Unsur-Unsur Dalam Tindak Pidana

upaya menyelamatkan jiwa ibu dan atau janin yang dikandungnya, dapat diambil tindakan medis tertentu. 27

B. Unsur-Unsur Dalam Tindak Pidana

Menurut Adam Chazami, unsur-unsur tindak pidana terdiri dari :

1. Unsur formal meliputi

a. Perbuatan manusia, yaitu perbuatan dalam arti luas, artinya tidak berbuat yang termasuk perbuatan dan dilakukan oleh manusia. b. Melanggar peraturan pidana. Dalam artian bahwa sesuatu akan dihukum apabila sudah ada peraturan pidana sebelum yang telah mengatur peraturan tersebut, jadi hakim tidak dapat menuduh suatu kejahatan yang telah dilakukan dengan suatu peraturan pidana, maka tidak ada tindak pidana. c. Diancam dengan hukuman, hal yang ini bermaksud bahwa KUHP mengatur tentang hukuman yang berbeda berdasarkan tindak pidana yang telah dilakukan. d. Dilakukan oleh orang yang bersalah, dimana unsure-unsur kesalahan yaitu harus ada kehendak, keinginan atau kemauan dari orang yang melakukan tindak pidana serta orang tersebut berbuat sesuatu dengan sengaja, mengetahui dan sadar sebelumnya terhadap akibat perbuatannya. Kesalahan dalam arti sempit dapat diartikan kesalahan 27 Portal HR, UU.No. 23 tahun 2009, diakses dari http:www.portalhr.comwp- contentuploadsdatapdfspdf_peraturan 1204 001310.pdf, pada tanggal 29 November 2015 pukul 00.53 WIB Universitas Sumatera Utara yang disebabkan karena si pembuat kurang memperhatikan akibat yang tidak dikehendaki oleh ndang-undang. e. Pertanggung jawaban yang menentukan bahwa orang yang tidak sehat ingatannya tidak dapat diminta pertanggungjawabannya. Dasar dari pertanggungjawaban seseorang terletah dalam keadaan jiwanya.

2. Unsur materil

Tindak pidana bersifat bertentangan dengan hukum, yaitu harus benar- benar dirasakan oleh masyarakat sehingga perbuatan yang patut dilakukan. Jadi meskipun perbuatan itu memenuhi rumusan undang-undang, tetapi apabila tidak bersifat melawan hukum, maka perbuatan itu bukan merupakan suatu tindak pidana. Unsur-unsur tindak pidana dalam ilmu hukum pidana dibedakan dalam dua macam, yaitu unsur objektif dan unsur subjektif. Unsur objektif dan unsur subjektif. Unsur objektif adalah unsur yang terdapat diluar diri pelaku tindak pidana. Unsur objektif ini meliputi : a. Perbuatan atau kelakuan manusia, dimana perbuatan atau kelakuan manusia itu ada yang aktif berbuat sesuatu, missal membunuh Pasal 338 KUHP, menganiaya Pasal 351 KUHP. b. Akibat yang menjadi syarat mutlak dari delik. Hal ini terdapat dalam delik material atau delik yang dirumuskan secara material, misalnya pasal 338 KUHP, Penganiayaan pasal 351 KUHP dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara c. Ada unsur melawan hukum. Setiap perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana oleh peraturan perundang-undangan hukum pidana itu harus bersifat melawan hukum, meskipun unsur ini tidak dinyatakan dengan tegas dalam perumusan. Beberapa tindak pidana memerlukan hal-hal objektif yang menyertainya untuk mendapat sifat tindak pidananya. Salah satu tindak pidana tersebut harus dilakukan didepan umum seperti : penghasutan Pasal 160 KUHP, melanggar kesusilaan Pasal 281 KUHP. Dalam hal ini terdapat dua unsur yang mempunyai sifat tindak pidananya, yaitu : a. Unsur yang memberatkan tindak pidana. Hal ini terdapat dalam delik-delik yang dikualifikasikan oleh akibanya, yaitu karena timbulnya akibat tertentu, maka ancaman pidana diperberat. b. Unsur tambahan yang menentukan tindak pidana.

3. Unsur subjektif

Tindak pidana juga mengenal adanya unsur subjektif, unsur ini meliputi : a. Kesengajaan b. Kealpaan c. Niat d. Dengan rencana lebih dahulu Perbuatan dikatakan melawan hukum apabila orang tersebut melanggar undang-undang yang ditetapkan oleh hukum, tidak semua tindak pidana Universitas Sumatera Utara merupakan perbuatan melawan karena ada alasan pembenar, pasal 50 dan pasal 51 KUHP. Sifat melawan hukum itu sendiri meliputi : a. Sifat formil yaitu bahwa perbuatan tersebut diatur oleh undang-undang. b. Sifat materil yaitu bahwa perbuatan tersebut tidak selalu harus diatur dalam undang-undang tetapi juga dengan perasaan keadilan dalam masyarakat. Perbuatan melawan hukum dapat dibedakan atas dua bagian sesuai fungsinya antara lain : a. Fungsi negatif Mengakui kemungkinan adanya hal-hal diluar undang-undang dapat menghapus sifat melawan hukum suatu perbuatan yang memenuhi rumusan undang-undang. b. Fungsi positif Mengakui bahwa suatu perbuatan itu tetap merupakan tindak pidana meskipun tidak dinyatakan diancam pidana dalam undang-undang, apabila bertentangan dengan hukum atau aturan-aturan yang ada diluar undang- undang. Sifat melawan hukum untuk yang tercantum dalam undang-undang secara tegas haruslah dapat dibuktikan. Jika unsur melawan hukum dianggap memiliki fungsi negatif maka hal itu tidak perlu dibuktikan. 28 28 Chazami Adam. Op.Cit., Hal.113. Universitas Sumatera Utara

C. Kelalaian culpa dan Kesengajaan dalam Tindak pidana

Dokumen yang terkait

Tindak Pidana Bersyarat pada Pelaku Kecelakaan Lalu Lintas yang dilakukan oleh Anak Dalam Praktik (Studi Putusan Nomor: 217/Pid.Sus/2014/PT.Bdg)

0 73 91

Tindak Pidana Membantu Melakukan Pencurian dengan Kekerasan yang Dilakukan oleh Anak (Studi Putusan Nomor : 03/PID.SUS-Anak/2014/PN.MDN)

1 116 103

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Pertanggungjawaban Pidana Notaris Terhadap Akta yang Dibuatnya (Studi Putusan Mahkamah Agung Register No. 1099K/PID/2010)

8 79 154

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Dalam Tindak Pidana Pemerkosaan (Putusan Mahkamah Agung Nomor 840 K/Pid.Sus/2009)

0 6 12

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Terhadap Tindak Pidana Pemalsuan Kartu Keluarga Dan Perzinahan (Putusan Nomor: 978 K/PID/2011)

0 4 13

Kajian Yuridis Putusan Rehabilitasi terhadap Pelaku Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika (Studi Putusan Mahkamah Agung No.593/K.Pid. Sus/2011)

0 9 10

Tindak Pidana Penyertaan Pembunuhan Perspektif Hukum Islam (Analisis Putusan Mahkamah Agung No. 959 K/Pid/2012)

1 7 116

BAB I PENDAHULUAN - Tindak Pidana Membantu Melakukan Pencurian dengan Kekerasan yang Dilakukan oleh Anak (Studi Putusan Nomor : 03/PID.SUS-Anak/2014/PN.MDN)

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah

1 1 40