Peraturan perundang-undangan INTERNET Pembuktian Tindak Pidana

Saifuddin Bari A, Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2008 Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 2004. Wiyanto, Asas-Asas Hukum Pidana Indonesia, CV. Mandar Maju 2012. Yunanto. Hukum Pidana Malpraktik Medik. Penerbit Andi Yogyakarta. 2010.

B. Peraturan perundang-undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Undang-Undang Nomor 3 tahun 2009

C. INTERNET

http:www.Academia.edu8062526Payung Hukum Pelaksanaan Abortus Provokatus http:repository.usu.ac.idbitstream12345678915521pid-syafruddin6.pdf http:www.lontar.ui.ac.idfile?file=digital123761-PK20IV202137.8280- Keterbukaan20informasi-Metodologi.pdf http:www.portalhr.comwp-contentuploadsdatapdfspdf_peraturan 1204 001310.pdf Universitas Sumatera Utara https:www.academia.edu6739915TINJAUAN_PUSTAKA http:www.hukumonline.comklinikdetailcl840ancaman-pidana-terhadap- pelaku-aborsi-ilegal http:wonkdermayu.wordpress.comartikelmalpraktek-dan-pertanggungjawaban- hukumnya http:kbbi.web.iddukun Universitas Sumatera Utara BAB III PERTANGGUNG JAWABAN TINDAK PIDANA ABORSI OLEH SEORANG DUKUN BERANAK, DALAM PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 2189 KPid2010

A. Pertanggungjawaban Tindak Pidana Aborsi oleh Dukun beranak dalam Putusan MA no. 2189 KPid2010

Amar Putusan Pengadilan Tinggi Jambi No : 78PID2010PT. JBI. Tanggal 01 September 2010 sebagai berikut : 1. Terdakwa RUKIYAH alias WAK KIYAH binti SAID AGIL BARGABAH telah terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Menggugurkan Kandungan”; 2. Terdakwa tersebut dihukum dengan pidana penjara selama 1 satu tahun dan 6 enam bulan 3. Lamanya Terdakwa berada dalam tahanan akan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; 4. Terdakwa berada dalam tahanan akan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ; 5. Terdakwa tetap berada dalam tahanan ; 6. Barang bukti : a. 1 satu buah gunting kecil yang terbuat dari bahan Stainless. b. 1 Satu buah alat suntik Injeksi dan 2 dua Jarum suntik . c. 1 Satu buah besi kecil berbentuk bulat dengan panjang sekitar 20 cm terbuat dari bahan Stainless. d. 1 satu buah sarung tangan warna kuning terbuat dari karet. Universitas Sumatera Utara e. 1 satu buah kasur busa ukuran panjang 200 cm warna kuning merah bertuliskan Little Big Cat bergambar boneka. f. 1 satu buah terpalkaret warna hijau dengan ukuran panjang 100 cm dan lebar 60 cm. g. 1 satu buah cangkul bertuliskan Wiling Tolls dengan gagang terbuat dari kayu warna coklat panjang 100 cm. h. 1 satu lembar kaos dalam laki-laki warna putih. i. 15 satu per lima minyak baby oil merk Cussons beserta 1 botol Cussons baby oli ukuran 50 ml tutup warna pink, dirampas untuk dimusnakan. 7. Terdakwa dibebani untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- dua ribu rupiah ; Pengertian hukum pidana dapat disebut ciri atau unsur kesalahan dalam arti yang luas yaitu : 1. Dapatnya dipertanggungjawabkan pembuat. 2. Adanya kaitan psikis antara pembuat dan perbuatan yaitu sengaja atau kesalahan dalam arti sempit. 3. Tidak adanya dasar peniadaan pidana yang menghapus dapatnya dipertangggungjawabkan sesuatu perbuatan kepada pembuat. Butir 3 dapat dilihat kaitan antara kesalahan dan melawan hukum. Tidak mungkin ada kesalahan tanpa adanya melawan hukum. Tetapi seperti dikatakan oleh Vos, mungkin ada melawan hukum tanpa adanya kesalahan. Universitas Sumatera Utara Melawan hukum adalah mengenai perbuatan yang abnormal secara objektif. Kalau perbuatan itu sendiri tidak melawan hukum berarti bukan perbuatan abnormal. Untuk hal ini tidak lagi diperlukan jawaban siapa pembuatnya. Kalau perbuatannya sendiri tidak melawan hukum berarti pembuatnya tidak bersalah. Kesalahan adalah unsure subjektif yaitu untuk pembuat tertentu. Ada kesalahan jika pembuat dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatan. Perbuatan dapat dicelakan terhadapnya. Celaan ini bukan celaan etis, tetapi celaan hukum. Beberapa perbuatan yang dibenarkan secara etis dapat dipidana. Peraturan hukum dapat memaksa kenyakinan etis pribadi kita singkirkan. Menurut Roeslan Saleh mengatakan bahwa “dilihat dari masyarakat” menunjukan pandangan normatif mengenai kesalahan katanya, dulu orang berpandangan psikologis mengenai kesalahan seperti juga pembentuk Wvs Belanda, sekarang pandangan normatif. Bahasa Indonesia memiliki hanya ada satu istilah yang dipergunakan yaitu pertanggungjawaban, sedangkan didalam bahasa belanda ada 3 kata sinonim menurut Pompe, Aansprakelijk, Veratwoordelijk dan Torekembaar. Orangnya yang aanspraakelijk atau verantwoorkdelijk, sedangkan toerekenbaar bukanlah orangnya, tetapi perbuatan yang dipertanggungjawabkan kepada orang, biasanya pengarang lain memakai istilah toerekeningsvatbaar. Universitas Sumatera Utara Kata Pompe, sebagai ukuran untuk dapat dipertanggungjawabkan sebagian besar penulis memakai formula kemungkinan terpikirkan oleh pembuat tentang arti perbuatan dan pikiran itu ditunjukan yang sesuai dengan perbuatan. 40 Amar Putusan Pengadilan Tinggi Jambi No : 78PID2010PT. JBI. Tanggal 01 September 2010 adalah : 1. Keterangan Terdakwa sehingga menimbulkan adanya kegiatan aborsi Keguguran yang dilakukan RUKIYAH Alias WAK KIYAH Binti SAID AGIL BARGABAH. Terdakwa RUKIYAH Alias WAK KIYAH Binti SAID AGIL BARGABAH pada hari sabtu tanggal 19 Desember 2009 sekitar pukul 11.00 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2009 di Jln. Iswahyudi Lr. Subur RT. 07 No. 48 Kel. Pasir Putih Kec. JMBI selatan Kota Jambi atau setidak-tidaknya termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jambi, dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuan atas Nita Talita Almarhum dan ditemani oleh Reni untuk datang ke rumah Terdakwa RUKIYAH alias WAK KIYAH Binti SAID AGIL BARGABAH. Terdakwa RUKIYAH melakukan melakukan pengurutan dibagian perut Nita Talita almarhum kemudian juga Terdakwa menyuntikan obat kedalam tubuh NitaTalita dengan tujuan Terdakwa untuk membuka rahim Nita Talita Almarhum untuk mempermudah mengeluarkan janin secara paksa dengan cara menggugurkan dengan obat yang digunakan OXITOXIN dengan 40 Hamzah Andi. Azas-Azas Hukum pidana. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta 1991. Halaman 125. Universitas Sumatera Utara menyuntikan dipantat Nita Talita Almarhum dan obat yang digunakan di kemaluan bernama SITOKTEK, Kemudian esok pada hari minggu tanggal 20 Desember 2009 sekitar pukul 11.00 Wib Janin yang ada didalam rahim Nita Talita Almarhum dikeluarkan dalam keadaan meninggal sarung tangan membersihkan pusat janin dengan gunting kecil dan memandikan janin tersebut yang dilakukan oleh Terdakwa dan bungkus dengan kaos warna putih kepada saksi M. Reza dan menguburkan janin dibawah pohon pisang disamping kanan sebelah rumah saksi M. Reza. 2. Biaya Yang Dikeluarkan Nita Talita Almarhum Kepada Terdakwa RUKIYAH Alias WAK KIYAH. a. Upah Terdakwa tanggal 20 Nopember 2009 Sebesar Rp 800.000,- delapan ratus ribu rupiah. b. Upah Terdakwa tanggal 23 Nopember 2009 Sebesar Rp 100.000,- seratus ribu rupiah. c. Upah Terdakwa tanggal 27 Nopember 2009 sebesar Rp 500.000,- lima ratus rupiah. 3. Saksi terjadi kegiatan aborsi sesuai putusan Mahkamah Agung a. Saksi Reni Saksi Reni menemani Nita Talita almarhum tanggal 23 Nopomber 2009 untuk melanjuti lagi pengurutan yang dilakukan oleh Terdakwa RUKIYAH Alias WAK KIYAH binti SAID AGIL BARGABAH. Universitas Sumatera Utara b. Saksi M. Reza Saksi M. Reza mengambil janin dari tangan Terdakwa RUKIYAH Alias WAK KIYAH binti SAID AGIL BARGABAH dan menguburkan janin tersebut dibawah pohon pisang disamping kanan sebelah rumah saksi tersebut. 4. Barang bukti berupa : a. 1 satu buah gunting kecil yang terbuat dari bahan Stainless. b. 1 Satu buah alat suntik Injeksi dan 2 dua Jarum suntik ; c. 1 Satu buah besi kecil berbentuk bulat dengan panjang sekitar 20 cm terbuat dari bahan Stainless. d. 1 satu buah sarung tangan warna kuning terbuat dari karet. e. 1 satu buah kasur busa ukuran panjang 200 cm warna kuning merah bertuliskan Little Big Cat bergambar boneka. f. 1 satu buah terpalkaret warna hijau dengan ukuran panjang 100 cm dan lebar 60 cm. g 1 satu buah cangkul bertuliskan Wiling Tolls dengan gagang terbuat dari kayu warna coklat panjang 100 cm; h. 1 satu lembar kaos dalam laki-laki warna putih. i. 15 satu per lima minyak baby oil merk Cussons beserta 1 botol Cussons baby oli ukuran 50 ml tutup warna pink. Berdasarkan keterangan Terdakwa bahwa sebab-sebab etiologi criminal maka ia melakukan Aborsi terhadap Nita Talita Almarhum dengan barang- barang bukti yang ada. Universitas Sumatera Utara 5. Hukuman Pidana a. Tuntutan Pidana Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Jambi tanggal 22 Juni 2010 Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa RUKIYAH als WAK KIYAH binti SAID AGIL BARGABAH dengan pidana penjara selama 3 tiga tahun dipotong selama dalam tahanan dengan perintah Terdakwa untuk tetap ditahan. Berdasarkan fakta-fakta yang ada, maka perbuatan Terdakwa memenuhi unsur-unsur yang didakwakan oleh Jaksa penuntut umum. b. Putusan Pengadilan Negeri Jambi No.235Pid.B2010PN.JBI tanggal 01 Juli 2010 Berdasarkan perbuatan Terdakwa maka sudah termasuk dalam tindak pidana berupa pidana penjara selama 1 satu tahun dan 6 enam bulan. Memperhatikan Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009, Undang-Undang Nomor 5 tahun 2004 dan perubahan kedua undang-undang Nomor 3 tahun 2009, Hal-hal yang memperberat adalah Perbuatan terdakwa yang telah menyebabkan orang mati. 6. Penyebab-penyebab terjadinya aborsi ialah a. Kurangnya pengetahuan yang lengkap dan benar mengenai proses terjadinya kehamilan, dan metode-metode pencegahan kehamilan. b. Kehamilan yang tidak diinginkan bisa terjadi akibat tindak perkosaan. Universitas Sumatera Utara c Kehamilan yang tidak diinginkan bisa terjadi pada remaja yang telah menikah dan telah menggunakan cara pencegahan kehamilan tetapi tidak berhasil kegagalan alat kontrasepsi. d Kurangnya pendidikan tentang kesehatan reproduksi e Pengaruh media informasi. f Tidak memakai alat kontrasepsi saat berhubungan intim Semakin longgarnya norma-norma dan nilai-nilai budaya agama serta kurangnya pengawasan orang tua baik di rumah maupun di sekolah. 7. Pasal-pasal yang tentang aborsi atau pengguguran kandungan adalah

a. Pasal 346 KUHP menyatakan :

Seorang perempuan yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyeluruh orang lain untuk itu maka diancam dengan paling lama 6 enam tahun. b. Pasal 347 KUHP menyatakan : 1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang perempuan tanpa persetujuannya diancam dengan pidana penjara paling lama 12 dua belas tahun. 2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya perempuan tersebut maka diancam dengan pidana penjara paling lama 15 lima belas tahun. c. Pasal 348 KUHP menyatakan : 1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang perempuan dengan persetujuannya diancam dengan pidana penjara paling 5 lima tahun 6 enam bulan. Universitas Sumatera Utara 2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya perempuan tersebut maka diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tujuh tahun. d. Pasal 349 KUHP menyatakan : Jika seorang dokter, bidan, atau juru obat membantu melakukan kejahatan berdasarkan Pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterapkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambahkan dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan. Rumusan pasal-pasal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Seorang perempuan hamil yang dengan sengaja melakukan aborsi atau ia menyuruh orang lain, diancam hukuman empat tahun penjara. 2. Seseorang yang dengan sengaja melakukan aborsi terhadap ibu hamil dengan tanpa persetujuan ibu hamil tersebut, diancam hukuman penjara 12 tahun, jika ibu hamil tersebut mati, diancam penjara 15 tahun penjara. 3. Jika dengan persetujuan ibu hamil, maka diancam hukuman 5,5 tahun penjara bila ibu hamil tersebut mati diancam hukuman 7 tahun penjara. Universitas Sumatera Utara 4. Jika yang melakukan atau membantu melakukan aborsi tersebut seorang dokter, bidan atau juru obat ancaman hukumannya ditambah sepertiganya hak untuk berpraktik dapat dicabut. 5. Setiap janin yang dikandung sampai akhirnya nanti dilahirkan berhak untuk hidup serta mempertahankan hidupnya. Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus Criminalis”, sedangkan yang menerima hukuman adalah: 1. Ibu yang melakukan aborsi 2. Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi 3. Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi 8. Hasil Visum Et-Repetrum Nomor R19XII2009Dokpol Tanggal 30 Desember 2009 perihal pemeriksaan janin Ny. Nita Talita almarhum ditangani oleh Dokter Pramujoko, Sp. F, DFM dengan sumpah jabatan sesuai hasil pemeriksaan sebagai berikut : a. Mayat janin berseta dengan ari-arinya dibungkus kain mori berwarna putih yang kotor oleh tanah dan cairan pembusukkan. b. Mayat Janin sudah terpisah dengan ari-arinya dan dalam keadaan sudah membusuk dan pipih. c. Panjang janin tiga belas setengah sentimeter, jenis kelamin janin tidak dapat ditentukan. d. Ari-ari dalam keadaan sudah membusuk, namun masih dapat dikenali sebagai jaringan ari-ari dan kondisinya tidah utuh. Universitas Sumatera Utara Dengan sengaja termasuk juga dalam niat Terdakwa, ini dapat dibuktikan dengan menimbulkan kematian ini terbukti dengan hasil Visum Et-Repertum.

B. Pembuktian Tindak Pidana

Ruang lingkup hukum pidana, suatu perbuatan dikatakan perbuatan pidana apabila memenuhi semua unsur yang telah ditentukan secara dalam suatu aturan perundang-undangan pidana. Sesuai pasal 1 ayat 1 KUHP yang menyebutkan bahwa tiada suatu perbuatan yang dapat dipidana kecuali atas kekuatan aturan pidana dalam peraturan perundang-undangan yang telah ada, sebelum perbuatan itu dilakukan. Nullum delictum noela poena sine previa lege tidak ada delik, tidak ada pidana tanpa peraturan lebih dahulu. Pasal 1 ayat 1 KUHP ini dikenal dengan atas legalitas. Kata kecuali dalam pasal 1 ayat 1 KUHP ini mengandung pembatasan terhadap perbuatan pidana. Tidak setiap perbuatan dapat dikriminalkan walaupun secara etik mungkin bertentangan dengan moral kemasyarakatan atau bertentangan dengan hukum kebiasaan suatu masyarakat. Criminal malpractice, pembuktian didasarkan pada terpenuhi tidaknya semua unsure pidana karena tergantung dari jenis criminal merupakan malpractice yang didakwakan. Criminal malpractice delik umum, pembuktiannya pun tunduk pada hukum acara pidana yang berlaku, yaitu kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP. Dalam pasal 184 KUHAP disebutkan sebagai alat bukti yang dapat digunakan untuk membuktikan peraturan pidana, yaitu keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, dan Universitas Sumatera Utara keterangan terdakwa. Perbuatan dikatakan terbukti sebagai perbuatan pidana apabila berdasarkan minimal dua alat bukti tersebut hakim memperoleh kenyakinan bahwa perbuatan merupakan perbuatan pidana. Ilmu hukum pidana, perbuatan dikatakan perbuatan hukum pidana apabila semua unsur pidananya terpenuhi. Malpraktek medic dapat ke ranah hukum pidana apabila memenuhi syarat – syarat dalam 3 aspek yaitu : 1. Syarat sikap batin dokter. 2. Syarat dalam perlakuan medis. 3. Syarat mengenai hal akibat. Dasar syarat dalam sikap batin adalah syarat sengaja atau culpa, yaitu wujud perbuatan dalam melakukan tindakan medik, syarat pelakuan medis adalah perlakuan medis yang menyimpang, dan syarat akibat adalah syarat mengenai timbulnya dalam pelayanan medik dapat mengalami kesalahan sengaja atau lalai yang pada ujungnya menimbulkan malpraktek medik, apabila dilakukan secara menyimpang. Dapat diartikan bahwa umumnya melakukan malpraktek dan tidak selalu berakibat terjadinya malpraktek kedokteran menurut hukum, selain perbuatan-perbuatan dalam perlakuan medic tersebut menyimpang masih ada syarat sikap batin akibat yang tidak mudah dipahami dan diterapkan. Kasus konkret tertentu menunjukan perbuatan yang ternyata salah kadangkala bisa dibenarkan dengan alasan tertentu. Hal itu berarti untuk kasus konkret tertentu kadang diperlukan Misalnya salah dalam membuat diagnosa tetapi perbuatan itu dapat dibenarkan apabila ada alasan Universitas Sumatera Utara pembenar yaitu fakta-fakta medis yang ada hasil pemeriksaan sesuai standart dari sudut kepatutan dibenarkan untuk menarik kesimpulan diagnosis. 41 Indonesia terdapat 2 dua aturan hukum yang mengatur tentang aborsi, yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan. Dalam pasal aborsi ada di pasal 346, 347, 348, dan 349 KUHP. Pasal 346 KUHP menyatakan : Seorang perempuan yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyeluruh orang lain untuk itu maka diancam dengan paling lama 6 enam tahun. Pasal 347 KUHP menyatakan : 1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang perempuan tanpa persetujuannya diancam dengan pidana penjara paling lama 12 dua belas tahun. 2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya perempuan tersebut maka diancam dengan pidana penjara paling lama 15 lima belas tahun. 41 Ibid., Hal. 47 Universitas Sumatera Utara Pasal 348 KUHP menyatakan : 1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang perempuan dengan persetujuannya diancam dengan pidana penjara paling 5 lima tahun 6 enam bulan. 2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya perempuan tersebut maka diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tujuh tahun. Pasal 349 KUHP menyatakan : Jika seorang dokter, bidan, atau juru obat membantu melakukan kejahatan berdasarkan Pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterapkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambahkan dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan. Pada 347 dan 348 KUHP mengatur keterlibatan orang lain tindak pidana aborsi. Apabila seseorang melakukan aborsi tanpa persetujuan dari perempuan yang kandungannya diaborsi, maka pertanggungjawaban pidana pelaku didasarkan pada Pasal 348 KUHP. Adapun Pasal 349 KUHP mengatur tentang pemberatan dan pemberian pidana tambahan, yaitu dapat ditambah 13 dari ancaman pidana dalam pasal yang dijadikan dasar tuntutan dan pencabutan hak untuk menjalankan pekerjaan profesi, apabila aborsi dilakukan oleh dokter atau bidan atau apoteker. Tindak pidana aborsi dalam perpektif Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1992 diatur dalam pasal 80 ayat 1. 42 42 Yunanto. Ibid. Halaman 59. Universitas Sumatera Utara BAB IV PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENGADILI PELAKU TINDAK PIDANA ABORSI OLEH SEORANG DUKUN BERANAK, DALAM PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 2189 KPid2010

A. KRONOLOGIS KASUS

Dokumen yang terkait

Tindak Pidana Bersyarat pada Pelaku Kecelakaan Lalu Lintas yang dilakukan oleh Anak Dalam Praktik (Studi Putusan Nomor: 217/Pid.Sus/2014/PT.Bdg)

0 73 91

Tindak Pidana Membantu Melakukan Pencurian dengan Kekerasan yang Dilakukan oleh Anak (Studi Putusan Nomor : 03/PID.SUS-Anak/2014/PN.MDN)

1 116 103

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Pertanggungjawaban Pidana Notaris Terhadap Akta yang Dibuatnya (Studi Putusan Mahkamah Agung Register No. 1099K/PID/2010)

8 79 154

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Dalam Tindak Pidana Pemerkosaan (Putusan Mahkamah Agung Nomor 840 K/Pid.Sus/2009)

0 6 12

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Terhadap Tindak Pidana Pemalsuan Kartu Keluarga Dan Perzinahan (Putusan Nomor: 978 K/PID/2011)

0 4 13

Kajian Yuridis Putusan Rehabilitasi terhadap Pelaku Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika (Studi Putusan Mahkamah Agung No.593/K.Pid. Sus/2011)

0 9 10

Tindak Pidana Penyertaan Pembunuhan Perspektif Hukum Islam (Analisis Putusan Mahkamah Agung No. 959 K/Pid/2012)

1 7 116

BAB I PENDAHULUAN - Tindak Pidana Membantu Melakukan Pencurian dengan Kekerasan yang Dilakukan oleh Anak (Studi Putusan Nomor : 03/PID.SUS-Anak/2014/PN.MDN)

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah

1 1 40