Tinjauan tentang Kelembagaan Daerah

commit to user 34 2 Badan, kantor, atau rumah sakit umum daerah sebagaimana dimakud pada ayat 1 dipimpin oleh kepala badan, kepala kantor, atau kepala rumah sakit umum daerah yang diangkat oleh kepala daerah dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat atas usul sekretaris daerah. 3 Kepala badan, kantor, atau rumah sakit umum daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 2 bertanggungjawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah. f. Kecamatan Kecamatan merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten dan daerah kota. Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh bupati walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Kecamatan dipimpin oleh camat. Kecamatan terdiri dari sekretariat, paling banyak 5 seksi, dan sekretariat membawahkan paling banyak 3 sub bagian. g. Kelurahan Kelurahan merupakan wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten kota dalam wilayah kecamatan. Kelurahan dipimpin oleh lurah yang membawahi sekretariat dan paling banyak 4 seksi. Selain organisasi perangkat daerah di atas, ada beberapa lembaga yang dapat dibentuk oleh daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

5. Tinjauan tentang Kelembagaan Daerah

Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerah dibantu oleh perangkat daerah yang terdiri dari unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam sekretariat, unsur pengawas yang diwadahi dalam bentuk inspektorat, unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik, diwadahi dalam lembaga teknis daerah, serta unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam dinas commit to user 35 daerah. Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan, namun tidak berarti bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Dengan perubahan terminologi pembagian urusan pemerintah yang bersifat konkuren berdasarkan Undang-Undmg Nomor 32 Tahun 2004, maka dalam implementasi kelembagaan setidaknya terwadahi fungsi-fungsi pemerintahan tersebut pada masing-masing tingkatan pemerintahan. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib, diselenggarakan oleh seluruh provinsi, kabupaten, dan kota, sedangkan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan hanya dapat diselenggarakan oleh daerah yang memiliki potensi unggulan dan kekhasan daerah, yang dapat dikembangkan dalam rangka pengembangan otonomi daerah. Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi dan memunculkan sektor unggulan masing-masing daerah sebagai upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya daerah dalam rangka mempercepat proses peningkatan kesejahteraan rakyat. Asas yang dipergunakan dalam penyusunan dan pengembangan kelembagaan daerah adalah: a. Asas efesiensi; dan b. Asas efektivitas Asisten Administrasi Sekda Propinsi Jawa Tengah, 2004. Dalam penyusunan dan penataan organisasi perlu diperhatikan prinsip- prinsip penataan organisasi sebagai berikut: a. Ramping struktur kaya fungsi; b. Kejelasan tujuan organisasi dan visi yang akan diwujudkan; c. Pembagian dan perumusan tugas yang jelas antara satuan-satuan organisasi yang akan dibentuk, sehingga tidak terjadi tugas dan fungsi yang tumpang tindih commit to user 36 d. Mempertegas fungsi lini dan staff e. Menyusun pola organisasi sesuai kebutuhan nyata; f. Menyusun pengembangan jabatan fungsional, sehingga dapat mengatasi kekurangan pada jabatan structural g. Kejelasan beban tugas masing-masing satuan organisasi dan mewadahi fungsi yang berkembang; dan h. Memperjelas tata laksana atau mekanisme kerja dan lain-lain Asisten Administrasi Propinsi Jawa Tengah, 2000: 5.

6. Tinjauan Tentang Teori Pelaksanaan Hukum Peraturan Daerah