Asas-asas Pemerintahan Daerah Kerangka Teori

commit to user 19 goverment. Keberadaan wilayah administrasi merupakan implikasi logis dan penerapan asas dekonsentrasi. Dalam hal ini dekonsentrasi merupakan pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada gubenur sebagai, wakil pemerintah dan atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. Karena yang diserahkan kepada gubernur selaku wakil pemerintah pusat hanya kewenangan administrasi maka terjadi hubungan hirarki antara pemerintah pusat dengan wilayah administrasi. Dengan demikian, wilayah administrasi profinsi adalah bawahan subordinat dan pemerintah pusat dan posisinya tergantung dari pemerintahan pusat. Provinsi di samping menganut asas dekonsentrasi juga menganut asas desentralisasi sehingga ia juga merupakan daerah otonom local seff government Sebagai daerah otonom, provinsi mempunyai wewenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan aspirasinya. Sebagai wilayah administrasi, provinsi dikepalai oleh kepala wilayah administrasi sebagai wakil pemerintah pusat. Oleh karena itu ia bertanggung jawab kepada pemerintah pusat. Sementara itu, sebagai daerah otonom, provinsi dikepalai oleh kepala daerah otonom yang bertanggung jawab kepada DPRD, Dalam hal ini, gubernur memangku kedua fungsi tersebut.

2. Asas-asas Pemerintahan Daerah

Dalam pelaksanaan pemerintah daerah harus berdasarkan asas-asas penyelenggaraan pemerintah, yaitu: a. Asas desentralisasi Asas desentralisasi adalah asas yang menyatakan penyerahan sejumlah urusan pemerintahan dari pemerintah pusat atau dari pemerintah daerah yang lebih tinggi kepada pemerintah daerah tingkat yang lebih rendah sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah itu. Dengan demikian, prakarsa, wewenang, dan tanggung jawab mengenai urusan-urusan tadi sepenuhnya menjadi tanggung jawab daerah itu, baik mengenai, politik kebijaksanaan, perencanaan, dan pelaksanaannya commit to user 20 maupun mengenai segi-segi pembiayaannya. Perangkat pelaksanaannya adalah perangkat daerah sendiri CST. Kansil, 2001: 3. Asas desentralisasi menurut Pasal 1 butir 7 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. Asas dekonsentrusi Asas dekonsentrasi adalah asas yang menyatakan pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat atau kepala wilayah atau kepala instansi vertikal yang lebih tinggi kepada pejabat-pejabatnya di daerah. Baik perencanaan dan pelaksanaannya maupup pembiayaannya tetap, menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Unsur pelaksanaannya dikoordinasikan oleh kepala daerah dalam kedudukannya selaku wakil pemerintah pusat. Latar belakang diadakannya sistem dekonsentrasi ialah bahwa tidak semua urusan pemerintah pusat dapat diserahkan kepada pemerintah daerah menurut asas disentralisasi CST. Kansil, 2oOl:, 4. Asas dekonsentrasi menurut Pasal 1 butir 8 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. c. Asas Tugas pembantuan Asas tugas pembantuan adalah asas yang menyatakan tugas turut serta dalam pelaksanaan urusan wajib pemerintah yang ditugaskan kepada pemerintah daerah dengan kewajiban mempertanggungjawabkannya kepada yang memberi tugas. Misalnya, kotamadya menarik pajak-pajak tertentu seperti pajak kendaraan, yang sebenarnya menjadi hak dan urusan pemerintah pusat CST. Kansil, 2001: 4. Asas tugas pembantuan menurut Pasal 1 butir 9 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupatenkota danatau desa serta pemerintah kabupaten kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu. commit to user 21

3. Otonomi Daerah