau suhu badan sebagai akibat pembentukan keringat. Universitas Sumatera Utara

2.1.5 Pengukuran Suhu Udara Atmosfer

Terdapat beberapa cara untuk menetapkan besarnya tekanan panas, yaitu adalah sebagai berikut Suma’mur, 2009: 1. Suhu efektif, yaitu indeks sensoris tingkat panas rasa panas yang dialami oleh seseorang tanpa baju dan bekerja enteng dalam berbagai kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan aliran udara. Kelemahan penggunaan suhu efektif ialah tidak memperhitungkan panas radiasi dan panas metabolisme tubuh. Untuk penyempurnaan pemakaian suhu efektif dengan memperhatikan panas radiasi, dibuat skala Suhu Efektif Yang Dikoreksi Corrected Effektive Temperature Scalle . Namun tetap saja ada kelemahan pada suhu efektif yaitu tidak diperhitungkannya panas hasil metabolisme tubuh. 2. Indeks Suhu Basah dan Bola ISSB Wet Bulb-Globe Temperature Index, dengan rumus-rumus sebagai berikut: ISBB = 0,7 X suhu basah + 0,2 X suhu radiasi + 0,1 suhu kering untuk bekerja pada pekerjaan dengan adanya paparan sinar matahari. ISBB = 0,7 X suhu basah + 0,3 suhu radiasi untuk bekerja pada pekerjaan tanpa disertai penyinaran sinar matahari. ISBB adalah cara pengukuran yang paling sederhana karena tidak banyak membutuhkan keterampilan cara atau metode yang tidak sulit dan besarnya tekanan panas dapat diukur dengan cepat. Nilai Ambang Batas untuk Indeks Suhu Basah dan Bola tekanan panas yang diperkenankan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam surat Universitas Sumatera Utara keputusan nomor PER.13MENX2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja adalah Tabel 2.1 Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola ISBB Pengaturan Waktu Kerja Setiap Jam ISBB O C Beban Kerja Ringan Sedang Berat Berkerja terus menerus 8 jamhari - 30,0 26,7 25,0 75 kerja 25 istirahat 30,6 28,0 25,9 50 kerja 50istirahat 31,4 29,4 27,9 25 kerja 75istirhat 32,2 31,1 30,0 Menurut Tarwaka 2010 peralatan modern yang digunakan untuk mengukur ISBB adalah Area Heat Monitor. Dimana alat tersebut dioperasikan secara digital yang meliputi parameter suhu basah, suhu kering, suhu radiasi dan ISBB atau WBGT in dan WBGT out yang hasilnya tinggal membaca pada alat dengan menekan tombol operasional dalam satuan C atau F. pada waktu pengukuran alat ditempatkan sekitar sumber panas dimana pekerja melakukan pekerjaannya. 3. Prediksi kecepatan keluar keringat selama 4 jam predicted – 4 – hour sweat rate disingkat P4SR, yaitu banyaknya prediksi keringat keluar selama 4 jam sebagai akibat kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan aliran udara serta panas radiasi. Nilai prediksi ini dapat pula dikoreksi untuk bekerja dengan berpakaian dan juga menurut tingkat kegiatan dalam melakukan pekerjaan. Universitas Sumatera Utara 4. Indeks Belding-Hacth, yaitu kemampuan berkeringat orang standar yaitu orang muda dengan tinggi 170 cm dan berat badan 154 pon, dalam keadaan sehat memiliki kesegaran jasmani, serta beraklimatisasi terhadap iklim kerja panas. Dalam lingkungan panas , efek pendinginan penguapan keringat adalah mekanisme terpenting untuk mempertahankan keseimbangan termis badan. Maka dari itu, Belding dan Hacth mendasarkan indeksnya atas perbandingan banyaknya keringat yang diperlukan untuk mengimbangi panas dan kapasitas maksimal tubuh untuk berkeringat untuk menentukan indeks tersebut, diperlukan pengukuran suhu kering dan suhu basah, suhu bola, kecepatan aliran udara, dan produksi panas sebagai akibat kegiatan melakukan pekerjaan. Namun Indeks Belding-Hacth mempunyai kelemahan yaitu:  Dalam perusahaan dan terutama bagi bangsa ras yang berbeda, pengertian orang standar tidak bisa berlaku untuk keseluruhan.  Indeks didasarkan atas percobaan orang tanpa pakaian, sedangkan tenaga kerja melakukan pekerjaannya dengan berpakaian. Untuk itu, perlu koreksi sekitar 40 terhadap Indeks Belding-Hacth, jika digunakan untuk orang- orang yang berkerja.

2.1.6 Gangguan Kesehatan Akibat Tekanan Panas