Lateks Alam Dasar Teori .1 Struktur Perkerasan Jalan

Tabel II.2 Persyaratan Aspal Penetrasi 6070 No. Jenis Pengujian Metode Persyaratan 1 Penetrasi, 25 ºC, 100 gr, 5 detik; 0,1 mm SNI 06-2456-1991 60 – 70 2 Titik Lembek; ºC SNI 06-2434-1991 ≥ 48 3 Titik Nyala; ºC SNI 06-2433-1991 ≥ 232 4 Daktilitas, 25 ºC; cm SNI 06-2432-1991 ≥ 100 5 Berat jenis SNI 06-2441-1991 ≥ 1,0 6 Kelarutan dalam Trichlor Ethylen; berat AASHTO T44-03 ≥ 99 7 Penurunan Berat dengan TFOT; berat SNI 06-2440-1991 ≤ 0,8 8 Penetrasi setelah penurunan berat; asli SNI 06-2456-1991 ≥ 54 9 Daktilitas setelah penurunan berat; asli SNI 06-2432-1991 ≥ 100 Sumber : Spesifikasi Umum 2010 revisi II

II.2.5 Lateks Alam

Lateks merupakan salah satu polimer organik yang memperlihatkan resiliensi daya pegas atau kemampuan meregang dan kembali ke keadaan semula dengan cepat. Karet alam termasuk salah satu polimer jenis elastomer yang ketersediannya cukup berlimpah diindonesia karena merupakan salah satu komoditas unggulan hasil perkebunan dalam negri. Sebagai produsen karet alam indonesia perlu membuka potensi penggunaan karet alam baru, seperti lateks alam sebagai bahan tambahan pada bahan pengikat aspal. Namun selama ini penggunaan lateks alam sebagai aditif masih terbatas karena terdapat kelemahan dari lateks alam, disebabkan lateks mudah menggumpal ketika dicampur dengan aspal, kadar air lateks pekat yaitu jenis lateks alam dalam perdagangan masih tinggi, selain itu bobot molekul karetnya yang tinggi, Universitas Sumatera Utara sehingga sulit untuk diaplikasikan dengan cara penyemprotan spraying. Rizky Pradana Trisilvana Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Madi Hermadi 2015, menjelaskan bahwa Lateks alam belum banyak digunakan sebagai bahan modiikasi aspal. Namun pengkajian terhadap aspal yang dimodifikasi lateks alam sudah dilakukan, misalnya oleh Robinson 2004. Hasil kajian robinson tersebut menunjukkan bahwa penambahan lateks alam dapat meningkatkan sifat mekanik dan struktural aspal, yaitu: 1. Meningkatkan kekerasan aspal sehingga lebih tahan terhadap rutting. 2. Menurunkan kekakuan sehingga lebih tahan terhadap retak. 3. Mengurangi kerentanan terhadap dilapangan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Madi Hermadi 2015, menyimpulkan bahwa Lateks Alam dapat digunakan sebagai bahan tambahan untuk meningkatkan kualitas aspal minyak agar memiliki sifat reologi yang lebih baik, yaitu lebih elastis, lebih kaku, lebih tahan terhadap rutting, dan lebih tahan tehadap retak. Universitas Sumatera Utara Tabel II.3 Persyaratan Aspal PolimerModifikasi No. Jenis Pengujian Metode Persyaratan 1 Penetrasi, 25 ºC, 100 gr, 5 detik; 0,1 mm SNI 2456-2011 50-70 2 Titik Lembek; ºC SNI 2434-2011 - 3 Titik Nyala; ºC SNI 2433-2011 ≥ 232 4 Daktilitas, 25 ºC; cm SNI 06-2432-1991 ≥ 100 5 Berat jenis SNI 2441-2011 ≥ 1,0 6 Kelarutan dalam Trichlor Ethylen; berat SNI 06-2438-1991 ≥ 99 7 Penurunan Berat dengan TFOT; berat SNI 06-2440-1991 ≤ 0,8 8 Perbedaan Penetrasi setelah TFOT; asli SNI 06-2456-1991 ≥54 9 Daktilitas pada 25 ºC; cm SNI 06-2432-1991 ≥ 100 Sumber : Spesifikasi Umum 2010 revisi II

II.2.6 Bahan penyusun Lapisan Aspal Porus