c Kehamilan yang tidak diinginkan bisa terjadi pada remaja yang telah menikah dan telah menggunakan cara pencegahan kehamilan tetapi tidak
berhasil kegagalan alat kontrasepsi. d Kurangnya pendidikan tentang kesehatan reproduksi
e Pengaruh media informasi. f Tidak memakai alat kontrasepsi saat berhubungan intim Semakin
longgarnya norma-norma dan nilai-nilai budaya agama serta kurangnya pengawasan orang tua baik di rumah maupun di sekolah.
7. Pasal-pasal yang tentang aborsi atau pengguguran kandungan adalah
a. Pasal 346 KUHP menyatakan :
Seorang perempuan yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyeluruh orang lain untuk itu maka diancam dengan
paling lama 6 enam tahun. b. Pasal 347 KUHP menyatakan :
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang perempuan tanpa persetujuannya diancam dengan
pidana penjara paling lama 12 dua belas tahun. 2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya perempuan tersebut maka
diancam dengan pidana penjara paling lama 15 lima belas tahun. c. Pasal 348 KUHP menyatakan :
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang perempuan dengan persetujuannya diancam
dengan pidana penjara paling 5 lima tahun 6 enam bulan.
Universitas Sumatera Utara
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya perempuan tersebut maka diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tujuh tahun.
d. Pasal 349 KUHP menyatakan : Jika seorang dokter, bidan, atau juru obat membantu melakukan
kejahatan berdasarkan Pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterapkan dalam pasal 347 dan 348,
maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambahkan dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana
kejahatan. Rumusan pasal-pasal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Seorang perempuan hamil yang dengan sengaja melakukan aborsi atau ia menyuruh orang lain, diancam hukuman empat tahun penjara.
2. Seseorang yang dengan sengaja melakukan aborsi terhadap ibu hamil dengan tanpa persetujuan ibu hamil tersebut, diancam hukuman penjara
12 tahun, jika ibu hamil tersebut mati, diancam penjara 15 tahun penjara.
3. Jika dengan persetujuan ibu hamil, maka diancam hukuman 5,5 tahun penjara bila ibu hamil tersebut mati diancam hukuman 7 tahun
penjara.
Universitas Sumatera Utara
4. Jika yang melakukan atau membantu melakukan aborsi tersebut seorang dokter, bidan atau juru obat ancaman hukumannya ditambah
sepertiganya hak untuk berpraktik dapat dicabut. 5. Setiap janin yang dikandung sampai akhirnya nanti dilahirkan berhak
untuk hidup serta mempertahankan hidupnya. Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau
pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus
Criminalis”, sedangkan yang menerima hukuman adalah: 1. Ibu yang melakukan aborsi
2. Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi 3. Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi
8. Hasil Visum Et-Repetrum Nomor R19XII2009Dokpol Tanggal 30 Desember 2009 perihal pemeriksaan janin Ny. Nita Talita
almarhum ditangani oleh Dokter Pramujoko, Sp. F, DFM dengan sumpah jabatan sesuai hasil pemeriksaan sebagai berikut :
a. Mayat janin berseta dengan ari-arinya dibungkus kain mori berwarna putih yang kotor oleh tanah dan cairan pembusukkan.
b. Mayat Janin sudah terpisah dengan ari-arinya dan dalam keadaan sudah membusuk dan pipih.
c. Panjang janin tiga belas setengah sentimeter, jenis kelamin janin tidak dapat ditentukan.
d. Ari-ari dalam keadaan sudah membusuk, namun masih dapat dikenali sebagai jaringan ari-ari dan kondisinya tidah utuh.
Universitas Sumatera Utara
Dengan sengaja termasuk juga dalam niat Terdakwa, ini dapat dibuktikan dengan menimbulkan kematian ini terbukti dengan hasil Visum Et-Repertum.
B. Pembuktian Tindak Pidana