Saifuddin Bari A, Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2008
Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 2004. Wiyanto, Asas-Asas Hukum Pidana Indonesia, CV. Mandar Maju 2012.
Yunanto. Hukum Pidana Malpraktik Medik. Penerbit Andi Yogyakarta. 2010.
B. Peraturan perundang-undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Undang-Undang Nomor 3 tahun 2009
C. INTERNET
http:www.Academia.edu8062526Payung Hukum
Pelaksanaan Abortus
Provokatus http:repository.usu.ac.idbitstream12345678915521pid-syafruddin6.pdf
http:www.lontar.ui.ac.idfile?file=digital123761-PK20IV202137.8280- Keterbukaan20informasi-Metodologi.pdf
http:www.portalhr.comwp-contentuploadsdatapdfspdf_peraturan 1204 001310.pdf
Universitas Sumatera Utara
https:www.academia.edu6739915TINJAUAN_PUSTAKA
http:www.hukumonline.comklinikdetailcl840ancaman-pidana-terhadap- pelaku-aborsi-ilegal
http:wonkdermayu.wordpress.comartikelmalpraktek-dan-pertanggungjawaban- hukumnya
http:kbbi.web.iddukun
Universitas Sumatera Utara
BAB III PERTANGGUNG JAWABAN TINDAK PIDANA ABORSI
OLEH SEORANG DUKUN BERANAK, DALAM PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 2189 KPid2010
A. Pertanggungjawaban Tindak Pidana Aborsi oleh Dukun beranak dalam Putusan MA no. 2189 KPid2010
Amar Putusan Pengadilan Tinggi Jambi No : 78PID2010PT. JBI. Tanggal
01 September 2010 sebagai berikut :
1. Terdakwa RUKIYAH alias WAK KIYAH binti SAID AGIL
BARGABAH telah terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Menggugurkan Kandungan”;
2. Terdakwa tersebut dihukum dengan pidana penjara selama 1 satu tahun
dan 6 enam bulan 3.
Lamanya Terdakwa berada dalam tahanan akan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
4. Terdakwa berada dalam tahanan akan dikurangkan seluruhnya dari pidana
yang dijatuhkan ; 5.
Terdakwa tetap berada dalam tahanan ; 6.
Barang bukti : a. 1 satu buah gunting kecil yang terbuat dari bahan Stainless.
b. 1 Satu buah alat suntik Injeksi dan 2 dua Jarum suntik . c. 1 Satu buah besi kecil berbentuk bulat dengan panjang sekitar 20 cm
terbuat dari bahan Stainless. d. 1 satu buah sarung tangan warna kuning terbuat dari karet.
Universitas Sumatera Utara
e. 1 satu buah kasur busa ukuran panjang 200 cm warna kuning merah bertuliskan Little Big Cat bergambar boneka.
f. 1 satu buah terpalkaret warna hijau dengan ukuran panjang 100 cm dan lebar 60 cm.
g. 1 satu buah cangkul bertuliskan Wiling Tolls dengan gagang terbuat dari kayu warna coklat panjang 100 cm.
h. 1 satu lembar kaos dalam laki-laki warna putih. i. 15 satu per lima minyak baby oil merk Cussons beserta 1 botol
Cussons baby oli ukuran 50 ml tutup warna pink, dirampas untuk dimusnakan.
7. Terdakwa dibebani untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,-
dua ribu rupiah ; Pengertian hukum pidana dapat disebut ciri atau unsur kesalahan dalam
arti yang luas yaitu : 1. Dapatnya dipertanggungjawabkan pembuat.
2. Adanya kaitan psikis antara pembuat dan perbuatan yaitu sengaja atau kesalahan dalam arti sempit.
3. Tidak adanya dasar peniadaan pidana yang menghapus dapatnya dipertangggungjawabkan sesuatu perbuatan kepada pembuat.
Butir 3 dapat dilihat kaitan antara kesalahan dan melawan hukum. Tidak mungkin ada kesalahan tanpa adanya melawan hukum. Tetapi seperti
dikatakan oleh Vos, mungkin ada melawan hukum tanpa adanya kesalahan.
Universitas Sumatera Utara
Melawan hukum adalah mengenai perbuatan yang abnormal secara objektif. Kalau perbuatan itu sendiri tidak melawan hukum berarti bukan
perbuatan abnormal. Untuk hal ini tidak lagi diperlukan jawaban siapa pembuatnya. Kalau perbuatannya sendiri tidak melawan hukum berarti
pembuatnya tidak bersalah. Kesalahan adalah unsure subjektif yaitu untuk pembuat tertentu.
Ada kesalahan jika pembuat dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatan. Perbuatan dapat dicelakan terhadapnya. Celaan ini bukan celaan
etis, tetapi celaan hukum. Beberapa perbuatan yang dibenarkan secara etis dapat dipidana. Peraturan hukum dapat memaksa kenyakinan etis pribadi kita
singkirkan. Menurut Roeslan Saleh mengatakan bahwa “dilihat dari masyarakat”
menunjukan pandangan normatif mengenai kesalahan katanya, dulu orang berpandangan psikologis mengenai kesalahan seperti juga pembentuk Wvs
Belanda, sekarang pandangan normatif. Bahasa Indonesia memiliki hanya ada satu istilah yang dipergunakan yaitu pertanggungjawaban, sedangkan didalam
bahasa belanda ada 3 kata sinonim menurut Pompe, Aansprakelijk, Veratwoordelijk dan Torekembaar.
Orangnya yang aanspraakelijk atau verantwoorkdelijk, sedangkan toerekenbaar
bukanlah orangnya,
tetapi perbuatan
yang dipertanggungjawabkan kepada orang, biasanya pengarang lain memakai
istilah toerekeningsvatbaar.
Universitas Sumatera Utara
Kata Pompe, sebagai ukuran untuk dapat dipertanggungjawabkan sebagian besar penulis memakai formula kemungkinan terpikirkan oleh
pembuat tentang arti perbuatan dan pikiran itu ditunjukan yang sesuai dengan perbuatan.
40
Amar Putusan Pengadilan Tinggi Jambi No : 78PID2010PT. JBI.
Tanggal 01 September 2010 adalah :
1. Keterangan Terdakwa sehingga menimbulkan adanya kegiatan aborsi Keguguran yang dilakukan RUKIYAH Alias WAK KIYAH Binti SAID AGIL
BARGABAH. Terdakwa RUKIYAH Alias WAK KIYAH Binti SAID AGIL
BARGABAH pada hari sabtu tanggal 19 Desember 2009 sekitar pukul 11.00 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2009 di Jln.
Iswahyudi Lr. Subur RT. 07 No. 48 Kel. Pasir Putih Kec. JMBI selatan Kota Jambi atau setidak-tidaknya termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Jambi, dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuan atas Nita Talita Almarhum dan ditemani oleh Reni
untuk datang ke rumah Terdakwa RUKIYAH alias WAK KIYAH Binti SAID AGIL BARGABAH. Terdakwa RUKIYAH melakukan melakukan pengurutan
dibagian perut Nita Talita almarhum kemudian juga Terdakwa menyuntikan obat kedalam tubuh NitaTalita dengan tujuan Terdakwa untuk membuka rahim
Nita Talita Almarhum untuk mempermudah mengeluarkan janin secara paksa dengan cara menggugurkan dengan obat yang digunakan OXITOXIN dengan
40
Hamzah Andi. Azas-Azas Hukum pidana. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta 1991. Halaman 125.
Universitas Sumatera Utara
menyuntikan dipantat Nita Talita Almarhum dan obat yang digunakan di kemaluan bernama SITOKTEK, Kemudian esok pada hari minggu tanggal 20
Desember 2009 sekitar pukul 11.00 Wib Janin yang ada didalam rahim Nita Talita Almarhum dikeluarkan dalam keadaan meninggal sarung tangan
membersihkan pusat janin dengan gunting kecil dan memandikan janin tersebut yang dilakukan oleh Terdakwa dan bungkus dengan kaos warna putih
kepada saksi M. Reza dan menguburkan janin dibawah pohon pisang disamping kanan sebelah rumah saksi M. Reza.
2. Biaya Yang Dikeluarkan Nita Talita Almarhum Kepada Terdakwa RUKIYAH Alias WAK KIYAH.
a. Upah Terdakwa tanggal 20 Nopember 2009 Sebesar Rp 800.000,- delapan ratus ribu rupiah.
b. Upah Terdakwa tanggal 23 Nopember 2009 Sebesar Rp 100.000,- seratus ribu rupiah.
c. Upah Terdakwa tanggal 27 Nopember 2009 sebesar Rp 500.000,- lima ratus rupiah.
3. Saksi terjadi kegiatan aborsi sesuai putusan Mahkamah Agung a. Saksi Reni
Saksi Reni menemani Nita Talita almarhum tanggal 23 Nopomber 2009 untuk melanjuti lagi pengurutan yang dilakukan oleh Terdakwa
RUKIYAH Alias WAK KIYAH binti SAID AGIL BARGABAH.
Universitas Sumatera Utara
b. Saksi M. Reza Saksi M. Reza mengambil janin dari tangan Terdakwa RUKIYAH
Alias WAK KIYAH binti SAID AGIL BARGABAH dan menguburkan janin tersebut dibawah pohon pisang disamping kanan sebelah rumah
saksi tersebut. 4. Barang bukti berupa :
a. 1 satu buah gunting kecil yang terbuat dari bahan Stainless. b. 1 Satu buah alat suntik Injeksi dan 2 dua Jarum suntik ;
c. 1 Satu buah besi kecil berbentuk bulat dengan panjang sekitar 20 cm terbuat dari bahan Stainless.
d. 1 satu buah sarung tangan warna kuning terbuat dari karet. e. 1 satu buah kasur busa ukuran panjang 200 cm warna kuning merah
bertuliskan Little Big Cat bergambar boneka. f. 1 satu buah terpalkaret warna hijau dengan ukuran panjang 100 cm dan
lebar 60 cm. g 1 satu buah cangkul bertuliskan Wiling Tolls dengan gagang terbuat dari
kayu warna coklat panjang 100 cm; h. 1 satu lembar kaos dalam laki-laki warna putih.
i. 15 satu per lima minyak baby oil merk Cussons beserta 1 botol Cussons baby oli ukuran 50 ml tutup warna pink.
Berdasarkan keterangan Terdakwa bahwa sebab-sebab etiologi criminal maka ia melakukan Aborsi terhadap Nita Talita Almarhum dengan barang-
barang bukti yang ada.
Universitas Sumatera Utara
5. Hukuman Pidana a. Tuntutan Pidana Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Jambi tanggal 22
Juni 2010 Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa RUKIYAH als WAK
KIYAH binti SAID AGIL BARGABAH dengan pidana penjara selama 3 tiga tahun dipotong selama dalam tahanan dengan perintah Terdakwa
untuk tetap ditahan. Berdasarkan fakta-fakta yang ada, maka perbuatan Terdakwa memenuhi unsur-unsur yang didakwakan oleh Jaksa penuntut
umum. b. Putusan Pengadilan Negeri Jambi No.235Pid.B2010PN.JBI tanggal 01
Juli 2010 Berdasarkan perbuatan Terdakwa maka sudah termasuk dalam tindak
pidana berupa pidana penjara selama 1 satu tahun dan 6 enam bulan. Memperhatikan Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009, Undang-Undang
Nomor 5 tahun 2004 dan perubahan kedua undang-undang Nomor 3 tahun 2009, Hal-hal yang memperberat adalah Perbuatan terdakwa yang telah
menyebabkan orang mati. 6. Penyebab-penyebab terjadinya aborsi ialah
a. Kurangnya pengetahuan yang lengkap dan benar mengenai proses terjadinya kehamilan, dan metode-metode pencegahan kehamilan.
b. Kehamilan yang tidak diinginkan bisa terjadi akibat tindak perkosaan.
Universitas Sumatera Utara
c Kehamilan yang tidak diinginkan bisa terjadi pada remaja yang telah menikah dan telah menggunakan cara pencegahan kehamilan tetapi tidak
berhasil kegagalan alat kontrasepsi. d Kurangnya pendidikan tentang kesehatan reproduksi
e Pengaruh media informasi. f Tidak memakai alat kontrasepsi saat berhubungan intim Semakin
longgarnya norma-norma dan nilai-nilai budaya agama serta kurangnya pengawasan orang tua baik di rumah maupun di sekolah.
7. Pasal-pasal yang tentang aborsi atau pengguguran kandungan adalah
a. Pasal 346 KUHP menyatakan :
Seorang perempuan yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyeluruh orang lain untuk itu maka diancam dengan
paling lama 6 enam tahun. b. Pasal 347 KUHP menyatakan :
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang perempuan tanpa persetujuannya diancam dengan
pidana penjara paling lama 12 dua belas tahun. 2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya perempuan tersebut maka
diancam dengan pidana penjara paling lama 15 lima belas tahun. c. Pasal 348 KUHP menyatakan :
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang perempuan dengan persetujuannya diancam
dengan pidana penjara paling 5 lima tahun 6 enam bulan.
Universitas Sumatera Utara
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya perempuan tersebut maka diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tujuh tahun.
d. Pasal 349 KUHP menyatakan : Jika seorang dokter, bidan, atau juru obat membantu melakukan
kejahatan berdasarkan Pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterapkan dalam pasal 347 dan 348,
maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambahkan dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana
kejahatan. Rumusan pasal-pasal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Seorang perempuan hamil yang dengan sengaja melakukan aborsi atau ia menyuruh orang lain, diancam hukuman empat tahun penjara.
2. Seseorang yang dengan sengaja melakukan aborsi terhadap ibu hamil dengan tanpa persetujuan ibu hamil tersebut, diancam hukuman penjara
12 tahun, jika ibu hamil tersebut mati, diancam penjara 15 tahun penjara.
3. Jika dengan persetujuan ibu hamil, maka diancam hukuman 5,5 tahun penjara bila ibu hamil tersebut mati diancam hukuman 7 tahun
penjara.
Universitas Sumatera Utara
4. Jika yang melakukan atau membantu melakukan aborsi tersebut seorang dokter, bidan atau juru obat ancaman hukumannya ditambah
sepertiganya hak untuk berpraktik dapat dicabut. 5. Setiap janin yang dikandung sampai akhirnya nanti dilahirkan berhak
untuk hidup serta mempertahankan hidupnya. Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau
pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus
Criminalis”, sedangkan yang menerima hukuman adalah: 1. Ibu yang melakukan aborsi
2. Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi 3. Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi
8. Hasil Visum Et-Repetrum Nomor R19XII2009Dokpol Tanggal 30 Desember 2009 perihal pemeriksaan janin Ny. Nita Talita
almarhum ditangani oleh Dokter Pramujoko, Sp. F, DFM dengan sumpah jabatan sesuai hasil pemeriksaan sebagai berikut :
a. Mayat janin berseta dengan ari-arinya dibungkus kain mori berwarna putih yang kotor oleh tanah dan cairan pembusukkan.
b. Mayat Janin sudah terpisah dengan ari-arinya dan dalam keadaan sudah membusuk dan pipih.
c. Panjang janin tiga belas setengah sentimeter, jenis kelamin janin tidak dapat ditentukan.
d. Ari-ari dalam keadaan sudah membusuk, namun masih dapat dikenali sebagai jaringan ari-ari dan kondisinya tidah utuh.
Universitas Sumatera Utara
Dengan sengaja termasuk juga dalam niat Terdakwa, ini dapat dibuktikan dengan menimbulkan kematian ini terbukti dengan hasil Visum Et-Repertum.
B. Pembuktian Tindak Pidana
Ruang lingkup hukum pidana, suatu perbuatan dikatakan perbuatan pidana apabila memenuhi semua unsur yang telah ditentukan secara dalam
suatu aturan perundang-undangan pidana. Sesuai pasal 1 ayat 1 KUHP yang menyebutkan bahwa tiada suatu perbuatan yang dapat dipidana kecuali atas
kekuatan aturan pidana dalam peraturan perundang-undangan yang telah ada, sebelum perbuatan itu dilakukan. Nullum delictum noela poena sine previa
lege tidak ada delik, tidak ada pidana tanpa peraturan lebih dahulu. Pasal 1
ayat 1 KUHP ini dikenal dengan atas legalitas. Kata kecuali dalam pasal 1 ayat 1 KUHP ini mengandung pembatasan terhadap perbuatan pidana. Tidak
setiap perbuatan dapat dikriminalkan walaupun secara etik mungkin bertentangan dengan moral kemasyarakatan atau bertentangan dengan hukum
kebiasaan suatu masyarakat. Criminal malpractice,
pembuktian didasarkan pada terpenuhi tidaknya semua unsure pidana karena tergantung dari jenis criminal merupakan
malpractice yang
didakwakan. Criminal
malpractice delik
umum, pembuktiannya pun tunduk pada hukum acara pidana yang berlaku, yaitu kitab
Undang-Undang Hukum Pidana KUHP. Dalam pasal 184 KUHAP disebutkan sebagai alat bukti yang dapat digunakan untuk membuktikan
peraturan pidana, yaitu keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, dan
Universitas Sumatera Utara
keterangan terdakwa. Perbuatan dikatakan terbukti sebagai perbuatan pidana apabila berdasarkan minimal dua alat bukti tersebut hakim memperoleh
kenyakinan bahwa perbuatan merupakan perbuatan pidana. Ilmu hukum pidana, perbuatan dikatakan perbuatan hukum pidana
apabila semua unsur pidananya terpenuhi. Malpraktek medic dapat ke ranah hukum pidana apabila memenuhi syarat
– syarat dalam 3 aspek yaitu : 1. Syarat sikap batin dokter.
2. Syarat dalam perlakuan medis. 3. Syarat mengenai hal akibat.
Dasar syarat dalam sikap batin adalah syarat sengaja atau culpa, yaitu wujud perbuatan dalam melakukan tindakan medik, syarat pelakuan medis
adalah perlakuan medis yang menyimpang, dan syarat akibat adalah syarat mengenai timbulnya dalam pelayanan medik dapat mengalami kesalahan
sengaja atau lalai yang pada ujungnya menimbulkan malpraktek medik, apabila dilakukan secara menyimpang. Dapat diartikan bahwa umumnya
melakukan malpraktek dan tidak selalu berakibat terjadinya malpraktek kedokteran menurut hukum, selain perbuatan-perbuatan dalam perlakuan
medic tersebut menyimpang masih ada syarat sikap batin akibat yang tidak mudah dipahami dan diterapkan. Kasus konkret tertentu menunjukan perbuatan
yang ternyata salah kadangkala bisa dibenarkan dengan alasan tertentu. Hal itu berarti untuk kasus konkret tertentu kadang diperlukan Misalnya salah dalam
membuat diagnosa tetapi perbuatan itu dapat dibenarkan apabila ada alasan
Universitas Sumatera Utara
pembenar yaitu fakta-fakta medis yang ada hasil pemeriksaan sesuai standart dari sudut kepatutan dibenarkan untuk menarik kesimpulan diagnosis.
41
Indonesia terdapat 2 dua aturan hukum yang mengatur tentang aborsi, yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP dan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan. Dalam pasal aborsi ada di pasal 346, 347, 348, dan 349 KUHP.
Pasal 346 KUHP menyatakan :
Seorang perempuan yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyeluruh orang lain untuk itu maka diancam dengan
paling lama 6 enam tahun.
Pasal 347 KUHP menyatakan :
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang perempuan tanpa persetujuannya diancam dengan pidana penjara
paling lama 12 dua belas tahun. 2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya perempuan tersebut maka
diancam dengan pidana penjara paling lama 15 lima belas tahun.
41
Ibid., Hal. 47
Universitas Sumatera Utara
Pasal 348 KUHP menyatakan :
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang perempuan dengan persetujuannya diancam dengan pidana penjara
paling 5 lima tahun 6 enam bulan. 2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya perempuan tersebut maka
diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tujuh tahun.
Pasal 349 KUHP menyatakan :
Jika seorang dokter, bidan, atau juru obat membantu melakukan kejahatan berdasarkan Pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah
satu kejahatan yang diterapkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambahkan dengan sepertiga dan dapat
dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan. Pada 347 dan 348 KUHP mengatur keterlibatan orang lain tindak pidana
aborsi. Apabila seseorang melakukan aborsi tanpa persetujuan dari perempuan yang kandungannya diaborsi, maka pertanggungjawaban pidana pelaku
didasarkan pada Pasal 348 KUHP. Adapun Pasal 349 KUHP mengatur tentang pemberatan dan pemberian pidana tambahan, yaitu dapat ditambah 13 dari
ancaman pidana dalam pasal yang dijadikan dasar tuntutan dan pencabutan hak untuk menjalankan pekerjaan profesi, apabila aborsi dilakukan oleh dokter
atau bidan atau apoteker. Tindak pidana aborsi dalam perpektif Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1992 diatur dalam pasal 80 ayat 1.
42
42
Yunanto. Ibid. Halaman 59.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENGADILI PELAKU
TINDAK PIDANA ABORSI OLEH SEORANG DUKUN BERANAK, DALAM PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG
NOMOR 2189 KPid2010
A. KRONOLOGIS KASUS